34. Selamat Tinggal

1.6K 139 14
                                    

"Seminggu yang lalu waktu balik dari rumahnya Pak Junho, gue nggak sengaja ketemu sama dia." Hendery tersenyum ke arah Yeonjun dan mulai menceritakan tentang dia dan seorang perempuan yang akhir-akhir ini membuat Hendery lupa akan patah hatinya.

Sore itu Hendery memang memutuskan untuk kembali sendirian dari rumah Pak Junho, sebab dia tidak ingin kelewatan jam tayang anime kesukaannya. Berjalan dengan langkah yang panjang, kakinya tiba-tiba berhenti ketika ia melihat satu meter di depannya ada seorang gadis yang kesusahaan menyalakan mesin motor matic.

Cewek itu terlihat malu juga bingung dengan apa yang dia alami saat ini.

Hendery awalnya hendak menghiraukan dan lanjut jalan sambil berpura-pura tak melihat tetapi diurungkan karna ada rasa mengganjal di hatinya. Ia pun mendekati gadis itu dan bertanya, "mesin motornya mati ya?"

Gadis itu mendongkak, "ah..iya."

"Bensinnya ada emang?"

"Seharusnya ada sih."

"Seharusnya?"

Gadis itu mengangguk. "Iya seharusnya ada karna tadi Kak Juyeon nggak bilang apa-apa pas waktu aku pinjem motornya."

Hendery mengerjapkan matanya. Pandangannya kini tertuju ke parameter bensin, "itu habis deh soalnya jarumnya udah nunjuk ke bawah," ujar Hendery.

Cewek itu menyipitkan matanya melihat parameter bensin, "jadi kalau ke bawah itu bensinnya habis ya? Ish bodoh banget aku mau aja dibegoin sama Kak Juyeon."

Hendery mengangguk sambil menahan senyumannya, orang bodoh juga bakalan tau sih kalau jarumnya ke bawah bensinnya habis.

"Ada pom bensin nggak disekitar sini?" Tanya cewek itu.

"Paling deket dari sini sekitar 700 meter."

"Jauh ya, bisa pegel ini kaki kalau harus bawa motornya juga."

"Kamu bukan orang kampung sini?" Tanya Hendery.

Cewek itu mengangguk, "makanya kalau harus bawa motornya ke pom bisa-bisa sampai rumah habis mahrib, pasti kena omel sama Ibu sih soalnya aku keluar tadi juga nggak bilang."

"Asli mana emang?"

"Makasar."

"HAH?!" Pekik Hendery. Matanya mengerjap, "M-Makasar?"

"Iya, aku ke sini sama Ibu buat hadirin acara nikahan sodara di Desa Manukan tapi aku malah kesasar sampai ke sini," jelas gadis itu.

"Oh gitu hahaha aku pikir..."

"Kamu pikir apa? Aku naik motor dari Makasar ke sini gitu?"

Hendery mengangguk.

"Hahaha, ya nggak lah bisa patah punggung aku kalau motoran dari Makasar ke sini. Lucu juga ya kamu." Gadis itu tertawa sambil menepuk-nepuk jok motornya.

Hendery jadi malu dengan pemikiran bodohnya tadi, ia ikutan tersenyum sambil menggaruk-garuk tengkuknya.

"Oh iya nama aku Hyewon." Hyewon mengulurkan tangannya dengan maksud mengenalkan diri.

Hendery menatap tangan Hyewon cukup lama kemudian tersadar dan balik mengulurkan tangannya, "Hendery."

"Hendery Hyewon, lucu juga ya kayak anak kembar," ucap Hyewon.

"Haha, iya."

"AH!" Suara pekikan dari Hyewon membuat Hendery terkejut.

"Ada apa?" Tanya Hendery.

"Blue Lock, hari ini jadwal tayang episode sepuluh tapi aku kelupaan."

"Blue Lock?"

"Anime hehe.."

Oh, KKN! Where stories live. Discover now