Special

36 3 1
                                    

Hari ini, nanti malam lebih tepatnya adalah peringatan akan tenggelamnya kapal Titanic.

Saya, Hayuka turut berduka atas tragedi naas yang menimpa para kru dan penumpang. meski sudah lebih dari 1 abad, kenangan dari tragedi malam itu tentu tidak bisa dilupakan begitu saja oleh banyak orang, termasuk saya sendiri.

Saya begitu terobsesi dengan peristiwa ini, terlebih setelah menonton film yang diperankan oleh Kate Winslet dan Leonardo Dicaprio, saya penasaran akan misteri, teori, konspirasi yang menimpa kapal impian ini, mulai mencari tahu konspirasi lewat saluran youtube, atau membuka artikel yang membahasnya di mesin pencari; google.

Dari Titanic dan Attack on titan, kedua mahakarya ini membuat saya benar-benar terpukul dengan endingnya, kedua cerita ini begitu sulit dilupakan oleh penonton, dimana pemeran utama pria sama-sama tewas, terlebih aot yang dari episode 1 sudah banyak memakan kematian termasuk para husbu saya, hiks.

Berhari-hari jika mengingat film yang dibuat oleh James Cameron saya menangis beberapa saat, membayangkan betapa suramnya malam itu dan mulai berhalusinasi jika saya ada di sana, saya ingin untuk melihat lautan Atlantik, kalau bisa tepat dimana Titanic tenggelam, hati saya selalu penasaran oleh tempat itu.

dan berhari-hari juga saya gemas akan alur cerita aot emosi saya benar-benar dipermainkan.

Saya juga ingin mengunjungi museum geografi peringatan Titanic, dan juga museum aot yang berada di kampung halamannya bang Hajiーpembuat manga aot.

Itu saja untuk catatan dari saya, dan..

Beristirahat lah dengan tenang, dengan cinta; Hayuka.

Selaku hari peringatan, saya berniat membuat spesial part untuk hari ini, silahkan dinikmati.

***

Tubuhnya berjalan begitu saja, seolah ada yang menuntun entah dari mana dan siapa.

Ia tiba di depan pintu utama, pintu terbuka untuknya dan si penjaga tersenyum hangat kepadanya,

"Silahkan nona, ini adalah malam khusus untukmu."

"Terima kasih pak!"

Disini, sudah banyak orang yang menyambut kedatangannya , terlihat semua penumpang dari semua kelas hadir, 'Apa semua ini? pesta dansa di kapal? sejak kapan ada?' ruangan ini begitu penuh dan ramai.

Aster kemudian melangkah menuju Grand Staircase, di atas sanaーdi bawah jam dinding tepatnya, terlihat Erwin menanti dirinya, Erwin fokus memperhatikan jam dinding yang menunjukkan pukul 2:20.

Begitu sadar, pria pirang itu menoleh ke arah Aster datang, ia berjalan mendekat sembari tersenyum.

Aster ingin mengucap sesuatu, tapi lidahnya sangat kelu hingga membuat ia seperti orang bisu.

Begitupun dengan Erwin, ia juga tidak mengeluarkan suara apapun kecuali senyuman dan uluran tangan.

Erwin hendak meraih tangan Aster, Aster kemudian menerimanya.

Badan Aster membungkuk, Erwin mengecup punggung tangannya,

Terdengar suara alunan mengiringi mereka berdua

Mereka berdua berdansa begitu saja, di ruangan yang menjadi sempit karena banyak orang yang memperhatikan, mereka menari; mengikuti alunan musik yang membawa mereka hanyut. berdansa seperti tak ada hari esok, Aster merasa ini mimpi dan ia tak lama akan segera bangun ketika musik ini selesai, ia tak mau itu terjadi dan akan terus berdansa bahkan hingga fajar tiba.

Yang aneh disini adalah, mengapa orang-orang hanya diam dan tak berkutik barangkali sedikit pun? mereka tak beranjak dari tempat mereka atau bergabung untuk berdansa dengan mereka berdua, tapi Erwin acuh, ia tak peduli dengan keadaan sekitarnya.

"Aku mencintaimu, Aster." Akhirnya Erwin bersuara, disela-sela tarian mereka berdua.

"Aku tahu Erwin, aku juga. aku sangat menyayangimu, jangan pernah berani kau tinggalkan aku ya?"

Erwin hanya menjawab dengan senyumnya.

Hal yang Aster takutkan benar terjadi, musik sudah selesai, orang-orang yang sedari tadi diam tiba-tiba berubah menjadi debu perlahan; dimulai dari kaki mereka, hinggaーbadan dan kepala.

Aster yang melihat itu histeris, ia terjatuh ke belakang, Erwin ikut menunduk.

"Maaf Aster, hiduplah dengan bahagia, menikah dengan pria yang memperlakukanmu seperti ratu, saksikanlah anak-anakmu tumbuh dengan bahagia, jangan sering-sering memarahi mereka nanti, cintailah suamimu kelak dengan tulus seperti perasaanmu padaku, dan simpan ini aku mohon jangan pernah lupakan kenangan yang pernah kita buat."

"Apa yang kau maksud Erwin bodoh?" Aster menangkup wajah Erwin, mencium bibirnya dengan kasar, dan sesekali memaksa masuk lidahnya ke dalam mulut Erwin, Erwin membalas, ia membiarkan gadisnya berbuat sesuka hati, dia tak mau kalah dan membalas lum...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang kau maksud Erwin bodoh?" Aster menangkup wajah Erwin, mencium bibirnya dengan kasar, dan sesekali memaksa masuk lidahnya ke dalam mulut Erwin, Erwin membalas, ia membiarkan gadisnya berbuat sesuka hati, dia tak mau kalah dan membalas lumatan tersebut.

Tangan Aster meraih tengkuk Erwin, ia tak mau ini berakhir, apa yang sebenarnya terjadi? mengapa ia sangat sedih? perasaan apa ini?

Erwin melepas paksa ciuman mereka, ia membantu Aster berdiri, dan memeluk tubuh gadis itu erat.

"E-erwin? aku takut sendiri!" Aster sudah terisak, tangisannya begitu menyakitkan untuk didengar Erwin, ia tak tega meninggalkan gadis ini.

"Sebelum bertemu denganku, kau sudah biasa sendiri bukannya? aku harap kau lebih kuat mulai dari sini Aster, ikhlaskan aku dan nikmatilah hidupmu. aku menyelamatkanmu bukan untuk kau yang berlarut-larut dalam kesedihan, mengerti?"

"Erwin, aku mencintaimu, sangat, sangat, sedalam lautan atlantik pun akan kalah dengan rasaku untukmu."

Erwin tergelak mendengarnya, membuat kedua matanya terpejam.

"Terima kasih Aster, karena kau sudah menemaniku selama ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Terima kasih Aster, karena kau sudah menemaniku selama ini."

Perlahan tubuh pria itu ikut menjadi serpihan debu, dan.. menghilang.

Aster panik, ia sendiri disini? apa 'tak ada seorang pun yang bisa ia mintai pertolongan? makin histeris hingga ia menangis sambil memejamkan mata, saat membuka matanya kembali, ia menemukan dirinya berada di sebuah ruangan, 'Ini.. bukannya kamarku ya?'

Aster berdiri, ia mendapati dirinya di cermin sedang menggunakan kalung pemberian Erwin. berarti ini bukan mimpi?

My Heart Will Go On; Erwin SmithWhere stories live. Discover now