Bab 8. persiapan perang

Start from the beginning
                                        

"cantik.." Ara terpesona

Misel menarik tangannya lalu mengarahkan bunga itu ke kepala Ara.

"Iya, cantik, kayak org yg lagi pakenya." Misel tersenyum, sedangkan Ara tersipu malu

"Haduhh, perasaan kamu bocil deh, tapi kok pinter banget nge gombal" MiiChan tertawa kecil

"Hehe, belajar dikit dari gizan" dengan kekehan Misel menjawab

"Owalahhh pantesan" ucap MiiChan mewajarkan

"Ihh~ lucu banget sih Misel~~!" Ara memainkan pipi gadis surai caramel itu

Sedangkan yg di cubit hanya bisa meng aduh dan mendesah pasrah.

Di saat kebersamaan mereka, seseorang muncul tiba tiba.

"Permisi, maaf mengganggu kalian, tapi saya ada urusan dengan Misel." Ucap seseorang dengan sopan.

Itu adalah Rafel, ia di perintahkan oleh R. Malik untuk membawa Misel.

Misel mengangguk dan berjalan pergi mengikuti Rafel.

Ara terlihat sedih, bahkan MiiChan menurunkan telinga kelincinya karna sedih.

"Kau jangan kelayapan sembarangan Misel" peringat Rafel menoyor kepala sang gadis

Ia hanya bisa meng-aduh pelan karna di toyor Rafel.

"Iya iyaaa" ujung ujungnya hanya bisa meng-iyakan saja.

.
.
.

Setelah pertemuan formal antara R. Malik, R. Ayon dan R. GM Misel akhirnya bisa istirahat

Ia memikirkan hal yg dikatakan R. GM yg meminta Misel menjadi kartu as untuk penyerangan herobrine nanti.

—·flashback.

"Ada apa anda memanggil saya raja Malik?"

Misel sudah sampai, lalu Rafel segera di suruh keluar oleh R. Malik, Rafel hanya menurut pada rajanya.

Tak lama R. GM mulai angkat suara
"Begini Misel, kami sudah berdiskusi ini dan kami setuju. Kau akan menjadi kartu as saat melawan herobrine"

Manik Misel melebar, bibirnya terkantup. Ia tak bisa mengelak karna tujuannya di panggil ke dunia ini bukan hanya untuk melawan herobrine. tapi juga karna para 'dewa dewi' yang memerlukan hiburan dari 'dia'.

"Maaf karna tidak meminta persetujuan mu terlebih dahulu, tapi ini sudah mutlak. Kamu tidak bisa menolak menjadi alat perantara untuk mengalahkan herobrine, kamu tak masalah kan?" R. Ayon angkat suara

"Kau tidak bisa menolak bocah." R. Malik juga ikut andil

"A-... Hahh, baiklah saya tidak ada cara untuk menolak lagi jika ini sudah mutlak" itulah pilihan satu satunya.

"Terima kasih karna mau berkerja sama Misel, dan jika perang ini selesai kau bisa membebaskan apapun yg kau mau dari sekarang. Tidak akan ada tuntutan dan pelatihan paksa untukmu lagi, dan kau tidak akan pernah terlibat ikut perang." Ucap R. Ayon yg mengerti keinginan Misel meskipun itu mustahil

π~^ Masuk Dunia Lain ^~π { Viva Fantasy X Reader }Where stories live. Discover now