(6) Stefe Joe Wilham

301 46 0
                                    

Leo POV

Lo kenapa Ca? Baru kali ini kita kelahi hebat. Dan lo bilang kita harus sama-sama jauh. Gue gak bakalan bisa kayak gitu Ca. Gue ngerasa nyaman dideket lo. Gue pengen lindungin lo. Gue pengen bahagiain lo. Gue rela ngasih apapun buat lo. Tapi kenapa lo pilih cara ini Ca? Kenapa????

You're the light, you're the night

You're the color of my blood

You're the cure, you're the pain,

You're the only thing I wanna touch

Never knew that it could mean so much

So much

Lagu Ellie Goulding ini menggambarkan perasan gue sekarang. Pas banget.

Tok, tok, tok.

"Masuk aja, gak dikunci." Gue pun mematikan lagunya yang berasal dari MP3 gue.

"Hei, bro. Are you okay?" Sapa Troy ke gue. Albert yang tengah berdiri dibelakangnya pun tersenyum ke arah gue. Oh ternyata mereka yang masuk kamar gue. Mereka kan udah kayak keluarga gue aja makanya bonyok pasti bolehin mereka kesini kapan pun mereka mau. Kayak sekarang ini. Lalu kami bertiga pun ber-high five. Biasa, namanya juga cowok.

"Gue lagi gak semangat akhir-akhir ini." Lesu banget gue kayaknya. Troy dan Albert lalu duduk dikasur gue. Ya karena gue lagi tiduran ni.

"Serius lo? Mana Leo yang selalu happy disaat apapun. Yang selalu bandel dan nongkrong mulu sama kita." Ujar Troy. Iya juga ya, kok gue jarang ngumpul sama mereka. Kalo bandel, gue gak ngelakuin hal bandel lagi sih.

"Dia lagi galau tuh, jangan lo gangguin Troy." Si Albert tau bener perasaan gue. Padahal gue belum cerita ke dia. Mungkin karena dia tau kejadian waktu itu. Kejadian terburuk bagi gue.

"What? Leo galau? Sejak kapan lo galau bro? Lo bukan Leo yang gue kenal."

"Biasa aja kali Troy. Namanya juga manusia pasti moodnya berubah-ubah. Gak kayak lo yang hura-hura mulu. Happy mulu. Tobat Troy, tobat!" Haha, Albert emang selalu belain gue.

"Belain aja Leo terus, belain aja! Gue gak ada artinya buat kalian berdua." Ucap Troy 'pura-pura' ngambek. Kayak anak kecil aja lo Troy. Gue pun melempar bantal guling kearah Troy. Tapi dengan cepat dia berhasil nangkap. Sial. Oh ya kita bertiga kan tim basket dan gue kaptennya. Pantesan Troy bisa nangkap sesigap itu. Efek galau kayak gini nih.

"BTW, gimana masalah Eca itu bro?" Tanya Albert yang spontan bikin Troy mengkerutkan dahinya dan menatap kami dengan tatapan 'gue butuh penjelasan lo berdua.'

"Lo sih Troy kemana aja pas kejadian yang menggemparkan itu?"

"Hehe, gue telat bangun Al. Jadi gue males dateng. Kebetulan bonyok gue lagi gak ada dirumah, otomatis gue puas dong mau ngapain dirumah sebesar itu." Jawab Troy terkekeh. Gila, begadang mulu sih makanya jadi telat bangun.

"Gini nih. Erlie sama Megha keroyokin Eca di gudang dan ketauan sama Bu Tiffany. Mereka bertiga dipanggil ke ruangan kepsek dan yang gue tau dari Eca dia bilang Erlie dan Megha udah di DO." Jelas gue.

"Di DO? Haha bagus deh. Trus lo tanya langsung ke Eca?" Pertanyaan Albert bikin sesak di dada gue. Mau gak mau gue harus cerita tentang perkelahian gue sama dia beberapa hari itu.

"Iya gue gak masuk kelas. Gue tungguin di depan pintu ruangan kepsek itu. Pas dia keluar, gue tanyain. Tapi... dia bentak gue gitu."

"Lo serius bro? Eca bentak lo? Kok bisa?" Tanya Albert gak percaya. Ia pun membulatkan bola mata birunya.

JESSALEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang