05

196 29 16
                                    

Angin yang berhembus kencang itu kini menghilang, dibarengi dengan tubuh Typhoon yang hancur karena diserang oleh Chainsaw

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Angin yang berhembus kencang itu kini menghilang, dibarengi dengan tubuh Typhoon yang hancur karena diserang oleh Chainsaw.

Dibuka sedikit matanya itu, ia secara kebetulan menemukan sebuah kain hitam panjang tersangkut di tiang listrik yang dipeluk olehnya.

Mengambilnya dan segera memasangkan kain itu ke area disekitar matanya.

'Setidaknya ini bisa menggantikan kain itu.'

Kakinya yang mungil itu, bergerak menuju Aki yang memeluk Angel dari belakang.
"Kalian seperti pasangan muda saja."

Angel dengan segera berdiri, membuat Aki melepaskan dekapannya itu.

Pemuda dengan kuncir melawan gravitasi itu menolehkan kepalanya ke arah (m/n),
"Senior, kau baik-baik saja bukan?"

"Apa aku keliatan oke?"

Aki tak menjawab, setetes keringat dingin muncul di pipinya. Ia merasa agak takut dengan seniornya sekarang, pasalnya (m/n) sekarang tidak terlihat bercanda seperti biasa.

Urat-urat terlihat jelas di pipi dan lehernya, menandakan sang senior tengah menahan emosinya.

Menghela nafasnya, (m/n) kini tersenyum seperti sebelumnya kemudian ia menoleh kesana-kemari.
"Hei, Denji mana?"

"..."

Setelah kejadian itu,(m/n) semakin menempel ke Kishibe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kejadian itu,
(m/n) semakin menempel ke Kishibe.
Buktinya, bocah itu sedang memeluk erat Kishibe yang sedang merebus air.

Tangan dan kakinya mengunci berat tubuhnya, dan ia menempelkan pipinya itu ke pinggang sang kasih.

Diangkatnya teko yang sudah mendidih itu, dan menuangkan airnya ke 2 cangkir.
Satu berisi kopi,
Dan satu berisi susu.

Tentu saja, kopi untuk Kishibe dan susu untuk (m/n).

Manik gelapnya menatap kearah kekasihnya yang masih memeluknya dengan erat, kemudian tangannya terangkat, mengelus surau putih milik (m/n) yang lembut itu.

"Kau ini seperti bayi saja."

Ucapannya hanya dibalas sebuah tawa kecil dari (m/n).
Kemudian, Kishibe mengangkat kedua cangkir itu dan meletakkannya diatas meja diruang santai.

𝗝𝗨𝗦𝗧𝗜𝗖𝗘Where stories live. Discover now