"Mau! Tapi aku mandi dulu ya!"

Seketika itu juga, Jungkook meloncat tinggi sebelum akhirnya ia lari terbirit-birit menuju kamar mandi. Setelah lima belas menit berlalu Jungkook kini telah mengenakan celana jeans abu-abu gelap serta sweatshirt berwarna hitam keabuan.

Kedua insan itu pun pergi ke salah satu supermarket memakai mobil sport kepunyaan Jungkook. Keadaan saat ini hanya diisi oleh lagu yang berasal dari radio. Mereka tidak mengobrol lantaran Rochely terlalu fokus mencatat daftar bahan masakan yang akan dibelinya.

Sementara Jungkook terus melirik sekilas ke arah Rochely. Manik bambinya teralihkan pada tali gaun yang semula berada di bahu sang hawa, hingga kini tali tersebut melorot; memperlihatkan bahu pujaan hatinya nan putih, bersih, juga menggiurkan.

Damn it, she's so fuckin hot! Batinnya.

Durasi perjalanan yang singkat, sampai tak terasa kendaraan roda empat ini sudah terparkir sempurna. Bibir Rochely spontan mendarat singkat di bibir Jungkook; sebagai imbalan atas kebaikan sang adam yang telah mengantarkannya. Sukses membuat mata bulat si Jeon seketika terbelalak.

"Auntyh..." Jungkook menekan omongannya, setengah mengerang. Tubuhnya mulai terasa meremang panas dingin menerima beberapa kecupan lembut yang Rochely hadiahkan di bibirnya.

Sementara Rochely tertawa jahil melihat ekpresi wajah Jungkook yang mengeras. "Kau menggemaskan sekali kalau sedang salah tingkah begini," bisik sang puan yang kemudian mengecup basah pipinya beberapa kali.

Jungkook lagi-lagi terkejut bukan main atas perlakuan Rochely. Hanya beberapa kecupan pada bibir dan pipinya, mampu menghantarkan gelenyar aneh yang mulai menjalari tubuhnya. Kemudian menghantarkan sebuah rangsangan, hingga membuat kejantanan pria muda Jeon itu mulai bereaksi.

Bisa-bisanya Jungkook langsung merasa sangat bergairah hanya karena menerima beberapa kecupan di bibir dan pipinya? Padahal biasanya dia tidak seperti ini. Jungkook sontak mengunci kembali pintu mobilnya yang semula telah ia buka.

"Aunty. Jangan keluar dari mobil dulu. Tunggu sampai beberapa menit lagi," pinta Jungkook yang diterjang rasa malu, hingga seluruh telinganya memerah padam dan napasnya berubah berat.

Ucapan Jungkook sukses memancing kuriositas. Rochely sontak menatap wajah merah Jungkook sembari menyernyit. "Kenapa?"

Jungkook lantas mencondongkan tubuhnya ke arah Rochely, lalu membisik memberitahu, "Jungoo bangun."

Rochely spontan tersenyum singkat tak simetris. "Demi apa—kau tegang?"

Satu helaan napas lolos dari bibir Jungkook. "Ini semua gara-gara aunty. Siapa suruh menciumku di saat sedang mengenakan pakaian seseksi itu? Padahal kita hanya pergi ke supermarket saja."

"Jangan salahkan pakaianku," ujar Rochely dengan agak sewot. Namun beberapa detik kemudian sebuah seringai muncul diwajah cantiknya, "Pikiran mesummu lah yang seharusnya dikontrol."

Jungkook hanya melenguh sembari mendorong punggungnya untuk bersandar pada kursi mobil, lalu membuang wajahnya ke arah jendela. Tak ketinggalan ia juga menutupi bagian intinya yang menyembul menggunakan kedua tangan lebarnya.

Menunggu selama hampir sepuluh menit di dalam mobil. Alih-alih membungkam bibir lantaran diterjang rasa canggung, suasana mobil justru diisi dengan suara cekikikan geli dari Rochely. Bahkan wanita itu sampai merekam ke arah bagian bawah Jungkook yang nampak menonjol menggunakan ponselnya sebagai dokumentasi.

AUNTYWhere stories live. Discover now