Our Destiny #ThirtySix

150 9 0
                                    

"Terus mau sampai kapan lo gak bisa Terima gue?" Tegasnya begitu sesak menunggu sesuatu yang sejujurnya masih belum bisa dipastikan dengan begitu baik
"Gue gak tau tapi gue belum bisa buat percaya sama lo bisakah lo kasih waktu buat gue, lo udah bilang mau nunggu gue kan tapi kenapa sekarang seolah-olah lo maksa gue?" Sahut wanita yang saat ini tidak menyangka dengan lelaki tepat dihadapan nya,

"Gue tau tapi gue gak bisa terus-terusan nunggu lo gue trauma dengan kata MENUNGGU yang pada akhirnya apa? Gue yang harus mengalah" Ucap sang lelaki dengan begitu pasrah
"Terus apa dengan cara seperti ini adalah cara terbaik? Tidak Lisa justru lo memaksa gue buat mencintai lo bukan dengan tekad niat ketulusan gue sendiri" Jelas nya dengan begitu lembut kepada lelaki yang ternyata adalah Lisa,

"Min gue gak maksa lo tapi bisakah lo jalanin sama gue selama yang lo mau? Kalo emang lo ngerasa gak cocok sama gue lo bisa putusin gue" Sahut Lisa sembari memegang kedua tangan Mina menatap mata indahnya dengan begitu penuh harapan dalam hati Lisa,

"Kenapa lo mampu nunggu eonnie sedangakan lo justru tidak bisa menunggu keyakinan gue?" Tanya Mina dengan rasa penasaran nya yang begitu besar
"Dari prihal menunggu itu gue ngerasain trauma ini Min, gue gak mau trauma itu keulang buat yang kedua kalinya" Jelas Lisa dengan raut wajah yang begitu sendu,

"Lo cuma mau menangin taruhan itu kan makannya lo segitu kekehnya ngejalnin hubungan sama gue, gue sendiri gak tau perasaan lo yang sebenarnya itu gimana semuanya masih tanda tanya Lisa" Ucap Mina menyentuh pipi Lisa dengan begitu lembut
"Gak ada sangkut pautnya dengan taruhan itu Min gue serius cinta sama lo bisakah lo pahamin itu?" Tegas Lisa yang kali ini menatap lekat mata Mina,

"Gak, gak Lisa gak lo gak cinta sama gue kalo lo serius cinta sama gue pas gue tanya alasan lo gak bisa nunggu gue seharusnya lo gak bisa jawab karena itu murni dari hati lo bukan logika lo yang terlalu bertele-tele iya gue paham trauma gak bisa sembuh dengan sempurna bahkan mampu menghantui seumur hidupnya gue paham itu Lisa maka dari itu gue butuh ngeyakinin diri gue sendiri apa lo benar-benar cinta sama gue atau sebatas penasaran tapi nyatanya apa? Lo maksa gue hari ini buat ambisi lo sendiri" Ucap Mina yang tanpa sadar air matanya mengalir dengan sendiri nya,

"Min" Panggil Lisa mendekat ke tubuh Mina hanya berniat menenangkan nya dengan pelukan namun begitu sigap tangan Mina menjauhkan tubuh Lisa dari dirinya sendiri
"Stop Lis gue benci sama lo gue pikir lo bisa ngertiin gue nyata gue salah" Ucap Mina berlari meninggalkan Lisa yang berdiri menatapnya,

"Min, gue cuma gak mau kehilangan lo apapun yang terjadi lo harus jadi milik gue" Teriak Lisa dengan begitu frustasi entah harus bagaimana namun sikapnya hari ini mungkin wajar membuat Mina membenci dirinya, Tapi kata menunggu sudah tidak ada lagi dalam hidup Lisa,


"Iya bener emang acara beginian bukannya bikin kita refreshing malah bikin kita pusing makin ngeluarin tenaga buang-buang waktu" Ucap nya begitu tidak nyaman dengan tugas tugas yang saat ini sedang dikerjakan
"Para jantan kalo gak ngeluh kayanya rugi banget dalam hidupnya" Keluh Sana dengan begitu sinisnya,

"Jelaslah San rugi orang hidupnya cuma dilakukan dengan berbuat hal-hal yang lebih gak guna dibanding tugas tugas kita" Cletus Minju yang tak kalah sinisnya
"Bacot banget emang betina dua ini tidak tau kesenangan para jantan" Ucap Jeongyeon,

