3. Hidup Jangan Terlalu Serius

Start from the beginning
                                    

Hwa Gi sibuk dengan pikirannya sendiri. Selelah apapun dia, dia tidak akan membiarkan ibunya kesakitan. Dia yakin ibunya pasti akan sembuh, dia tidak akan menyerah dengan begitu mudah.

***

Ddrrtttt... Drrtttt...

Ponsel Hwa Gi yang ia letakkan di atas nakas menyala tanda ada sebuah panggilan masuk.

"Moshi moshi. (Hallo)."

"Oy! Hwa Gi." Terdengar suara perempuan yang semangat meneriakkan namanya di seberang telepon.

"Ada apa Miki-chan?"

"Hwa Gi kau harus menolongku, ini benar-benar darurat," ujar si penelpon. Dia adalah Miki, satu-satunya teman Hwa-Gi di Jepang. Mereka bertemu di tempat mereka bekerja, Miki yang saat itu sudah lebih dulu bekerja Bloomsbury ditugaskan untuk menunjukkan beberapa peraturan pada Hwa Gi, tapi meskipun mereka bekerja di tempat yang sebagian besar orang menganggap itu menjijikan, menurut Hwa Gi, Miki adalah seorang yang sangat baik dan polos.

Polos dalam arti tingkahnya yang manja, imut dan kekanak-kanakan. Matanya yang selalu terlihat cerah bak pendar bintang di langit malam semakin menambah kecantikan yang berhias di wajah manis Miki.

Namun terkadang tingkah Miki juga sedikit absurd, contohnya seperti sekarang Miki menyuruh Hwa Gi datang ke sebuah tempat pusat perbelanjaan di Shibuya. Dia meminta tolong pada Hwa Gi untuk membeli pembalut dan Hwa Gi juga tidak bisa menolak karena Miki beralasan bahwa roknya sudah kotor karena darah dan dia malu untuk keluar.

Hwa Gi juga terpaksa pasrah ketika Miki meminta dirinya untuk masuk ke dalam toilet wanita. Saat ini dia masih berdiri di depan lorong dengan simbol bertuliskan 'ladies' di depannya dengan membawa satu paperbag.

Hwa Gi harus memastikan bahwa semua orang telah keluar dari sana sebelum dia menerobos masuk. Setelah dia memastikan semuanya aman, barulah Hwa Gi masuk dan mencari bilik toilet di mana Miki berada.

"Miki-chan ..."
"Miki-chan ..." Hwa Gi memanggil nama Miki dengan suara pelan.
"Mik - "

"Oi Hwa Gi, aku di sini," ucap Miki, dia mengintip dari pintu toilet. Pintu toilet terbuka dan menampilkan sosok Miki dengan rambut berantakan dan muka yang memerah. Hwa Gi tidak tahu apa yang terjadi, dia kesini hanya untuk mengantarkan apa yang Miki butuhkan namun ternyata kesialan terjadi. Suara langkah beberapa orang yang masuk ke lorong toilet dan itu membuat Hwa Gi membulatkan matanya.

"Miki-chan ..." Belum sempat Hwa Gi meneruskan kalimatnya, Miki lebih dulu menarik Hwa Gi untuk masuk ke dalam bilik toilet bersamanya.

"Kau harus diam, kalau tidak ingin ketahuan," bisik Miki.

"Balikkan badanmu." perintahnya lagi.

Hwa Gi yang masih terkejut atas apa yang terjadi hanya berucap, "Hah? Apa?"

"Aku menyuruhmu membalikkan badan, apa kau ingin melihatku memakai pembalut?" jelas Miki sambil melotot.

"Ten-tentu saja tidak, " jawab Hwa Gi gugup.

Hwa Gi membalikkan badan memunggungi Miki. Dia malu pada dirinya sendiri, dia memang tidak menyukai wanita tapi bukan berarti dia tidak malu jika satu ruangan seperti ini. Tentu saja siapapun pasti akan merasa ini aneh.

"Hwa Gi-sii, apa kau ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan?" bisik Miki tepat di telinga Hwa Gi.

"Apa maksudmu? jangan melakukan hal aneh lagi!" Hwa Gi mulai risih dengan tangan Miki yang dengan berani menyentuh punggungnya. Namun yang terjadi kemudian benar-benar di luar dugaan.

HWA GI-SSI (END)Where stories live. Discover now