Mulai dari masuk area hutan lindung ini, netra Han tak berhenti melihat sekitar. Ia suka tempat hijau dan luas seperti ini. Membuat pikirannya lega dan bebas dari beban pekerjaan yang akhir-akhir ini membuatnya lelah. Bahkan Han mulai menemukan beberapa ide yang siap ia tuangkan di note ponselnya.

"Makin sini suasana hutan, pedesaan, yang ijo adem gini lebih menarik dibanding kota," ujar Han tiba-tiba.

Begitu pula Zara. Tempat indah yang Zara sukai setelah kamarnya tentu saja. Angin sejuk menerpa wajahnya, cahaya matahari yang masuk melalui celah ranting pohon, apalagi pemandangan hijau yang memanjakan mata membuat Zara tenang.

Zara mengedikkan bahunya, "All you search for those vibes when you get older,"

"Gausah ingetin umur, kita seumuran loh," protes Han tidak terima.

Hanya satu pemandangan yang menodai mata Zara.

"Sekarang couple mainnya ke tempat ginian juga ya," tanya Han, "Gue kira mereka sukanya ke cafe, bioskop, restoran,"

"Berarti knowladge lo perlu di-update, perasaan dari dulu banyak couple yang dateng ke tempat gini,"

"Kalo kita itungannya couple juga gak?" tanya Han setengah bercanda, tertawa kecil di akhir kalimatnya.

Meskipun Zara tahu Han tidak serius dengan pertanyaannya, tapi Zara bisa menebak kata-kata itu bukan sebatas pertanyaan basa-basi. Sepertinya Han akan terus menerornya sebelum mereka berbica

Tipikal Han, lelaki itu akan membiarkan Zara menutup mata dan telinga menghindari apapun yang tak bisa ia hadapi. Tapi Han tidak akan membiarkannya terus lari.

"Let's be clear," Zara memperbaiki posisi duduknya sesikit memiring ke arah Han. Perempuan itu tidak akan membahasnya sekarang.

"I'm not ready yet. Gak mudah buat terima fakta kalo lo yang pergi entah kemana tiba-tiba ada di sini, di samping gue lagi. I can't act like nothing happened between us. Even gue pun gak mau larut di keadaan gini, and I'm trying. Gue juga gak mau larut sama pikiran jelek gue terhadap lo."

Dulu Han selalu membantu Zara menghadapi rasa takutnya. Han akan terus bertanya dengan hati-hati sampai Zara luluh dan membiarkan perempuan itu membagi perasaannya. Sampai urusannya selesai, Han selalu ada di sampingnya.

Dan mungkin sudah saatnya Zara siap untuk menghadapi kenyataan bahwa Han ada di hidupnya kembali.

Han sedikit kaget Zara tiba-tiba membahas hal yang sensitif bagi mereka. Namun ia juga sedikit senang karena Zara mulai menyuarakan hatinya.

"So let me help you, like it used to be. Kita perbaiki sama-sama, like you said before,"

"It's not same Han, gue gak mau lagi bergantung sama laki-laki yang bisa ninggalin gue kapan aja. I won't let that happen again."

Ucapan Zara membuat dadanya terasa nyeri. Seakan ada benda tajam yang menyayat hatinya. Bukan salah Zara jika perempuan itu berusaha menghindarinya. Namun sisi egonya berteriak kalau semua ini bukan salahnya juga. Han ingin sekali menyalahkan keadaan setiap kali mengingat masa lalu yang membuat setiap keputusannya serba salah.

Baiklah, Han akan mencoba mengerti. Pria itu mengulas senyum. Hatinya terenyuh menatap mata Zara yang berkaca. Ini semua salahnya. Harusnya ia tak meninggalkan Zara saat itu.

"Sorry," Tangan Han terangkat, menyentuh sisi kepala Zara lembut. Mengembalikan anak rambut yang keluar dari ikatannya ke belakang telinga Zara.

Suara pelan Han membuat Zara menahan matanya yang buram untuk tidak berkedip. Perempuan itu melihat sorot sedih dan rasa bersalah dalam netra Han.

"You look good today,"

Usapan tangan Han di rambutnya terasa nyaman. Ada rindu yang terpendam dalam hatinya.

Pujian itu membuat Zara tersenyum.

"Thanks, you look great too,"

Keduanya terkejut dan memisahkan diri ketika Luna yang memanggil mereka untuk melihat kelinci yang digendongnya. Zara berdehem lalu mengalihkan pandangannya pada Luna lalu menghampiri gadis kecil itu. Meninggalkan Han yang salah tingkah karena tindakan implusifnya.

Sudah puas bermain kelinci, Luna mengajak Zara untuk kembali mengelilingi tanah luas di sana. Ada jembatan gantung panjang yang membuat gadis kecil itu penasaran untuk melewatinya.

Karena tidak sabar, Luna lari ke arah jembatan itu dan menunggu Zara dan Han di pintu masuk bersama seorang penjaga keamanan di sana.

"Han," panggil Zara ketika Han beranjak dari duduknya. Han menoleh.

"Gue punya banyak pertanyaan buat lo. Dan lo utang penjelasan banyak sama gue. But not now."

"So, when is it?"

Zara beranjak dari duduknya, "Saat gue siap denger segala kemungkinan jawaban dari lo, I need to prepare for that. And I hope you can wait 'til then."

Saat Zara akan menghampiri Luna yang sedang berusaha mengikat sepatunya dibantu penjaga keamanan yang berjongkok membantunya, Han menarik lengan baju perempuan itu. Pelan, namun bisa membuat Zara mengurungkan niat untuk melangkah.

"Take it slow, gue akan jawab semua pertanyaan lo, for sure." ujar Han pelan.

Setelah mengatakan itu, Han melepaskan genggamannya lalu meninggalkan Zara menghampiri Luna yang berlari ke arahnya.

— 𝓔𝓧  —

EX • ⟨ Han Jisung ⟩Where stories live. Discover now