十八

362 56 2
                                    

Beberapa hari terakhir, Tanjiro tidak melihat keadaan Azumi. Biasanya wanita itu akan datang walaupun sekedar hanya melihatnya tapi akhir-akhir ini, ia tidak melihat batang hidung Azumi sama sekali.

"Em, Aoi-san!" Panggil Tanjiro pada Aoi yang tengah membuka jemuran.

"Ada apa?" Tanya Aoi tanpa memandang Tanjiro.

"Kau tau kabar Azumi-san? Aku tidak melihatnya beberapa akhir ini."

"Hm, seperti beliau tengah beristirahat di kediamannya. Beberapa hari ini kondisi tubuhnya kurang sehat dan Kochou-sama selalu pergi ke kediaman petir."

Seketika wajah Tanjiro berubah kaget. Sakit? Apakah.. itu sakit yang dimaksud oleh Shinobu padanya saat itu?

"Aku ingin mengunjungi Azumi-san!" Celetuk Tanjiro.

"Tapi―"

"Mohon bantuannya, Aoi-san! Aku akan kembali sebelum matahari terbenam!"

.

.

"Tanjiro? Ada apa?!"

Pemuda itu berhasil sampai ke kediaman Azumi sambil terengah-engah. Ia hampir beberapa kali tersesat dan untung saja ada kakushi yang menunjukkan jalan padanya.

Kepalanya mendongak menatap Azumi yang berlari kecil kearahnya dengan khawatir.

"Kau kenapa? Sanemi memukulmu atau Iguro-san mencaci makimu? Wah sialan sekali memang. Kedua orang itu cari mat―"

"Bukan!"

Tanjiro berteriak keras membuat Azumi seketika menatapnya.

"Aku.. khawatir.." katanya sambil masih tersengal-sengal. "Sudah lama aku tidak melihat nee-san, makanya aku mencari nee-san."

Hening sejenak sebelum Azumi terkekeh geli. "Astaga anak ini." Ia menghela nafas panjang sejenak. "Aku baik-baik saja, hanya ingin bersantai."

Bohong. Tanjiro dapat mencium aroma kebohongan jelas dari Azumi. Lihat, wajah wanita itu bahkan sedikit pucat dan tirus. Ingin sekali Tanjiro marah, tapi tetap saja Azumi akan mengatakan kebohongan lagi.

"Yang benar?" Tanyanya memastikan.

"Iya. Cuma mau bersantai." Jawab Azumi seadanya membuat Tanjiro menghela nafas.

"Ah ya, kau sudah pulih? Bagaimana dengan Zenitsu?"

"Zenitsu sudah kembali menjalankan misi seperti biasanya.. aku sendiri.. ingin menguasai teknik pernapasan penuh."

Ah, sepertinya para trio loli itu mengatakan alasan Tanjiro selalu kalah melawan Kanao. Azumi terkekeh dan menyemangatinya. "Bagus, dengan itu kau tidak akan cepat kelelahan."

Tanjiro mengangguk-angguk dan meletakkan kotak Nezuko di dalam, gadis itu segera keluar dari kotak dan berlari memeluk Azumi.

"Aw, kau juga merindukanku ya?" Azumi terkikik dan menggendong Nezuko. "Kau ini imut sekali sih," ia mencubit pipi gempal Nezuko Deng gemas membuat Nezuko berdehem senang. Tanjiro yang melihat itu hanya bisa tersenyum melihat tingkah kedua perempuan itu.

"Ah, Tanjiro aku mau tanya." Pemuda itu menoleh, "Aku penasaran dengan sifat Zenitsu. Ahaha, aku tidak terlalu mengenalnya jadi mohon maklumi."

"Um! Zenitsu ya.. yah, dia sedikit penakut tapi kuat! Aku belum pernah melihatnya menggunakan pernapasan petir secara langsung tapi kata orang-orang yang pernah ia selamatkan, Zenitsu itu kuat." Jelasnya.

"Dia penakut kan? Sesuai dugaan memang." Azumi menggeleng sambil berdecak kecewa. Padahal dirinya sendiri bahkan lebih penakut. Memang tidak sadar diri.

𝐎𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚Where stories live. Discover now