Chapter 1| Sebatas Kakak-Adik

14 4 0
                                    

Semenjak Melvin menyadari bahwa gadis yang memiliki magnet ketertarikan sendiri untuknya nyatanya adalah kekasih dari adiknya, maka pupus sudah angan angan dirinya untuk mendekati gadis itu sebagai calon kekasih.

Baginya kebahagiaan sang adik adalah hal nomer satu untuknya. Untung saja rasa ketertarikan pada gadis itu belum terlampau jauh, sehingga ia berusaha sebisa mungkin untuk menekan rasa suka pada gadis itu, dan merubah sudut pandangnya dari gadis yang memiliki daya tarik untuk nya menjadi sebatas adik-kakak.

"Brother, apakah menurutmu kami pasangan yang serasi?" tanya sang adik ketika mereka bertiga memilih jalan bersama di akhir pekan.

Bukan tanpa alasan Maximme mulai mendekatkan sang kekasih dengan keluarganya, melainkan pemuda itu telah bertekad untuk menjalani hubungan yang serius dengan Angeline.

Jika dahulu Maximme tipikal pria yang suka sekali mengganti pasangan, maka tidak setelah pemuda itu bersama dengan Angeline.

Angeline yang riang, jenaka, dan juga baik pada siapapun membuat Maximme berfikir ulang jika dirinya melepaskan gadis tersebut, belum lagi ia tahu betul bahwa gadis itu memiliki prinsip yang teguh dimana jika ia telah menentukan hatinya pada satu orang maka ia tak akan berpaling. Hal tersebut tentu saja kebalikan dari dirinya di masa kelam.

Anggukan kepala Melvin berikan pada Maximme.

"Kalian pasangan serasi," ujar Melvin tulus pada sang adik.

Hati kecil nya mungkin Melvin masih merasa sedikit sedih, hanya saja di luar itu semua ia merasa bahagia.

Maximme yang ia kenal dulu dalam sebutan 'playboy' kini tak ada lagi.

"Sepertinya aku mencium keseriusan dalam hubungan kalian?" celetuk Melvin di hadapan sang adik dan juga pasangannya.

Spontan Angeline menatap ke arah Maximme, sedangkan Maximme justru dengan percaya diri menganggukan kepala nya di sertai tangannya yang memegang erat Angeline.

"Really? Kau benar benar serius kali ini?" tanya Melvin cukup terkejut dengan jawaban sang adik.

"I'm serious brother," ujar Maximme sembari mengecup telapak tangan Angeline.

Dapat dilihat dengan jelas oleh Melvin, kedua pipi Angeline tampak merona belum lagi dengan gestur tubuhnya yang sesekali mengipasi wajah nya.

Melvin sadar bahwa memang dirinya hanya di takdir kan menjadi kakak dan adik dengan Angeline, untuk itu dengan gerakan lambat Melvin mengambil pegangan tangan keduanya sembari mengatakan, "Kuharap kalian berdua bahagia."

Maximme dengan cepat memeluk tubuh Melvin dengan sebelah tangannya yang bebas. Ia sangat senang mendapatkan restu dari sang kakak, walaupun Maximme sendiri belum mengatakan pada kedua orang tuanya, yang notabene tinggal cukup jauh dari tempat tinggal mereka berdua.

Jika mereka berdua tinggal di Chicago, maka berbeda dengan kedua orang tua mereka yang menetap di Boston, dimana harus menempuh 14 jam perjalanan dengan menggunakan mobil dari tempat mereka.

Sebenarnya bisa saja mereka mengunjungi kedua orang tuanya di Boston menggunakan pesawat, hanya saja schedule Maximme yang padat membuat dirinya memang harus mengosongkan waktunya terlebih dahulu jika ingin berkunjung ke rumah orang tuanya itu, belum lagi jika pada kenyataan kedua orang tuanya yang tengah mengambil dinas ke Korea, lantaran perusahaan induk yang dimiliki sang ayah berpusat di Seoul.

"Angeline jika adikku macam macam atau menyakitimu, kau dapat mengabari ku agar aku dapat melabrak nya," kekeh Melvin setengah bercanda pada Angeline.

