Lelaki itu menatap Abel lekat walau penerangan mereka minim. Ia meraih tangan Abel yang menyentuh wajahnya, menggenggamnya erat.
"Makasih ya, Kak Abel, udah percaya sama Agam."
"Aku juga, makasih karena kamu udah bela aku di depan Karina."
"Itu udah kewajibannya Agam! Pokoknya, kalau ada yang ngomong nggak-nggak soal Kak Abel, pasti Agam marahin!"
Lesung pipi Abel kembali timbul, tetapi Agam tak bisa melihatnya dengan jelas karena masalah penerangan. Tidak masalah juga sebenarnya, karena Agam bisa membayangkan bagaimana wajah Abel saat tersenyum. Kehangatan tangan Abel dalam genggamannya membuat Agam merasa tenang.
"Aku sayang kamu," ujar Abel pelan dan lembut, membuat Agam tersenyum lebar karena ini pertama kalinya Abel yang mengucap jika ia menyayangi Agam lebih dahulu.
"Agam juga sayang Kak Abel."
Percakapan mereka malam itu berlalu begitu saja. Hari berganti, minggu terlewati dan bulan februari selesai secepat ia datang. Lagi-lagi, Abel dan Agam kembali sibuk, sulit bertemu dan hanya bisa bertukar kabar lewat pesan dan telepon.
Gosip-gosip murahan tentang Agam dan Karina terus berhembus kencang di internet. Kadang naik ke permukaan, kadang tenggelam oleh gosip lain. Namun, gosip mereka bertahan cukup lama, timbul lagi saat perilisan film pertama yang Agam bintangi tiba.
Love Chain dirilis pada 18 Mei, sangat heboh karena pemeran utamanya adalah aktor terkenal yang punya banyak penggemar. Walau demikian, nama Agam trending di mana-mana pada hari itu. Berkat penampilannya yang dibuat oleh Aidan bak lelaki dari keluarga old money, orang-orang menjadi penasaran padanya.
Agam tampil sederhana dengan kaus polo putih berkerah, celana kotak-kotak warna biru dongker dan sepatu pantofel hitam. Ia diberikan gelang cartier sebagai aksesoris oleh Aidan. Cincin couple mereka melingkar di jari manis Agam. Rambut hitamnya disisir rapi, membuat aura lelaki old money yang menyelimutinya semakin kuat.
Abel melihat sendiri betapa tampannya Agam. Aidan memberinya tiket premiere film Agam, membuat Abel diam-diam datang untuk menonton juga. Ini adalah pertama kalinya Abel menghadiri premiere film, sehingga ia sedikit terkejut juga melihat ramainya wartawan yang datang. Abel tersenyum lebar, mengeluarkan ponselnya dan memotret Agam dari kejauhan. Ia akan menunjukkan hasil fotonya kepada Agam saat mereka bertemu nanti. Saking tampannya Agam hari itu, Karina sampai tidak mau melepaskan gandengannya dari lelakinya. Risih tertulis jelas di wajah Agam, tetapi Abel melihatnya menahan diri dengan baik.
Untungnya, Agam tidak marah-marah pada Karina di depan kamera. Abel hanya mengamatinya diam-diam dari tempatnya berdiri, mengagumi Agam yang berhasil mendapat spotlight dari publik. Film yang Agam perankan juga punya jalan cerita yang cukup bagus. Akting Agam untuk film pertamanya cukup baik, walau pada beberapa adegan kelihatan agak canggung.
Abel bisa menebak jika hal itu karena Agam risih. Agam kelihatan canggung setiap ia harus beradegan mesra dengan Karina. Selebihnya, akting Agam sangat baik. Rasa bangga dan senang membuat Abel tak bisa berhenti tersenyum ketika film selesai diputar. Beberapa fans yang datang menonton sempat mengajak pemeran film berfoto di area kursi D, tempat mereka duduk sepanjang film diputar. Abel yang duduk di area kursi A memutuskan untuk segera meninggalkan studio premiere, dengan tenang melewati beberapa fans yang sedang mengantri untuk mengajak pemerannya berfoto.
Lalu, saat melewati area kursi D, Abel tanpa sengaja bertemu pandang dengan Agam. Ia tersenyum manis, segera melangkah pergi meninggalkan studio. Namun, Agam malah menerobos kerumunan fans, mendekati Abel dan merangkul pinggangnya. Abel menatap Agam terkejut, mencoba mendorongnya, tetapi Agam malah mempererat rangkulannya.
"Agam mau foto sama Kak Abel," bisiknya membuat Abel menatapnya sambil menggeleng.
"Gam," gumam Abel dengan nada menegur.
Agam mengabaikan Abel, mencari kamera yang memotret mereka, lalu membuat Abel berpose bersamanya ke arah kamera yang memotret mereka. Agam tersenyum, sementara Abel memasang wajah panik. Matanya menjelajah sekitar, mencari manajer Agam yang baru dipekerjakan dan tidak menemukannya di mana-mana.
"Senyum, Kak Abel!" pinta Agam, membuat Abel mengerutkan kening.
"Banyak fans-mu, Gam!" desis Abel mencoba melepaskan rangkulannya, tetapi lelaki itu menarik tubuh Abel supaya semakin dekat dan menempel padanya.
"Senyum!" ujar Agam tak mau dibantah, membuat Abel mau tak mau tersenyum kepada kamera dengan canggung.
Rangkulan Agam di pinggang Abel tampak mesra. Lelaki itu bahkan menempelkan kepalanya ke kepala Abel, memberi kesan kepada semua orang jika Abel adalah seseorang yang spesial buatnya. Lalu, setelah berfoto, Abel bersikap selayaknya seorang fans pada umumnya, tersenyum dan berterima kasih pada Agam sebagaimana fans akan bereaksi.
Agam tidak bereaksi banyak, hanya menatap Abel dengan wajah tanpa ekspresi berbisik pada Abel. "Nanti telepon Agam, ya kalau udah sampai di rumah."
Abel mengangguk, bertemu pandang dengan Karina yang wajahnya tampak datar. Dilihat langsung begini, Karina Ornella sangat cantik. Abel tidak mengatakan apa-apa, meninggalkan studio premiere diiringi pandangan iri bercampur penasaran dari fans dan wartawan. Uh, entah kenapa, Abel merasa ia dan Agam akan berada dalam masalah besar.
YOU ARE READING
No Strings Attached
RomanceLengkap✅️ [MATURE] Arabella Luda bukan pembuat keputusan yang baik saat ia sadar. Apalagi saat ia setengah tidak sadar. Dan karenanya, mau tak mau Abel harus terlibat dengan Agam Pangestu, brondong tampan dengan tubuh bongsor yang ia renggut kali pe...
