Karina sepertinya tidak tahu kata menyerah!

Agam benar-benar kesal. Gara-gara ulah Karina, namanya muncul di akun gosip. Ia dijodoh-jodohkan oleh fansnya dengan perempuan itu. Dan juga, sutradara mengirim mereka bekerja pada hari Natal. Padahal, Agam sudah ada janji dengan Abel.

Batal sudah janji Agam untuk menemui Abel karena syuting interview dadakan itu. Katanya, syuting itu perlu untuk mempromosikan film mereka. Sekalian, memanfaatkan shipper viral GamRina yang langsung banyak saja dalam beberapa hari.

"Kamu marah ya, Gam?" tanya Karina, lima menit setelah pekerjaan mereka selesai.

Agam melirik Karina, sedikit marah dan ingin mengomelinya. Janjinya bertemu dengan Abel batal gara-gara perempuan itu. Namun, lelaki itu hanya bisa diam dan menarik napas panjang. Agam tidak bisa asal bertindak. Ia harus profesional walau hatinya dongkol bukan main. Ingin Agam lempar saja badan Karina supaya tidak menghalau langkahnya.

"Nggak," ketusnya, berlalu meninggalkan Karina untuk membersihkan riasannya.

Namun, Karina mengikutinya. "Tapi, kamu nggak mau ngomong sama aku."

"Saya capek," ketus Agam, benar-benar mengabaikan Karina. Namun, Karina menahan lengannya.

"Maafin aku, ya? Gara-gara aku, kamu jadi syuting di hari Natal gini," lirih Karina dengan wajah memelas.

Agam melepaskan tangan Karina dari lengannya. "Bagus kalau sadar. Tolong jangan diulangi."

Laki-laki itu kemudian beranjak menuju ruang gantinya, menghapus riasan dan berganti pakaian. Agam punya waktu libur sampai tanggal 27 sebelum syuting film dilanjutkan lagi. Ia ingin buru-buru pulang dan menemui Abel. Juga mengunjungi neneknya yang mungkin menunggunya juga.

Namun, saat Agam keluar dari ruang tunggunya, salah satu staf kru syuting interview malah menghadangnya.

"Mau ke mana Gam? Karina ngajak makan-makan nih. Yuk, makan-makan dulu."

Kesabaran Agam hampir habis. Matanya mencari sosok Karina yang berdiri tak jauh darinya, sudah mengenakan pakaian kasual. Perempuan itu tersenyum tipis ke arah Agam. Kalau saja bukan karena pekerjaan, Agam yakin ia akan memaki Karina yang menghalau rencananya.

"Saya udah ada janji," kata Agam hendak pergi.

"Bentar aja, Gam. Ditraktir sama Rina loh!" cegah staf itu.

"Maaf, Nenek saya udah nunggu di rumah sakit," sahut Agam sopan, mencoba terdengar netral hatinya benar-benar sudah tak sabar ingin meninggalkan lokasi syuting untuk menemui Abel.

"Oh, Nenek kamu masuk rumah sakit?"

Agam mengangguk. "Iya. Udah lama di sana soalnya harus rawat inap."

Staf itu mengangguk dan melepaskan Agam. "Ya udah, hati-hati ya."

"Iya, makasih. Saya duluan ya." Agam melangkah pergi, sekilas sempat melihat wajah panik Karina.

Perempuan itu langsung menyusulnya begitu Agam pergi, menahan lengannya lagi. "Kamu mau ke mana, Gam?"

Ya Tuhan! Sekali lagi Karina menahan lengannya, Agam benar-benar akan mendorongnya sampai terpental ke dinding. Atau tidak akan ia lakukan mengingat Karina itu perempuan. Neneknya tidak mengajarinya untuk menyakiti perempuan. Agam menarik lengannya agak kasar, menatap Karina dengan tatapan tak suka.

"Pulang," ketusnya.

"Tapi, kita 'kan, mau makan-makan? Kamu mau ngapain pulang cepet-cepet?" tanya Karina lagi, masih mencoba menghadang Agam. Sial, apa urusan Karina dengan jadwalnya? Memang siapa dirinya?

Agam menghela napas berat, membalikkan badannya agar berhadapan dengan Karina langsung dan menatapnya lurus dengan wajah tak bersahabat. Emosinya hampir meledak, tetapi mati-matian ditahannya. Agam masih rookie, ia harus menjaga sikap dan tingkahnya. Walau begitu, wajahnya tak bisa diajak kompromi. Agam kelihatan seram dan sangat jengkel. Bukannya takut, Karina malah bersemu. Makin jengkel Agam dibuatnya.

"Tolong kamu urus urusanmu sendiri. Jangan ikut campur sama urusan pribadi saya," kata Agam dengan nada ketus. Mata Karina membulat mendengar ucapan Agam. "Dan juga, saya sudah punya kekasih. Tolong berhenti nempel-nempel sama saya. Selama ini, saya udah berusaha profesional, tapi kamu nggak bisa profesional."

Karina membeku, sementara Agam menatapnya lekat dengan wajah kesal. Lalu, setelahnya ia melangkah pergi meninggalkan Karina dengan wajah masam. Agam tidak mau buang-buang waktu lagi. Liburannya singkat dan ia ingin segera menemui pujaan hatinya yang pasti sudah menunggunya saat ini.

Sialan, Agam tak pernah tahu menjadi selebriti akan semenjengkelkan ini!

Note:

Santai dulu ya

No Strings AttachedWo Geschichten leben. Entdecke jetzt