apartemen summer

62 2 1
                                    

"Makasih udah anterin aku pulang," ujar Summer hendak membuka seat belt dan pintu mobil Cayden

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Makasih udah anterin aku pulang," ujar Summer hendak membuka seat belt dan pintu mobil Cayden. "Salam buat Lennox dan yang lainnya." 

Habis ini rencananya dia mau mandi lagi. Setelah workout yang jarang banget dia lakuin, entah kenapa keringatnya mengalir deras. 

Habis menjemput Lennox dari tempat les, Cayden harus anterin anaknya ke rumahnya dulu, baru nganterin Summer pulang. 

Dia sebenernya agak risih karena pakaian olahraganya yang nggak sempat diganti di ruang ganti karena kata Cayden nggak perlu. Dia risih karena perutnya terbuka, mengingat dia hanya pakai sport bra dan celana pendek jauh di atas paha. 

Mana berduaan dengan Cayden pula di mobil. 

"Um, sebentar," cegah Cayden sambil memegang tangannya. 

Summer menoleh cepet-cepet dengan napas tertahan. "Ya?" 

Cayden mengamati sport bra Summer yang basah karena keringat. Sadar kalau lagi diliatin sama mantannya, Summer menelan ludah susah payah dan menutup dadanya dengan tas olahraga yang di bawa ke tempat gym. "Gi--gimana?"

"Aku... aku boleh masuk ke apartemen kamu sebentar? Mau liat-liat," katanya. 

Summer lega dalam hati. Fiuhh, untung pria ini nggak ngapa-ngapain! Eh, tunggu. Kesannya aku mau banget diapa-apain sama dia jadinya.

Perempuan itu tersenyum lebar dan mengangguk, "Boleh, boleh. Kamu belum pernah masuk ke sini kan?"

"Wait, let me open it for you." 

Cayden membuka pintu mobilnya lebih dulu dan membukakan pintu untuk Summer. Lagi-lagi dia harus menahan salting. Nggak, nggak bisa kayak gini anjir. 

Apartemen Summer berada di jalan Madison 45, agak dekat dengan pusat kota. Jadi akses untuk ke groceries atau mall juga mudah. 

"Di lantai berapa kamu tinggal?"

"Lantai tiga. Pakai tangga nggak papa naiknya? Hitung-hitung cardio," kata Summer memegang kunci apartemennya. 

"That's okay."

Apartemen Summer memang kecil dan sempit, itu yang justru dia pilih karena harganya lebih terjangkau dibandingkan apartemen yang lain. Karena saking kecilnya, Cayden terlihat jauh lebih besar jika berdiri di lorong karena tubuhnya besar seperti makhluk mitos Yeti. 

Tinggi badan Cayden pas 190 senti, sementara Summer hanya 165. Ditambah bobot Cayden yang besar dan bidang karena gemar workout membuat Summer terlihat seperti kurcaci tiap kali jalan bareng mantannya ini.

"Temen-temen lelakimu pernah kamu ajak ke sini?"

Summer menggeleng. "Hanya papaku dan kamu yang pernah ke sini."

"Jadi... Temenmu yang pemilik bar itu belum pernah juga?"

"Greg? Belum."

Ada seulas senyuman samar di wajah Cayden.

accidentally in love with you (again)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora