"Hah!? Kok bisa kena nerf?"
[ Ya Ndak tau ko tanya saya, saya kan ikan. Blubuk blubukk ]
"Eh Misel, kok muka lu keliatan pucet banget?" Mendengar itu Misel hanya tersenyum ringan saja
"Gen ini taroh mana?" Tanya Misel mengabaikan samsul yang bertanya padanya.
"Lu istirahat gih liat muka lu kayak mayat tau ga" paksa pemuda yang bernotabe adik 'tiri' nya.
Kalo nanya
Thor, kok Samsul yang jadi adik? Kan harusnya Misel? -Readers.
Inget ya, Misel umurnya author ubah jadi 16 tahun (cek chap 4/5), lebih tua Misel 1 tahun kebanding Samsul -Author
"Enak aja lu!" Dengan tak terima Misel mengejar Samsul.
"Udahh udah sana Misel istirahat aja, mukamu udah pucat tuh."
Genah langsung melerai mereka berdua, dan menyuruh Misel istirahat karna muka misle sudah pucat pasi.
"Huh.. Oke-oke gw istirahat" Misel pasrah dan langsung pergi istirahat
"Betumbuk nanti kita sul"
"Gas, siapa takut?"
Akhirnya Misel pergi (karna merasa Ter usir), memutuskan untuk ke taman depan istana saja, pastinya banyak angin sepoi sepoi tuh.
Tapi di tengah jalan, Misel merasa ingin ambruk.
"Anjim, di nerf sih di nerf, tapi jangan sampe ambruk gini juga mbak."
[ Awokawokawokawokawok kasiannn ]
"Bukannya di bantuin malah ntetawain."
Menggerutu kesal, Misel mencoba berdiri walau ujung-ujungnya tetap terduduk di lantai.
"Huwaaaaaa siapapun!! Helep mee" batin Misel nangis Bombay
"Misel? Kenapa kau duduk disana?" Tanya seseorang menghampiri Misel yang sudah pasrah.
"Ehh Nevin? Ano, aku tidak bisa berjalan atau berdiri karna kehabisan tenaga."
Nevin hanya menghela nafas kasar, dia surah terbiasa akan kecerobohan sang gadis surai caramel itu.
"Huh.. Kau sungguh ceroboh, dasar Misel." Sedikit mendengus Nevin jongkok di depan Misel.
"E- ehh? Mau ngapain?"
Tampak terheran dengan tingkah Nevin, si gadis hanya menatap nya saja. Nevin hanya terkekeh pelan karna gadis ber otak 2kg3g itu.
"Naiklah akan ku gendong kau ke kamarmu."
Nevin masih menunggu reaksi sang gadis, sedangkan dia sendiri masih lemot.
"O- oh? Yakin gapapa? Aku berat loh." Dengan kurang pasti (ragu) Misel bertanya
"Gapapa kok, ayo naik ke punggungku."
Dengan ragu ragu Misel mengalungkan tangannya di bawah leher Nevin.
"Yakin gapapa? Di papah aja deh gapapa kok." Gadis surai caramel ini benar-benar merasa tak nyaman jika di gendong.
"Di papah akan lebih susah, lebih baik di gendong." Akhirnya Misel setuju saja dan memilih diam.
Kenapa? Bener juga kan? Kalo di papah jalannya makin lambat, kalau di gendong akan lebih cepat sampai. (Pake rumus kuantum cukup ga buat teori author ini?)
Lebih mudah di papah atau di gendong? :v -Author
Jangan malah nanya! Lanjutin sana! -Readers
Iya kanjeng ampun. -Author
KAMU SEDANG MEMBACA
π~^ Masuk Dunia Lain ^~π { Viva Fantasy X Reader }
Fantasy[TAHAP REVISI SELESAI!] disini mengisahkan gadis yang memasuki dunia lain gimana ceritanya mari kita simak baik baik wait wait wait jangan copy ok ----√• so i hope you gusy ennjoying •√---- Warning [Tahap REVISI]
Bab 6. Menjadi Berguna
Mulai dari awal
