13. Hukuman Ayana

53 4 0
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
.
.
.
.
.

Banyak pelajaran yang akan kamu ambil dalam setiap kehidupan yang kamu jalani, dan kamu akan belajar bagaimana caranya bersikap sabar dan sampai kan kamu akan bersabar

--Rayyanza Athallah Al-bizar--

.
.
.
.
.
.
🤍🤍🤍

Alzam yang teringat sesuatu langsung menatap rayyan. "Oh iya bang, tadi ada santri yang mau mendaftar di pesantren ini, tapi dia lulus".

Rayyan dan Zia tersenyum. Rayyan semakin penasaran dengan orang itu. "Siapa namanya?".

"Gibran Calvin Aditya".

Deg...

"Khuk...khuk".

"Bang Rayyan nggak papa?". Tanya keyzia yang menyodorkan segelas air putih. Entah mengapa, mendadak rayyan tersedak saat mendengar nama itu.

"Makasih Zia". Ujar rayyan setelah meminum air putihnya.

"Abang kenapa?,kok mendadak tersedak saat dengar nama itu". Tanya Alzam penasaran.

"Abang nggak papa kok?".

Rayyan kembali menunduk. Ia merasa nama itu sangatlah tidak asing sedangkan kedua adik kembarnya menatap aneh kearah rayyan.

"Abang seriusan, nggak papa". Tanya keyzia dan Rayyan mengangguk mantap sebagai jawaban.

"Kapan dia mau Dateng kesini?". Tanya rayyan mengalihkan pembicaraan

"Insyaallah besok sore bang".

"Alhamdulillah". Ucap rayyan pelan. Bahkan ada sedikit perasaan aneh saat ia mendengar kabar jika Gibran akan mondok di pesantren ini.

Antara perasaan senang karena mungkin Gibran ingin berubah dan perasaan takut jika istrinya akan teringat dengan masalalunya kembali.

"Abang kenapa bengong?". Tanya Alzam, namun tidak ada jawaban dari rayyan.

Alzam dan keyzia saling memandang, mereka merasa aneh dengan tingkah rayyan.

"Bang Rayyan". Panggil keyzia membuat rayyan tersadar kembali

"E- iya, kenapa ay".

Rayyan langsung menutup mulutnya saat tak sengaja menyebut nama Ayana, tentu saja, ia sangat mengkhawatirkan istrinya.

STARLIGHT Where stories live. Discover now