5. Mahkota Ayana

38 2 0
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.

Saya ingin menjadi lelaki yang melindungi kaum hawa tanpa menyentuhnya Jika bukan mahram, tapi saya akan melindungi dan memberikan kasih sayang teruntuk perempuan pilihan Allah yang kelak akan menjadi istri saya

--Rayyanza Athallah Al-bizar--


Setelah liburan selesai, Ayana kembali lagi kepesantren. Antara rasa sedih dan bahagia. Ia tidak bisa bebas jika berada dipesantren terlalu banyak aturan yang harus ia taati.

Namun ia juga merindukan semua temannya. Suasana syair berbagai nadzom, hafalan Qur'an dan kajian ustadzah yang selalu membuatnya termotivasi.

Ayana menghentikan langkahnya saat melihat ada perempuan memakai cadar yang baru turun dari mobil.

"Kenapa kamu berhenti?". Tanya Aliza

"Itu siapa za". Jawab Ayana yang menunjuk pada perempuan itu

"Dia itu Aisyah, sepupunya Gus Rayyan, dia itu seorang dokter dan baru menyelesaikan hafalannya di Kairo Al-Azhar".

"Dia udah jadi dokter".

Aliza mengangguk. "Sama kayak ibunya juga, Dokter viona".

Ayana menghembuskan nafas beratnya, ia semakin merasa tidak pantas jika bersanding dengan Gus Rayyan.

"Kenapa bengong". Sahut Aliza yang menepuk pundak Ayana

"E- nggak papa, pasti dia cocok banget sama Gus Rayyan".

Aliza mengangguk. Dalam hati, entah mengapa Ayana merasa sakit, padahal ia tidak ingin bertemu lagi dengan Rayyan, apakah ia menyukai Rayyan.

"Yaudah kalau gitu, kita kembali ke kamar aja". ajak Ayana dan Aliza mengangguk.

Disisi Lain Aisyah sedang memeluk keyzia. "Aku kangen banget sama kamu zi". Ucap Ayana

"Iya kak, Zia juga kangen banget sama kamu". Sahut Zia

Ilana Aisyah Al-fauzan adalah anak pertama dari Zidan dan viona. Aisyah lebih muda satu bulan dibanding Rayyan. Mereka seumuran

"Gimana kabar kamu Ray". Tanya Aisyah

"Alhamdulillah". jawab Rayyan singkat

Aisyah merasa sangat jauh dengan Rayyan, padahal dulu saat kecil, mereka sangat akrab.

STARLIGHT Where stories live. Discover now