1.

876 70 6
                                    

"Kamu kaget aku tau?!"

"Aku diem bukan berarti aku gatau Sana! "

Suaranya terdengar berteriak, yang diajak bicara sudah menangis, pikirannya sudah tak bisa mencerna apapun, dia takut kalau seseorang yang ada di hadapan nya ini pergi akan kesalahan yang dia perbuat.

"Aku tau!! Aku tau semua Sana!!

Sana, dia terus berusaha mengengam tangan itu, dia mencoba untuk menenangkan kekasihnya yang sudah seperti orang kesetanan. Percuma saja semua sudah terlambat. Dia sudah menghancurkan hati yang terus berusaha utuh menyimpan namanya didalam sana.

"Kita selesai."

"Aku permisi, Ka Sana!"

Tubuhnya mematung kaku, pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi memang sudah sangat sering apalagi untuk seminggu terakhir. Tapi dia tidak menyangka kalau pada akhirnya seseorang yang sangat dia cintai akhirnya menyerah juga.

Sosok yang hampir tiap hari dia temui 7 tahun belakangan, kini mulai berkemas, memasukan barang-barangnya.

Diluar sedang hujan, petir menyambar tapi tak membuat seseorang itu bertahan mengurungkan niatnya untuk pergi.

Hubungan yang sudah bertahun-tahun terjalin, harus berakhir.

Dia tersedu, menangis sejadi-jadinya, membiarkan malam dingin ini menjadi semakin pilu ikut merasakan sakit hatinya.

Dia menjatuhkan dirinya, hanya bisa menangis dan menangis.

Lemari kosong yang masih terbuka membuatnya semakin sadar, kalau dia baru saja kehilangan.

Handphone disampingnya terus berdering, seseorang lain begitu mengkhawatirkannya.

Dia merasa hatinya tersayat sayat sakit sekali, dadanya begitu sesak.


"Tzuyu... "


Empat tahun yang lalu, tepatnya tahun 2017 dia memutuskan untuk menjalin hubungan dengan teman sekaligus rekan kerjanya.

Terjalin hubungan ini bukan hal mudah, banyak hal yang harus mereka jalani. Namun kini dia lah penyebab semuanya  berakhir, semua pengorbanan yang mereka lakukan seakan hanya omong kosong yang tak ada gunanya. Kata-kata yang selalu mereka hindari, akhirnya terlontar juga.

Hubungan ini terasa mudah ditahun pertama kedua ketiga, cobaan datang ditahun keempat, bagaimana dia yang lelah menjalani hubungan sembunyi-sembunyi.

Bagaimana dia yang lelah terus berpura-pura.

Bagaimana dia yang selalu merasakan kalau kekasihnya terlalu mendalami peran, sikapnya yang dingin didepan publik kadang terasa hingga hatinya.

Tapi pada akhirnya dia yang mencoba mengerti itu, ditinggalkan juga.


"Sana... "

"Ji... "


Jihyo. Sosok teman yang selalu mengerti bukan hanya pada nya, tapi dengan teman-teman yang lainnya juga.

Walau tak diminta mengurus semuanya, tapi Jihyo selalu merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada teman-teman nya.

"Tzuyu... "

Tanpa ingin mendengarkan penjelasan nya, Jihyo yang baru saja datang langsung memeluknya.

Menyalurkan rasa hangat, mencoba menenangkan, walau tentu saja hatinya kini sedang sakit mau bagaimanapun akan tetap sakit.

"Dia pergi Ji."

REWIND [END]Where stories live. Discover now