Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mereka berdua -(m/n) Dan Angel- berdiri, menunggu Aki yang sedang melakukan tinju. Sang surai putih menengok kesebelah, "Hei hei, kau ingin mendengar cerita?"
Setelah beberapa saat, yang ditunggu akhirnya datang. Mereka bertiga berjalan dilorong yang sepi.
Angel menolehkan kepalanya kearah Aki, "Hei, kenapa kau tak bilang pada mereka kalau kau akan mati setelah 5 tahun?"
"...Dari siapa kau dengar itu?"
"Power."
"Cewek bangsat...
Kau juga jangan bilang pada siapapun."
Angel terdiam sebentar, "Beruntungnya. Aku juga pengen segera mati.
Karena selama kau masih hidup, kau harus terus berusaha. Setelah kau mati, kau tak perlu melakukannya lagi."
Ah, kematian. Salah satu ketakutan para manusia. Tapi, kenapa malah banyak orang yang ingin mati. Bukankah mereka harusnya bersyukur karena diberikan kehidupan?
Bunuh diri pun tak ada gunanya, Itu hanya akan menambah dosa.
"AKI!" Seorang pria datang dengan tergesa-gesa, ia menyuruhnya untuk segera turun.
Dilantai bawah, The Shark Devilman dan seorang pemuda bersurai pirang terluka cukup parah. Nomo -pria yang menyuruh mereka turun kebawah-, menjelaskan bahwa The Shark Devilman atau Beam datang ke pintu masuk sembari bergumam kalau dirinya adalah bagian dari anggota khusus.
"Apa dia benar anggotamu?"
(m/n) berjongkok disamping Beam, menangkup pipi Devilman itu dan menanyakan, "Beam, siapa yang membuat kalian terluka?" Senyumannya masih jelas terukir diwajah ayunya tetapi senyuman itu terlihat mengerikan dimata Nomo dan Aki.
Beam menjawab dengan rintihan, "Bomb datang...! Bomb... Rekan Gun Devil!"
Aki yang mendengar itu terdiam sebentar, "Bagaimana kau tahu?"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
