01. Lembar Baru di Atas Luka Lama

213 37 24
                                    


Cuaca lumayan cerah di pertengahan bulan Mei, agak lembab karena semalam baru saja hujan di Singapura. Tapi matahari nampak tidak malu-malu untuk hari ini yang sedikit berbeda dari biasanya. Kacamata hitam itu dia naikan sedikit karena merosot dari hidungnya, dari balik gelapnya lensa, matanya melirik ke sana kemari di antara kerumunan orang di terminal 2 Changi Airport.

Sesekali ponselnya bergetar menunjukkan pesan singkat pengingat jadwal pertemuan dengan salah seorang rekan desainer minggu depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali ponselnya bergetar menunjukkan pesan singkat pengingat jadwal pertemuan dengan salah seorang rekan desainer minggu depan. Jemarinya bergerak lincah di atas ponsel itu sembari menunggu orang yang sudah berisik bilang ingin mengunjunginya di Singapura sejak malam natal berlalu.

Usai membalas beberapa pesan, matanya kembali menatap ke arah depan sampai sosok yang dia kenal melambai kecil memberi tanda. Senyumannya merekah.

Dia lepas kacamata hitamnya dan membuka lengan agar sosok itu segera masuk di dalam pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia lepas kacamata hitamnya dan membuka lengan agar sosok itu segera masuk di dalam pelukannya.

"Bi-bi!"

Juhyun tertawa kecil, memeluk gemas tubuhnya yang semakin besar saja sejak tiga tahun terakhir. Dia merunduk agar tepat pada retina hitam yang sedikit sipit dari si anak laki-laki 7 tahun ini.

Tangannya bergerak membuat sebuah kata.

'Penerbanganmu lancar?'

Anak itu dengan senyuman polos masih sama seperti saat mereka bertemu di usia anak ini 1 tahun, membalas pertanyaanya.

'Lancar. Papa tidur sepanjang malam.'

Juhyun kembali tertawa.

"Aku bisa tahu apa yang kalian bicarakan ya." seseorang dengan troli berisi barang bawaanya itu mendekat dengan gumaman sebal.

Juhyun tersenyum. "Aku hanya bertanya pada Hoon soal penerbangan. Kau ini sensitif sekali."

"Iya, karena aku lahir di Februari."

Juhyun melirik Hoon yang mengangkat bahu, tidak masuk dengan jokes pria dewasa ini.

"Hoon, mau pulang atau makan dulu?"

"Pu-lang."

"Aku rasa dia jetlag parah."

Juhyun mengusap kepala anak tersebut dan menggandengnya keluar dari Changi Airport. Pria dewasa di belakangnya hanya mampu menghela. Perjalanan liburan kali ini memang akan menjadi liburan kesekian dimana dia menjadi patung saja.

[END] Janji Suci 2 : After LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang