Ceklek

Lamunannya buyar saat ia melihat Ardi yang tengah menggendong tio.. di belakang mereka ada maid yang tengah membawa makanan..

"Tio.. sayang bangun.." Ardi mencoba membangunkan tio yang masih bersandar nikmat di pundak lebarnya..

"ih!nanti papa..eun..ngantuk.." Ardi menggeleng ia kemudian duduk di ayunan sembari mengelus sayang rambut Tio..

Entahlah tio lebih dekat dengannya daripada Anton..

Rama menggenggam batang sapu lidi erat.iya menunduk menyembunyikan air matanya yang kapan pun siap meluncur..

"Papa.. mauw makan.." Ardi mengangguk ia kemudian mengambil piring di tangan pelayan itu lalu menyuruhnya pergi..

"Sini sini buka matanya... pesawat datang~~ciutttt...am.." Ardi terkekeh gemas saat melihat Tio yang makan sambil menutup matanya...

"Ayo..ak lagi ..."

"Papa mau pake dagingnya saja yaa"

Ardi mencium pipi gembil Tio membuat anak itu tertawa lucu karena ulah sang papa ..

"hiks .."

brus

Ardi melihat ke depan saat mendengar suara benda jatuh.. ia melihat Rama yang tengah berlari meninggalkan taman..

"Kenapa anak itu?" tanyanya lirih..

"Papa! aaak tio mau akk!"

Ardi segera menyuapi Tio.. ia masih memikirkan kenapa rama berlari meninggalkan taman? tugas anak itu belum selesai...

:
:

Brak

"hiks..hiks.. sa-sakit hiks.." Rama,anak itu segera masuk ke dalam kamarnya..

Ia memeluk dodo.boneka ke sayangnya dari Ardi.. masih teringat jelas di benaknya perilaku sang papa dan kakak kembarnya dulu..

Bagaimana mereka yang menyayangi nya...

Saat ia di sayang dulu, dirinya belum sempat merasakan di suapi sembari bermain ayunan bersama papanya..

"Hiks..ra-hiks ma.. hik mau di hiks suapi j-juga hiks papa .." anak itu menangis sesenggukan..

Rasanya sakit sekali saat melihat papa nya malah menyayangi orang lain bukan dirinya.lagi pula ia anak sialan tak pantas untuk di sayangi ...

Nyut

Netranya membola saat ia merasa sakit yang luar biasa pada dadanya. Rasanya seperti di tusuk jarum..

Tangannya dengan bergetar membuka kardus yang ia gunakan untuk menyimpan roti..

"uhuk..hiks..sa-sakit ..." Saat sudah ketemu dengan cepat ia membuka obatnya satu persatu lalu menelan nya.tanpa air..

Ia sudah terbiasa. Rasa pahit seketika muncul membuatnya ingin muntah namun ia tahan..

"hiks..sakit"lirihnya.. lelah menangis ia pun tertidur .. masih dengan dodo di peluknya..

:
:
:

Sekarang sudah pukul lima sore

Rama mendapatkan tugas dari bi Atun untuk menyapu taman depan rumah lagi ...

Dengan senyuman manis ia menyapu taman.dirinya dengan cepat melupakan sesuatu yang nyatanya menyakiti hatinya...

"Ngueng..Tintin..awas.." Rama melihat tio yang tengah bermain mobil mobilan di teras rumah ..

Rama terus saja melihat mobil mobilan yang di pegang oleh Tio. bagus.. walau rama sudah kelas satu SMP namun tetap saja.. sendari kecil ia belum pernah mempunyai mainan seperti itu ..

Jangankan mainan bayar spp saja ia harus bekerja keras..

"Eh! Ngapain liat liat mobil Tio!" Rama tersentak ia dengan cepat menggeleng kan kepalanya..

"M-maaf t-tuan tio.. s-saya gak bermaksud.." Rama menunduk saat tio menatap dirinya nyalang..

"Awas ya kamu! Kalo ketahuan ngambil mobilan ku kamu aku aduin ke papa! Dasar anak sial!" Tio segera masuk membawa mainan nya..

Sementara rama melanjutkan tugasnya sembari mengelus dadanya yang sakit..

"Jangan kaget ... Rama kan memang anak sialan.."katanya dengan senyum kepada dadanya yang berdenyut nyeri..

:
:

Kini semua tengah makan malam.namun tidak untuk Rama.. anak itu masih mengerjakan pekerjaannya yaitu mencuci piring kotor ..

Prang..

"aduh ....shhh" Rama mengaduh saat sebuah mangkok terlempar mengenai kepalanya ... Ia segera menengok ke belakang ternyata ada Yuna yang tengah bercagak pinggang ..

"DI PANGGIL GA NYAUT! BUDEK YA?!" Yuna berteriak nyaring sembari menarik tangan Rama..

"Sekarang beresin ruang tamun! Nyapu sama ngepel! ngerti?" Rama menggaguk ia kemudian mengambil sapu dan pel..

:
:
Sudah pukul sebelas malam namun rama belum istirahat anak itu masih mengepel ruangan luas itu...

Ceklek

Reynal baru saja pulang dari eskul basketnya.anak itu akan bermain basket saat malam hari karena menurutnya itu lebih baik..

"CK.. ganggu pemandangan" ia dengan cepat melewati rama.. kakinya juga sempat menendang ember pel yang menyebabkan airnya tumpah..

"T-tuan maaf.." buru buru Rama berjongkok untuk mengelap sepatu rama yang tersiram air pel dengan baju lusuhnya...

"Udah! bukannya bersih malah tambah kotor nanti! Sana bikinin gue mie!cepet!" Ia menyeret Rama kemudian mendorong anak itu ke ruangan dapur..






Reynal masih senantiasa mengamati tubuh mungil itu yang tengah berkutat dengan alat dapur.entah lah ia takut sesuatu terjadi.. ah lebih tepatnya ia takut mie nya tak siap..

"I-ini mie nya ..." Reynal amati wajah itu.. pucat. Batinnya..

"Makan belum?" Tanya Reynal dengan nada datar ...

"huh? A-apa tuan?"

"Lo udah makan budek?"

"B-belum.." Reynal menghela nafas ia kemudian menggeser mangkuk mie nya ke hadapan Rama..

"Makan.gue tungguin"

Mata Rama membulat sempurna... Tuan Reynal menyuruhnya makan?

"M-maaf t-tuan.. nanti t-tuan besar marah." Rama menunduk sembari memainkan jari jarinya..

"Ck.engga.. udah pada tidur. Makan atau gue buang mie nya! Duduk cepet!" dengan cepat Rama duduk ia lalu memakan mie nya dengan lahap tanpa ia sadari bahwa ada sisa mie yang berada di sekitar mulut kecil nya..

"Kalo makan pelan aja.. ga ada yang ngambil." Tangan Reynal terangkat mengusap sudut bibir rama yang terdapat mie. Membuat anak itu tertunduk malu..

"pffff lucu"kata Reynal lirih.yang tentunya tidak di dengar oleh Rama..




Duar!

Due tige ayam betutu

Oy gw combek yuuu!

Wkwkwk ini terpanjang bgt siiii

Jangan lupa bintang sama komen Nye ye! Si uhhhhh!

𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚(Tamat)Where stories live. Discover now