18. ฅ^•ﻌ•^ฅ hilang

Start from the beginning
                                    

"Hah? Saya?" Gaza menunjuk dirinya sendiri. "Bukan lah coy, yakali!"

Renata memukul lengan putranya yang berkata tidak sopan. Wanita itu pun tersenyum canggung pada sang dokter. "Yang mau dikhitan itu masih kecil, dok. Mohon ditunggu dulu, anaknya baru mandi."

"Ohh baik." Dokter itu mengangguk. Untung saja ia bertugas pada anak kecil.

Renata menoleh ke arah putranya. "Kamu samperin Kio, gih! Nanti kalo udah selesai, panggil mama ya?"

Gaza segera pergi ke kamar untuk menghampiri Kio. Sementara Renata menjamu tamu dokternya dengan obrolan dan minuman. Namun setelah itu Gaza muncul lagi dengan raut yang tak dapat diartikan. "Kio dimana, Ma?"

"Loh katamu mandi?"

"Tapi sekarang gaada, Ma."

Renata mencoba untuk tenang meski dalam hati wanita itu panik. "Coba ah, dicari lagi!"

"Udah aku cari dimana mana, Ma." Gaza menggaruk kepalanya membuat rambutnya berantakan. "Coba deh mama yang cari! Biasanya apa-apa kalo yang nyari mama pasti ketemu."

Renata pun berdiri. Ia meminta izin dengan sungkan kepada sang dokter karena ia harus meninggalkannya. Wanita itu mengelilingi rumah untuk mencari Kio. Sedangkan Gaza mengajak ayah dan adiknya untuk turut serta mencari juga.

"Gue curiga si bocil kabur karena tau hari ini dia mau disunat." ujar Haza sambil mengusap dagunya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

"Ya makanya ayo bantuin cari!" Gaza menyeret tangan adiknya untuk mengikuti langkahnya.

Karena di sekeliling rumah tidak ada tanda-tanda adanya Kio. Keempat anggota keluarga itu pun memutuskan untuk mencarinya di luar. Namun sebelum itu mereka meminta penundaan waktu pada sang dokter. Dokter itu pun pergi dan akan kembali setelah mendapat panggilan.

Dewa dan Renata bersama untuk mencarinya. Sedangkan Gaza dan Haza berpencar menggunakan motor masing-masing. Gaza mencari ke berbagai arah. Ia menyusuri sepanjang jalan dengan kecepatan rendah sembari memperhatikan setiap sisi jalanan.

"Lu dimana sih, Kio?" Gaza frustasi. Ia tidak ahli dalam mencari sesuatu. Namun sekarang ia harus menghadapi cobaan tersebut. Bahkan ia tak hanya bingung, melainkan juga takut terjadi apa-apa dengan bocah yang sekarang ntah dimana keberadaannya.

Gaza terus melajukan motornya. Sepanjang jalan ia sama sekali tak melihat sosok kecil yang ia cari. Bahkan cowok itu juga bertanya-tanya pada orang-orang yang berlalu-lalang. Ia menunjukkan foto anak laki-laki dengan telinga kucing dan ekor berbulu, namun orang-orang tersebut malah menganggap Gaza orang gila.

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Berbeda dengan Gaza yang kalang kabut di jalanan. Sekarang Kio malah ditemukan oleh Edwin. Cowok itu membawa Kio ke rumahnya. Meskipun kecil dan hanya terdapat dua ruangan saja, namun rumah itu terasa menyenangkan karena ada banyak kucing disana.

Cowok mungil yang mengenakan bathrobe karakter beruang itu terus saja menangis. Sedari tadi Edwin mencoba untuk menenangkannya, namun tak berhasil juga.

Ketika pintu terbuka, kucing-kucing tersebut langsung berlari mendekati babu mereka yang datang. Kucing-kucing dengan beragam warna itu tampak antusias dengan anak laki-laki yang Edwin gendong.

"Kio disini dulu ya?" Edwin menurunkan Kio dari gendongannya. Tetapi bocah itu malah mengeratkan pelukannya di leher Edwin. Ia tak mau dilepaskan.

Edwin paham. Cowok tinggi itu pun duduk dengan anak beruang berada di pangkuannya. Kucing-kucing yang ada disana pun ikut mendekat dan mengerubungi Kio.

ADORABLE KITTENWhere stories live. Discover now