Angeline yang mendengar nya hahya sibuk mengangguk anggukan kepala nya. Gadis itu benar benar senang mendapati keluarga kekasihnya yang ternyata menerima dirinya.

"Aku penasaran, dimana kalian berdua bisa bertemu?" tanya Melvin hanya sekedar basa basi.

Baik Angeline, maupun Maximme tampak melirik satu sama lain, seakan keduanya mencoba menyamakan persepsi mereka.

"Ada apa? Mengapa kalian seperti enggan memberitahu padaku?" lirih Melvin mencoba menggali dari respon yang di berikan oleh sepasang kekasih itu.

Maximme tampak menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Ada rasa malu jika ia kembali mengingat dimana moment pertama kali mereka bertemu.

Jika saja waktu dapat di ulang, mungkin Maximme memilih ulang tempat dimana mereka bertemu.

Beda dengan Maximme yang terlihat salah tingkah, Angeline justru sibuk menutupi mulut nya berusaha menahan tawa.

"Sepertinya ada hal menarik dari pertemuan kalian," ujar Melvin yang semakin ingin mendengar cerita sang adik.

"Kau saja yang ceritakan," cicit Maximme pada Angeline.

Anggukan kepala Angeline berikan pada Maximme sebelum pada akhirnya Angeline membuka suaranya untul menjelaskan kronologi pertemuan pertama mereka.

Manik Melvin tampak fokus pada gadis yang sempat memiliki daya tarik sendiri untuknya.

"Bagaimana reaksi mu jika seorang pria mabuk datang mendekat padamu di saat kau sedang suntuk karena pekerjaan mu?"

Sejenak Melvin terdiam. Ia berusaha mencerna pertanyaan dari Angeline.

"Kau marah," ujar Melvin.

Anggukan kepala Angeline berikan sebelum melanjutkan kalimat nya.

"Aku menamparnya."

Gelak tawa tiba tiba saja terdengar dari belah bibir Melvin. Ia tertawa lepas mendengar sang adik yang di kenal playboy, sekaligus terkenal di segani nyatanya di tampar oleh seorang gadis.

"Kau tahu yang lucu adalah saat matanya menatap ku dengan tatapan bingung dan terdiam tanpa bicara sedikit pun padaku, belum lagi dengan tangannya yang tiba tiba saja terulur seperti meminta pertolongan."

Sekali lagi Melvin tertawa lepas mendengar hal itu. Ia tak tahu jika Maximme pernah di permalukan seperti itu.

Oh ayolah siapa yang tak kenal dengan julukan Asian-Crazy man di kawasan Chicago?

Maximme cukup terkenal di Chicago, lantaran ia menjadi pemuda dengan sosialitas yang tinggi, hanya saja dari identitas nya yang di kenal dengan julukan tersebut, tak banyak orang yang tahu bahwa dirinya adalah CEO dari perusahaan yang ia dirikan 8 tahun lalu, yakni M.H Life Company.

Bagaimana bisa identitas Maximme tak di ketahui?

Karena Maximme selalu menyebut dirinya dengan Mr. Ace ((A)sian-(C)razy), bukan sebagai Maximme Hwang.

"Wait, apakah Angeline tahu akan dirimu seutuhnya?" tanya Melvin pada akhirnya yang menyadari ada kejanggalan dalam cerita itu.

Maximme memberikan cengiran dan juga anggukan kepala nya.

"Seiring waktu dia tahu bahwa aku Asian-Crazy sekaligus Max, dia lebih cerdas dariku," kekeh Maximme yang tak di pungkiri bahwa pemuda itu tengah menyanjung sang kekasih di hadapan Melvin.

Mendengar hal itu tentu saja membuat Melvin dapat mengambil kesimpulan bahwa salah satu faktor terbesar hubungan keduanya menjadi serius lantaran di antara Maximme dan juga Angeline tak ada kebohongan ataupun hal yang perlu mereka tutupi.

"Sepertinya kalian benar benar berjodoh," ujar Melvin pada adiknya dan juga Angeline.

'Aku senang jika kalian bahagia.'

———

TBC

See you next chapter

Leave a comment, and vote

.
.

Seya

Unpredictable WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang