"Ale?" Tanya Andira. "Ale yang pernah lo ceritain dulu banget?" Tanya Novy memastikan.

"Iya, Ale yang itu."

🌠 fix 🌠

"Riz, gak masalah kan gue ngajak temen baru buat makan?" Rizka mengangguk saja, ia hanya fokus pada makan siangnya dan ingin segera kembali ke ruangannya karena pekerjaannya yang masih banyak.

"Oya, Riz kenalin dokter muda baru yang gabung di rumah sakit kita. Dokter Enggal. Nggal, kenalin salah satu apoteker kita yang jadi idaman menantu ibu-ibu disini." Rizka menatap tajam Rendra hendak memukul kepala Rendra karena ucapannya yang terlalu berlebihan, tapi terhenti saat ia mendengar nama yang mengingatkannya pada seseorang.

Rizka dan Enggal sama-sama menoleh dan kaget, mereka tak menyangka akan bertemu lagi saat ini.

"Rizka?" Panggil Enggal saat mereka berjabat tangan. Saat jabat tangan itu terlepas Enggal langsung menatap jari tangan kanan Rizka.

Senyum yang sempat muncul kini menghilang, "Lama gak ketemu, Apa kabar?" Rizka hanya terdiam, bibirnya kelu saat akan menjawab.

"Iya, baik," jawab Rizka akhirnya. Ia segera membereskan makanannya walau masih ada dan segera pergi dari meja itu.

Rendra dan Enggal menatap diam kepergian Rizka. Ada banyak hal yang ingin Enggal tanyakan tapi ada 1 hal yang pasti yang sudah terlambat ia lakukan saat melihat benda di jari manis Rizka.

"Gue awalnya ngira lo bukan Enggal yang Rizka maksud, tapi ngelihat reaksi Rizka gue jadi yakin Enggal yang Rizka maksud itu lo. Gue minta maaf."

Enggal tersenyum, ia tidak mempermasalahkan. Walaupun sebenarnya ia sedikit kecewa dengan apa yang ia lihat saat ini.

"Gak perlu minta maaf, tapi lo ada atau tau foto suaminya Rizka kaya gimana?"

🌠 fell 🌠

"Rizka? Mau pulang?" Rizka menoleh ke arah sumber suara yang sudah ada Enggal dan perlengkapan operasinya.

"Eh, iya, Nggal. Ada perlu apa?" Enggal menghampiri Rizka lalu berhenti dihadapannya. "Dari waktu gue siap-siap mau pulang sampe sekarang lo kok belum pulang? Suami lo nggak jemput atau gimana?"

Rizka tersenyum kecil, "Suami gue emang gak jemput, dia ada tugas. Gue mau pulang juga masih males soalnya hujan."

Enggal mengangguk paham, "Kalo gitu gue anter aja gimana? Biar lo cepet sampe rumah."

Rizka terdiam menimbang tawaran Enggal. "Gue bawa sepeda motor sendiri, Nggal. Kalo bareng lo, siapa yang bawa pulang?"

"Gue bilang Rendra, biar dia yang bawa balik sepeda motor lo. Gimana?"

Rizka akhirnya mengangguk lalu ia berjalan mengikuti Enggal menuju parkiran.

Kalo lo bisa, gue juga bisa, Ham.

🌠 fix 🌠

"Wih! Tumben banget lo bawa bekal banyak gini? Ada apa? Mood lo juga keliatan bagus banget?" Sapa Rendra yang diikuti Enggal dibelakangnya. Rizka tersenyum. "Bukan apa-apa, gue mau terimakasih sama kalian terutama Enggal kalo nggak kayanya gue bakal pulang malem banget. Jadi gue masakin ini buat kalian. Tapi maaf aja kalo rasanya nggak bisa sesuai di lidah kalian."

• Short Story •Where stories live. Discover now