Chapter 4| Misi

8 2 0
                                    

Beberapa kali Maximme mendengus sembari menyenderkan tubuhnya di bangku pesawat yang sedang ia duduki saat ini.

Jujur saja ia merasa terganggu dengan sikap sang kakak yang menurutnya menjengkelkan.

Selama ini ia tak pernah sedikit pun mendapati sosok kakaknya seperti itu.

Apakah ada yang salah dengannya? Atau apa sebenarnya yang salah pada kakak nya itu?

"Sudahlah, lebih baik kau tidur, atau paling tidak rileks kan tubuhmu itu," lirih Angeline menyadari kekasih nya yang terlihat gelisah, lebih tepat nya pemuda itu terlihat uring uringan menyangkal hal yang baru saja terjadi di antara dirinya dan juga kakak nya.

Maximme menatap ke arah Angeline sembari mempoutkan bibirnya seakan menolak perkataan dari kekasihnya itu, hanya saja ....

... Ia tak bisa menolak nya!

Aura Angeline secara tak langsung membuat dirinya menjadi seorang sosok penurut yang tak dapat membantah.

Entahlah Angeline seakan memiliki kharisma nya sendiri di hadapan Maximme kekasihnya.

"Good job," ujar Angeline dengan santai nya sembari mengusap kepala Maximme yang sudah bersandar hendak memejam kan maniknya.

Maximme tak menolak usapan itu, justru ia kembali menyamankan posisi nya. Ia suka dengan perlakuan yang lembut dari Angeline yang ia rasakan bahwa calon istrinya itu selalu mengenalnya dengan baik di bandingkan dirinya sendiri.

Tak butuh waktu yang lama bagi Maximme, pemuda itu telah jatuh masuk dalam ke alam mimpinya.

'Dasar kau ini,' lirih Angeline dalam benak menatap kekasih nya itu.

Arah pandang Angeline kini seakan kosong melamunkan kembali kalimat dari Mr. Hwang yang memintanya untuk membawa Maximme meminta izin pada orang tuanya akan pernikahannya itu.

Jika saja ia boleh jujur, ia akan mengatakan pada keluarga Maximme bahwa ia meragukan kehadiran keluarganya.

Keluarga yang jauh dari kata harmonis membuat nya tak nyaman dengan keluarganya sendiri.

Rasanya ia tak ingin mengundang keluarganya itu, terlebih sang ayah, yang notabene menyeramkan di mata nya, walaupun sang Ibu tak seperti itu, hanya saja jika ia mengajak salah satu di antara kedua orang tuanya sudah ia pastikan dan yakini bahwa keduanya tak akan datang bersama.

Mustahil!

Hal itu yang di yakini oleh Angeline.

'Haruskah ku hubungi Mom lebih dahulu?' lirih Angeline dalam benak nya.

Angeline menarik nafasnya dalam dalam dan menghela nafasnya perlahan sebelum ia juga ikut menyandarkan tubuhnya itu di bangku yang sedang ia duduki.

'Rilekskan tubuhmu!'

***

Pakaian rapi lengkap dengan jas dan juga kumis palsu yang entah sejak kapan sudah ia tempelkan, kini terlihat sebagai penampilan baru bagi Melvin.

Sedang dimana dia sebenarnya? Apa yang tengah ia lakukan?

Melvin duduk dengan manis di sebuah lounge yang ada di hotel tersebut, seakan dirinya adalah orang penting yang tak dapat di ganggu dengan mudah oleh orang lain, sekalipun staf hotelhotel yang ada disana.

"Permisi,  apakah anda hendak memesan minuman atau semacamnya?" tanya seorang gadis dengan pakaian ala staf hotel dengan rambut bergelung rapi keatas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 29, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Unpredictable WifeWhere stories live. Discover now