(C) 22. Lihat dirimu

Mulai dari awal
                                    

"Tolong jangan membuat saya terlihat seperti pengikut agama sesat, Anda tentu tahu bobot pembicaraan yang sedang Anda bawa sekarang."

Tuan Primodes benar-benar mengubah adab berbicaranya kepada individu dihadapannya, dia seperti telah mendapatkan sebuah hidayah.

Sementara Kapten Milim dan kedua saudari kembar terlihat hanya bisa bergeming karena terkesiap. Rimuru sibuk terus-menerus menyangkal pernyataan itu.

“Tunggu, tunggu, bukankah kamu terlalu cepat menyimpulkan?”

"Selain dari firasat kuat dan pendengaran saya, seseorang disebelah Anda juga memperkuat keyakinan itu." Primodes sekilas melirik Guy.

Guy mendengus dengan wajah datar.

Rimuru menoleh dan dengan cepat menyadari ... Seharusnya dia tidak membiarkan dua orang itu berbuat seenaknya (Guy & Milim).

Disceptatio yang digadang-gadang sebagai duo kehancuran mutlak ini saja mampu memporak-porandakan seluruh negara, apalagi orang yang bisa mengalahkan keduanya sendirian.

Ditambah, mereka berempat telah mengetahui secara tidak langsung bahwa Rimuru lah yang sudah mengirim kedua bencana itu ke dunia mereka.

Rimuru memijit pangkal hidungnya.

“Guy Primodes, bukankah kamu tidak percaya Tuhan?”

"Saya seorang Agnostik, bukan Atheis."

"Selain itu, bukankah Anda membaca latar belakang dan pikiran saya dengan sangat mudah, apa yang membuat Anda bisa meyakinkan saya tanpa adanya 'pemaksaan'?" Tambahnya.

Rimuru merasa sedikit menyesal karena menanyakan hal barusan.

“Apa cuma aku atau kamu memang semakin mirip Diablo?” Gumam Rimuru.

"Ya?"

“Lupakan,”

“Alasan aku mengirim kedua orang itu kesini adalah untuk menyelidiki jejak Feldway yang barusan kita bicarakan.”

Mengabaikan masalah sebelumnya, Rimuru kembali melanjutkan topik utama.

“Seperti yang kalian ketahui, orang itu sekarat, tapi aku tidak sarankan kalian untuk meremehkannya.”

"Kami tahu, dalam kondisi seperti itu, kami tetap saja masih jauh lebih lemah darinya."

Kapten Milim mengeratkan kepalan tangannya tatkala tak bisa menyangkal pernyataan nyata dari rekannya. Dia sadar dia lemah, dan sangat kesal akan hal itu.

"Tapi apakah tidak ada cara lain untuk hal itu!? Maksudku, kami- akh!"

Saking kesalnya, ia bahkan tak bisa melanjutkan perkataan nya dengan benar.

“Seperti yang ku katakan, setiap dunia memiliki taraf kekuatan yang berbeda-beda. Bahkan jika seorang manusia biasa di dunia kami kesini, aku yakin sekitarnya tidak bisa menganggap dia sebagai manusia biasa lagi.”

Apa yang dikatakan Rimuru adalah sebuah kebenaran yang tidak bisa dibantah. Bahkan mungkin jika sebuah semut kedua dunia diadu, maka hasilnya akan sangat dinantikan.

Ditengah-tengah keheningan, Iblis merah Primodes lalu bersuara.

"Tapi bukankah ada cara untuk merubahnya?"

Rimuru menyeringai puas akan kesadaran Iblis muda itu.

“Kamu benar, tapi sayangnya tidak semudah itu.” Jawab Rimuru. “Persis seperti sebuah kediaman, dunia juga bisa ditingkatkan. Tapi seperti yang diketahui juga, ada banyak hal yang juga bisa memengaruhinya.”

Tensura: Rimuru and the Parallel world | Fanfic Tensei shitara slime datta kenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang