❝Dari jutaan manusia, mengapa harus dia?❞-GL
❝Untukmu sang fatamorgana, aku mencintaimu. Dari sang aksara amerta.❞-LBQ
❝Bahkan ketika kau pergi meninggalkan aku pun, hati ini ingin berbicara untuk menahan kepergianmu.❞-DS
•••
George Lawrence adalah...
Halooo, masih ada yang baca cerita ini, gak?😁 Kalau masih ada, terima kasih banyak karena udah sabar nungguin cerita ini update dan ngadepin author macam diriku ini😔😔😔
Tapi tenang, Unconditional udah deket ending, kok. Jadi kesabaran kalian sebentar lagi terbayarkan😌😌😌
Janlup VOTE, KOMEN, and FOLLOW, yaw! Thank you!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Apabila bumi dapat membelah, rasanya George ingin meloncat dan memasuki belahan bumi itu agar dapat merasakan kehidupan yang tenteram.
Tak pernah terlintas di benaknya bahwa ia akan memiliki peruntungan serupa ini. Orang-orang memencilkannya lantaran fitnah yang tidak memiliki hujah atau bukti yang jelas. Bak bulu ayam yang tertiup angin, dalam sececah mata seluruh orang mengucilkannya, seakan lupa bahwa mereka dulu pernah berteman dekat dengannya.
Ucapan yang berbunyi 'jangan berharap lebih terhadap manusia, sebab ketika dirimu di landa masalah, segerombolan orang yang selalu mendatangimu akan berpura-pura tidak mengenalmu. Orang terdekatmu pun belum tentu akan menganjurkan tangan kepadamu. Jikalau sudah seperti itu, lantas siapa yang akan kau harapkan?' itu benar adanya.
Louis saja yang berstatus kekasihnya itu kini tidak menjawab pesan-pesan yang ia kirimkan, bahkan telepon-teleponannya tak ada satu pun yang terjawab oleh pemuda tersebut sejak Jumat lalu---di mana saat itu mereka berdua membesuk Alexya. Bahkan ketika George harus menghadiri panggilan dari pihak berwajib Sabtu lalu, laki-laki itu mengingkari janjinya untuk selalu berada pada jatuh bangunnya. Dan hari ini, Louis tidak memberikan tanda-tanda kemunculannya barang sebatang hidung pun.
Gelisah, takut, panik, kecewa, sekalipun marah tersatu sudah. Perasaannya kini kalut, George semakin mereguk tenggelam pada kesunyian. George takut bahwa ia akan kembali tenggelam pada kesendirian yang panjang sebagaimana dirinya dulu kehilangan orang terkasih dalam hidupnya.
George akui, Daniel jauh lebih setia dibandingkan Louis. Ketika dirinya dirundung masalah, tak memerlukan waktu yang lama laki-laki itu akan datang kepadanya---mengulurkan pertolongan dan menenangkannya. Berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja sebagaimana cara sang Ayah dan Ibu menenangkannya.
Boleh kah George memutar ulang waktu? Kembali pada masa kala ia menjadi sahabat dekat satu-satu Daniel. Seharusnya sejak awal ia mengindahkan perkataan Daniel untuk menjaga jarak dengan Louis. Karena nyatanya, laki-laki itu kini menghilang bak ditelan bumi. Dan Daniel, kabarnya laki-laki itu tengah menjalani pengobatan psikis.
Lurus hati, sejak kehadiran Louis dalam hidupnya memang membawa banyak perubahan. Hari-harinya yang sebelumnya berwarna, semakin berwarna lantaran hadirnya Louis. Namun, dalam satu waktu juga banyak masalah yang merundung hidupnya.
Hancurnya persahabatannya dengan Daniel, teror aneh yang mengusiknya, dan kini fitnah yang meluap ke seluruh penjuru sekolah.
Kali ini, bolehkah George berfirasat buruk terhadap Louis? Bolehkah ia berpikir bahwa semua ini berangkai-rangkai dengan keberadaan Louis? Terlebih jikalau sudah seperti ini pikirannya semakin tak dapat bekerja dengan positif.