pikiran itu membuat Marvel semakin menekan emosinya.
"KENAPA KAU MENINGGALKANKU?!" kini bentakan sang anak membuat Liu tersadar, mungkin ia sudah terlalu lama membiarkan emosi Marvel menguap.
Liu bingung bagaimana cara menjelaskannya pada Marvel.
"Karna itu sudah menjadi tanggung jawabku, sebagai seorang ksatria. Itulah yg sudah menjadi sumpahku saat aku diangkat menjadi heart, begitupun dengan ayahmu" mendengar penjelasan Liu membuat Marvel merasa pilu
Jawaban macam apa itu? Apakah itu yg di sebut ibu.
"Tanggung jawab? Apa maksudmu tanggung jawab?!" Marvel kembali meninggikan nadanya pada Liu, membuat Liu merasa sedih.
"Anakmu adalah tanggung jawabmu!! lalu apa? Kau menyerahkan ku pada org lain, pada genah!"
"Kau tidak bisa mengirimkan sepucuk surat atau semacamnya? dan tidak hanya meninggalkanku begitu saja!"
semakin lama nada Marvel semakin mengecil, suaranya terdengar bergetar dan bisa menangis kapan saja.
"Aku hidup 15 tahun tanpa mengetahui siapa orang tuaku sendiri."
"Lalu kau dan ayah meninggalkan emerald itu pada kami, kau tau berapa kali aku hampir mati?! berapa banyak temanku yang hilang!?"
Liu menatap anaknya yg terduduk, ia mengetahui semuanya, ia tau rasa sakit Marvel karna Marvel adalah anaknya.
tapi Marvel sampai melampiaskannya seperti ini, seburuk itukah Liu?
Sang ibu perlahan mendekat, lalu memeluk Marvel hangat, pelukan yg di perlukan seorang anak. pelukan menenangkan dari sang ibu.
hal itu yg tak pernah di rasakan Marvel.
"Maafkan aku Marvel.. kau telah melalui banyak kesulitan dalam hidupmu,"
"Dan kau berhak marah kepadaku dan ayahmu, tapi kami takkan mungkin meninggalkanmu tanpa kami yakin bahwa genah akan bisa menjagamu"
Manik Marvel melebar, ia menggigit bibir, rasanya seolah ia sudah bersalah karna membentak wanita yg ber notabe ibunya sendiri.
"Kami tidak mungkin meninggalkanmu, kalau kami tidak yakin kau bisa menghadapi semua kesulitan yg kau alami." suara menenangkan tersebut akhirnya membuat Marvel menangis, rasa sedih bercampur.
"Dan, kami meninggalkan sesuatu untukmu sebelum kami pergi. Walaupun bukan dana sebuah bentuk surat yg kau mau."
Liu mengangkat tangannya, dan meletakkannya di dada Marvel.
"Tapi.. sihir gelapmu itu adalah pemberian dari ayahmu, sebuah serpihan dirinya."
Maniknya menatap sang ibu, manik emeraldnya seolah bertanya.
"Dan dariku.. adalah cahaya untuk menerangi mu di malam yg paling gelap."
Butiran bagaikan kristal itu mengambang, menyelimuti dengan perasaan hangat dan tenang.
Warna hijau yg menenangkan juga menambah kesan tenang yg di hasilkan.
Ia terkejut karna sebuah sihir masuk kedalam dirinya.
"Ini.. apakah ini sihirmu ibu?" mendengar pertanyaan itu Liu tersenyum, ia berdiri dari duduknya
"Yah, sihir cahaya. Itulah kenapa aku dan ayahmu sangat cocok." ia mengenang masalalu, senyumannya tampak sangat tenang.
YOU ARE READING
π~^ Masuk Dunia Lain ^~π { Viva Fantasy X Reader }
Fantasy[TAHAP REVISI SELESAI!] disini mengisahkan gadis yang memasuki dunia lain gimana ceritanya mari kita simak baik baik wait wait wait jangan copy ok ----√• so i hope you gusy ennjoying •√---- Warning [Tahap REVISI]
Bab 9. End the series
Start from the beginning