"Lo laper apa haus?" Tanya Momo yang langsung menghentikan perdebatan gak guna antara yang lain sembari mendudukkan diri didekat Mina
"Hah? Gak" Sahut Mina yang sedikit terkejut akan kedatangan Momo,

"Ya terus kenapa dari tadi lo bengong mulu nanti kerasukan setan baru tau rasa lo" Ucap Momo sembari mengunyah sukro
"Kerasukan setan mata lo gak ada juga yang bengong" Sahut Mina menyentil jidat Momo dengan entengnya,

"Aw sakit sialan" Kesal Momo mengusap usap jidatnya sendiri
"Bener apa kata Momo Min dari tadi gue lihat juga emang luh hari ini berbeda kenapa si?" Ucap Sana dengan penuh interogasi
"Gue gapapa" Sahut Mina menghela nafasnya begitu kasar,

"Pembohongan handal" Cletus Momo
"Siapa yang lo bilang pembohongan?" Ucap Mina menatap tajam sosok Momo yang berada disamping nya
"Ehehehe gak ada gak ada itu Sana yang pembohongan" Sahut Momo dengan takut,

"Kok jadi gue yang lo tuduh" Protes Sana
"Lagian kalo ada apa-apa tinggal cerita aja sama kita Min, gak perlu lo tutupin kita udah jadi keluargakan jangan dipendam sendiri berbagi aja sama kita biar enakan perasaan lo" Ucap Jennie yang begitu memahami para sahabatnya
"Iya eonnie gue gapapa" Sahut Mina tak lupa dengan senyuman palsunya,

"Mau sampai kapan si lo sok kuat? Benci banget gue sama senyum palsu lo, mata lo itu gak bisa bohong Min mau lo tutupin sampai mana?" Cletus Momo
"Udah Mo gak usah dipaksa nanti juga kalo udah tenang dia cerita dengan sendiri nya" Sahut Nayeon dengan lembutnya,

"Bener kata eonnie perempuan itu hanya ingin dimengerti tanpa menceritakan hal yang sedang ia rasakan jadi sabar aja dulu" Ucap Dahyun dengan tegasnya
"Kenapa harus ikut campur si" Sahut Jisoo menatap tajam sosok Nayeon
"Terus harus diam doang? Egois banget" Ucap Nayeon dengan begitu tak sukanya akan ke posesifan Jisoo yang berlebihan menurut nya,

"Ya gak har....."
"Jiss gak usah mulai" Ucap Irene memotong omongan yang ingin Jisoo lontarkan
"Reeeeeennn" Rengek Jisoo merasa dirinya tidak ada pembelaan dari sang pujaan hati,

"Ren kalo kekampus gak usahlah lo bawa bayi berisik rengekannya" Keluhan Jeongyeon
"Manusia yang paling tidak berkaca diri hari hari isinya Jen Jen Jen gak ngaca emang" Sindir Jisoo dengan fakta yang ada,

"Kata siapa? Gak pernah tuh sekarang" Cletus Jennie membenarkan kenyataan yang memang saat ini terjadi
"Tapi iya ya bener akhir akhir ini oppa gak semanja dulu tingkahnya ke eonnie" Ucap Rose begitu menginterogasi,

"Kepekaan itu ditingkatin JY dikasih kode secara halus aja gak peka lo dia mau lo manja kaya dulu, perhatikan dia dengan baik seperti dulu gitu aja gak peka lo" Sahur Momo dengan sinisnya
"Apa si lo ikut campur aja siapa juga yang berharap gak usah ngaco kalo ngomong" Kesal Jennie,

"Emang gue salah? Kan bener iya kan La?" Ucap Momo sembari menatap Suji yang masih begitu diam
"Hah? Eh hehehe iya mungkin begitu pada dasarnya perempuan memang butuh diperhatikan" Sahut Suji dengan senyum palsunya,

"Nah dengerin JY butuh diperhatikan" Ucap Momo dengan begitu kemenangan
"Brengsek banget tingkah lo Mo awas aja lo" Kesal Jeongyeon yang merasa sedang dipermainkan tapi justru Momo hanya tertawa dengan begitu bebasnya melihat tingkah bingung Jeongyeon,

Ditambah Suji saja masih enggan menatap dirinya membuat Jeongyeon semakin bimbang juga resah.













Selamat sahur!

Jangan lupa bantu vote dan komennya bantuan kalian begitu sangat berharga minimal vote thank's you BAS,

Our Destiny || TWICE X BLACKPINKWhere stories live. Discover now