4. Happiness

64 16 0
                                    


"Jadi lo nolak tawaran dia?"

"Hm."

"Kenapa?"

Merasa tidak ada jawaban, Amel berdecak. Rupanya Naya malah fokus melihat-lihat kumpulan novel di rak. Setelah seharian bersama, sore itu keduanya pergi ke toko buku sebagai tujuan akhir mereka.

"Nay!"

"Ck! Apa?"

"Kenapa lo nolak dia?"

"Ya gue nggak mau ngelibatin Kak Hafidz."

"Bukannya dulu lo bilang bakal bawa Kak Hafidz dengan cara apapun."

"Sekarang nggak."

Amel menghela nafasnya. Keduanya memilih tidak membahasnya lagi. Setelah beberapa menit, keduanya pergi ke kasir untuk membayar buku mereka. Dan segera keluar dari toko Buku.

"Nay, gue duluan ya. Papa udah jemput." ucap Amel sebelum pergi.

Naya mengangguk, "Iya. Kak Hafidz juga lagi otw kok."

"Ya udah Nay, bye." ucap Amel sembari melambaikan tangan.

Naya membalas dengan senyuman sambil ikut melambaikan tangan. Mobil Papa Amel sudah stay beberapa saat lalu.

"Nay!"

Naya menoleh dan mendapati Hafidz dengan motor hitamnya, "Kak Hafidz?"

Naya pun menghampiri Hafidz yang sudah stay di atas motornya.

Hafidz memasang senyumnya ketika Naya menghampirinya, "Udah Sholat Asyar?"

"Udah."

"Udah makan?"

"Udah kaak"

Hafidz tersenyum lagi.

"Ayah sama Bunda lagi pergi. Pulangnya agak malem. Lo nggak mau jalan-jalan sama gue dulu?"

Naya mengangguk semangat, "Mau! Kemana?"

"Ikut aja. Tapi emang lo nggak capek seharian main sama Amel?"

"Nggak. Asal sama lo." ujar Naya dengan cengirannya.

Hafidz memandang heran adiknya, "Hm? Tumben lo baik hari ini? Kenapa?"

"Kan lumayan. Dapat traktiran, hehe." ucap Naya tersenyum memperlihatkan gigi manisnya.

"Dih? Ya udah naik. Kita cari masjid dulu. Sekalian Sholat Magrib." ujar Hafidz.

Naya mengangguk. Ia naik motor dibantu Hafidz. Tangannya terulur merangkul dan menyandarkan kepalanya di punggung Hafidz.

Hafidz sedikit terkejut karena Naya memeluknya sangat erat, "Ngapain lo peluk-peluk?"

"Sst diem. Cewek-cewek di ujung pada liatin lo. Kalau gini kan aman." ujar Naya sembari mempertahankan posisinya.

Hafidz terkekeh lalu segera melajukan motornya. Menikmati semilir angin dan cahaya matahari yang kian meredup. Lampu-lampu jalanan mulai menyala. Sayup-sayup terdengar adzan Magrib yang mulai bersautan. Suasana yang mampu menenangkan hati.

*****

Setelah melaksanakan Sholat Magrib, Hafidz membawa Naya ke Mall. Naya cukup bersemangat sembari melihat-lihat toko-toko yang ada di sana. Ia sudah siap menghabiskan uang Hafidz.

"Mau traktir gue apa lo?" tanya Naya setelah lama berputar-putar Mall.


Hafidz Al-GhazaliWhere stories live. Discover now