十一

548 81 17
                                    

"Apa itu sakit?"

Senjuro yang tengah di obati hanya menggeleng pelan sembari tersenyum.

Dia tahu, anak ini berbohong.

Entah sudah beberapa lama hal ini terjadi. Azumi berasumsi bahwa setiap Kyoujuro pergi menjalankan misi, Senjuro akan selalu menjadi samsak kemarahan dari Shinjiro. Memikirkan hal tersebut sungguh membuat Azumi kesal, apa yang dipikirkan pria itu! Dimana pria yang selalu penuh semangat dan energi positif di sekitarnya itu?

"Kenapa Azumi-san sangat marah?"

Raut wajah Senjuro terlihat sangat penasaran. Kenapa wanita di depannya ini sangat marah saat tau kalau ayahnya sering memukulnya dan sang kakak, Kyoujuro.

"Dulu saat ibumu masih hidup, aku dan yayahmu bersepakat. Apapun yang terjadi nanti, kalian berdua akan selalu hidup dalam kebahagiaan."

Azumi menarik tangannya dari Senjuro dan menerawang jauh.

"Tapi mungkin, setelah kabar kematianku dan meninggalnya ibumu membuatnya merasa sangat terpukul. Walaupun begitu aku tidak peduli, dia salah dan melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Dia mengingkari janjinya padaku," Azumi terdiam sejenak. "bahkan pada bibi Ruka."

"Dan harusnya, kalian memanggilku kakak." Nada suara Azumi berubah, suasana hatinya perlahan lebih baik setelah memukul pria itu dengan keras tadi. "Tapi tidak usah, itu sedikit canggung untukku."

Senjuro sejenak dapat melihat kilatan kosong pada cahaya mata wanita di depannya.

"Azumi-san?"

"Gomen."

Tanpa di sadari, Shinjiro mendengarkan semuanya dari balik pintu fusuma bersama dengan Kyoujuro. Ingatannya kembali berputar saat dia dan Azumi remaja membuat perjanjian saat dirinya tahu bahwa dia akan menjadi seorang ayah.

Nee, Rengoku-san! Kau harus berjanji jadi ayah yang baik nantinya ya!

Tentu saja. Dia akan menjadi putraku yang paling ku banggakan.

Bagus! Aku akan mengingat janjimu. Ini juga termasuk bibi Ruka. Jangan mengingkarinya!

"Kyoujuro, ayah ingin meminta bantuanmu."

Malam harinya, Azumi tidak bisa tidur. Dia memilih naik ke atap dan menatap langit malam.

Perlahan-lahan air mata mulai jatuh. Dia sangat marah sekaligus kesal. Hatinya ini sangat lembut, dia tidak tega melihat anak sekecil Senjuro mendapat perlakuan seperti itu.

"Bibi, aku melakukan hal yang benar kan?" Tanyanya sambil terisak.

"Hahaue pasti setuju denganmu."

Kyoujuro menghampiri wanita itu. "Azumi-san, Chichiue memberikan sesuatu padamu."

Kyoujuro memberikan gambar yang tadi dia lihat. Matanya kembali berkaca-kaca melihat lukisan yang dia buat itu.

"Menyebalkan. Dia tau kelemahanku." Azumi membersihkan jejak air matanya dan tersenyum kecil.

"Kau tau, lukisan ini aku yang menggambarnya, tepat sesaat sebelum bibi Ruka mengatakan bahwa dia tengah hamil dirimu, Kyoujuro. Aku masih ingat jelas raut wajah senang sekaligus tak percaya yang terlihat di wajah Rengoku-dono." Dia terkekeh pelan mengingat itu.

"Chichiue sangat menyesal dengan tindakannya pada kami. Jika bukan karenamu, mungkin saja Chichiue tidak akan pernah sadar dengan yang telah dia lakukan." Ujar Kyoujuro. Dia sungguh sangat berterimakasih karena telah membuat ayahnya sadar bahwa selama ini dirinya terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.

𝐎𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang