[ 7 ]

105 23 34
                                    

Long time no see ya~
Gimana kabar kalian?

👑👑👑

"Tubuhku Elle, tubuhku!! Astaga gadis itu memang menyeramkan," Erika berjalan sambil bicara tanpa henti setelah menerima kesepakatan dengan Jessica. "Apa yang akan dia lakukan dengan tubuhku?" Ia menutup dadanya sendiri merasa geli membayangkan hal yang tak semestinya.

"Anda tidak bertanya detail perihal kesepakatan dengan Lady Clarence?" Elle yang setia mengikuti sang Lady berjalan di pasar mempertanyakan hal tersebut.

Erika menepi ketika kereta barang lewat di jalanan. "Bagaimana aku bertanya detail dia saja langsung pergi."

Elle mendesah melihat Nona-nya itu seolah mendapat tekanan, "Lagipula anda mengapa membuat kesepakatan dengannya, My Lady. Biarkan saja Lady Clarence melihat hal yang anda lakukan pada Ayahku."

Erika berjalan kembali kala kereta barang sudah lewat, ia masih menggeleng kepala saat mengingat kesepakatan itu." Tentu saja aku tidak mau dia sampai mengatakan pada orang lain perbuatanku tadi, Elle."

"Padahal tindakan anda sudah benar."

"Itu bagimu yang melihat semua, tidak dengannya yang hanya melihat aku memegang pisau penuh darah." Erika terasa pusing bukan main akibat perbuatannya terlihat orang lain apalagi Jessica Barnett, orang yang akhir-akhir ini selalu berdebat dengannya.

"Ah iya, aku hampir lupa. Bagaimana Tuan Almo?" Tiba-tiba saja Erika ingat akan Pria yang sudah ia tinggalkan begitu saja di kedai dengan luka dikedua telapak tangannya.

"Sudah saya rawat, My Lady. Anda tidak perlu khawatir. Dia juga akan mulai menjalankan tugas anda."

Erika tersenyum tipis, "Apa kubilang, kau tetap peduli padanya meski dia sudah jahat padamu. Elle, tidak mungkin kita sebagai anak membenci Ayah kita mau seberapa jahatnya mereka."

Pelayannya itu terdiam dan menunduk, "Tapi rasanya hati saya belum bisa menerima perlakuan dia terhadap keluarga kami, My Lady. Saya memang kasihan tapi untuk bersikap baik dengannya mungkin masih sulit."

"Perlahan saja, ikhlas memang tidak mudah dijalankan oleh siapapun."

Elle tersenyum senang, Nona-nya memang paling bisa membuat dirinya terasa terlindungi, jika status sosial mereka tidaklah berbeda, Elle sungguh ingin menganggap Erika adalah kakak baginya.

Mereka berjalan menuju kereta kuda karena hari sudah terlalu sore. Setiap libur Akademi, Erika memang jarang di dalam rumah, ia lebih menghabiskan waktunya diluar, entah itu hanya berkeliling atau melakukan perjalanan satu hari.

"My Lady," Elle berhenti tepat disalah satu toko baju karena melihat sesuatu." Lihatlah, ada sarung tangan yang sama seperti milik anda di toko ini."

Dengan buru-buru Erika memasuki toko tersebut, memang benar yang Elle katakan, sarung tangan dengan sulaman sepasang burung gereja ada di toko ini dan dijadikan pajangan utama.

"Permisi, kau dapat sarung tangan ini dari mana?" Erika bertanya pada pemilik toko.

Seorang lelaki paruh baya segera mendatangi pelanggan baru karena ia baru melihat Erika hari ini, "Saya mendapatkannya dari seorang pemuda, katanya ini akan laku keras di kalangan bangsawan, ternyata benar anda orang pertama yang mempertanyakan sarung tangan ini."

"Seorang pemuda?"

Lelaki itu mengangguk, "Dia baru saja pergi, belum lama mungkin masih di sekitar sini."

"Baiklah. Elle, beli semua sarung tangan ini, kau urus lebih dulu, aku akan segera kembali." Setelah mengatakan hal itu Erika berlari, ia ingin mengejar pemuda itu dan mempertanyakan lebih detail perihal sarung tangan tersebut karena Erika benar-benar sudah jatuh cinta dengan sulaman yang sangat cantik dipandang mata.

A Tale Of UsOnde histórias criam vida. Descubra agora