Chapter 3

6.5K 374 0
                                    

"For one last Time"

"Semua orang punya hati, tapi tidak semua orang bisa menghargai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semua orang punya hati, tapi tidak semua orang bisa menghargai."

-o0o-

"Astaga tuan putri kenapa wajah anda memar?" Ujar Nana, pelayan yang sudah melayaninya dari kecil.

Rosalie menatap ke arah cermin dan memegang bagian memar tersebut, ia terkekeh melihat bekas tamparan kakaknya.

"Ini hanya bekas saat aku terjatuh kemarin Nana," ujar Rosalie sambil tersenyum.

Nana merinding melihat nona nya mengatakan itu sambil tersenyum, terakhir kali nona nya seperti itu adalah saat dia habis dipukuli kepala pelayan saat ia dituduh mencuri pakaian Isabella.

"Baiklah nona aku akan memakaikan riasan agar memar tersebut hilang," ujar Nana sambil merias Rosalie.

Setelah merias wajah Rosalie, Nana tersenyum puas dan berkata," anda sangat cantik nona."

"Ya, aku tahu itu," ujarnya sambil menatap ke arah cermin.

Rosalie keluar dari kamar dan menuju ke kamar, tempat dimana ayahnya tinggal. Untungnya pria keji itu masih menyisakan satu istana untuk mereka tempati.

Disepanjang lorong menuju kamar ayahnya, banyak pelayan yang berbisik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Disepanjang lorong menuju kamar ayahnya, banyak pelayan yang berbisik.

"Lihatlah bagaimana angkuhnya dia berjalan berbeda sekali dengan putri Isabella."

"Dia masih saja angkuh padahal sebentar lagi ia akan dijadikan budak oleh musuh," ujar pelayan satunya sambil terkikik.

Telinga Nana panas mendengar mereka membicarakan nona nya.

"Nona kenapa anda membiarkan mereka membicarakan nona sesuka hati?" Ujar Nana dengan kesal.

Rosalie menghela nafasnya dan menjawab,"aku tidak peduli pada mereka, bagiku mereka hanya sekelompok tikus yang kekurangan makanan."

Ucapan Rosalie terdengar cukup jelas di telinga para pelayan itu. Para pelayan itu menundukkan kepala mereka karena malu.

Nana menahan tawanya melihat para pelayan itu menunduk malu.
"pfft rasakan itu dasar!" Ejeknya dengan suara kecil.

Rosalie membuka pintu kamar ayahnya dan melihat Isabella yang sedang menangis dipelukan ayahnya.

"Ayah aku tidak ingin menikah dengan pria itu!" Ujarnya sambil terisak di pelukan ayahnya.

"Tolong bujuklah Rosalie ayah, aku tidak ingin menjadi istri pria kejam sepertinya."

"Tenanglah sayang, ayah pasti akan memastikan Rosalie mau menggantikan dirimu," ujar sang ayah sambil mengelus kepala putrinya dengan sayang.

"Bagaimana kalau dia tidak mau?"

"Ayah akan memaksanya, ayah akan memastikan putri kesayangan ayah hidup dengan damai dan aman," ujarnya lagi.

"Nona.." bisik Nana saat melihat nona nya yang mencengkram erat gagang pintu, tanpa dia duga Rosalie membuka pintu kamar tersebut dengan keras sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Membuat dua orang didalam kamar tersebut terlonjak kaget.

"Ayah tidak usah memaksaku karena aku memang akan menikah dengan pria itu," ujar Rosalie dengan dingin dan menatap tajam kedua orang itu.

"Terimakasih kak! Aku tahu kakak pasti sangat menyayangi ku," ujar Isabella yang lansung berlari dan memeluk Rosalie. Tetapi sebelum ia sempat memeluknya, Rosalie sudah menghindar dari pelukannya dan menyebabkan dirinya jatuh ke lantai.

"Ingat ini adalah terakhir kalinya aku menolong kalian, sebagai gantinya jangan pernah muncul lagi dihadapanku."

"Ayo kembali Nana, ayah tidak membutuhkan aku lagi karena putri kesayangannya sudah kembali," ujarnya lalu pergi meninggalkan kedua orang itu tanpa berpamitan.

"Ayo kembali Nana, ayah tidak membutuhkan aku lagi karena putri kesayangannya sudah kembali," ujarnya lalu pergi meninggalkan kedua orang itu tanpa berpamitan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



marry me (Tamat)Where stories live. Discover now