Chapter 11 - Mahkluk Dimensi Lain

Start from the beginning
                                    

Awalnya mereka berdua asik menonton acara televisi.

Setelah melepas dan membuang bajuku yang ikut sobek, aku duduk disofa. Tempat ini terpisah dari mereka berdua. Tanpa menunggu lama, mereka menghampiriku.

Keduanya berada di dua sisiku. Melisa dikanan dan Akane dikiri. Mereka memerhatikan lukaku dengan seksama. Disisi lain aku mengabaikan mereka dan teralihkan oleh hal yang lainnya. Ada sesuatu yang kurang disini.

Rozen : "Dimana Nyx? Aku tidak melihatnya.."

Melissa : "Dia sudah kembali. Katanya ada urusan."

Rozen : "Huh... oke."

Aku membungkuk kedepan dan mengambil beberapa kacang dari toples yang terletak diatas meja disana.

Setelah selesai memerhatikan luka suaminya, Melissa tersenyum sambil melihat kearah wajahku. Sementara Akane sudah kembali melihat ke acara favoritnya.

Ini baik-baik dan bukan apa-apa bagiku, mereka mengetahuinya. Jadi mereka sepertinya sudah tidak mengkhawatirkanku lagi.

Melissa : "Sepertinya kamu benar-benar habis-habisan, energimu juga tidak sampai setengah lagi.."

Rozen : "Gadis itu... dia bisa menggunakan Juggernaut Drive. Kalau tidak memiliki tombak itu, aku akan kalah."

Melissa : "Kamu pasti bersenang-senang, ya? Tunggulah sebentar, akan kuambil makanan."

Dia berkata dan bangkit pergi menuju kedapur. Aku segera mengabaikannya dan menatap ke televisi.

Lalu kemudian aku juga menatap kearah Akane, kepalanya segera ku elus dengan tangan kananku. Itu kulakukan tanpa alasan yang jelas... mungkin karna gemes melihatnya.

Runeas tidak terganggu dengan perlakuanku, dia malah menikmatinya dengan sangat. Aku terus melakukan ini sambil menonton televisi, juga menunggu Melissa datang membawa makanannya. Beberapa menit sudah terlewati.

Tidak ada perbincangan diantara kami berdua, aku hanya terus kepalanya sementara dia menikmati ini dengan mata yang tertuju ke televisi. Runeas lalu melirikku yang membuat ku menghentikan aktivitas tanganku.

Rozen : "Hmm... ada apa?"

Runeas : "Bagaimana... kalau aku mempercepat penyembuhanmu? Aku terlalu gabut, kamu lihat?"

Setelah mendengar itu, aku secara reflek mewujudkan senyuman hangatku. Rupanya itu maksudnya dia.

Lalu pertanyaan baliknya segera kujawab sambil menarik tanganku dan kembali ke posisi semula.

Rozen : "Ah, begitu... baguslah, aku terbantu. Terimakasih banyak, Akane."

Runeas : "Gheee~♡ bukan apa-apa."

Dia lalu bergeser dan membuatku lebih dekat dengannya. Akane kemudian mengangkat tangan kanannya dan menaruh nya diatas lukaku yang terdapat dibagian rusuk, perut, pinggang dan bahu, juga tangan dan lengan.

Energinya mulai ditransfer dan mulai mengalir memasuki pembuluh darah dan luka-lukanya. Itu dapat kurasakan secara jelas, rasanya hangat. Ini benar-benat hangat.

.

.

.

• ======================= •

Sore harinya.

Rozen : "Sepertinya aku sedikit terlambat.."

Aku sekarang sudah mengganti pakaianku dengan hoodie juga celana jeans panjang. Saat ini aku menemui seseorang yang berada disebuah meja didalam toko.

I Received A Second Life: The Legend Has ReturnedWhere stories live. Discover now