"Badboy sama Godgirl gitu? Nggak deh, Prissy gak boleh sampai dijodohin sama Kak Erlan!"Cia menggeleng kuat-kuat tidak setuju.
Virda mengangguk. "Iya sih, novel bange menurut gue!"
"Ih apaan sih! Nggak lah aku mana mau dijodohin sama cowok kaya dia. Udah berandalan, nyeremin pula!"Prissy berdecak.
"Oh. Gak penting juga. Udah ah buru!"komando Cherry melanjutkan langkah yang sempat tertunda.
Benar saja, sesampainya di parkiran keadaan sudah sepi. Hanya tersisa beberapa motor dan mobil milik siswa yang mungkin sedang mengikuti ekstrakulikuler ataupun kelas tambahan. Virda langsung memasuki mobilnya dan duduk didepan setir, disusul Cia yang duduk di sebelahnya dan dibelakang ada Cherry, Prissy dan Olin. Setelah sama-sama memasang sabuk pengaman dan duduk anteng, mobil pun keluar halaman menuju jalanan besar yang akan membawa mereka ke mall pusat Jakarta.
"Kecuali Prissy, supir pribadi udah pada dihubungin biar nanti dijemput, kan?"tanya Virda tetap fokus menyetir.
"Aman komandan!"
🍭🍭🍭
Deru mesin terdengar membaur dengan kebisingan Jakarta. Liam memacu motornya cepat menuju markas. Sesekali ia mendapatkan klakson panas dari pengendara lain akibat menyalip secara ugal-ugalan. Begitulah Liam ketika berada dijalan, ia mengemudi sesuka hatinya.
Tidak sampai sepuluh menit motor Liam memasuki gang cukup besar, dan motornya berhenti dilapangan besar yang sudah ada banyak motor sport terparkir, tepat didepan sebuah rumah besar dengan chat berwarna hitam. Markas besar milik Savarez. Savarez sendiri adalah geng motor yang sudah dibentuk sejak kakek dari Liam masih muda. Kakek sebagai angkatan pertama yang dijadikan sebagai ketua. Kemudian angkatan kedua jatuh pada sang Ayah, dan ia adalah generasi angkatan ketiga yang kembali sebagai ketua geng.
Savarez bukanlah geng motor yang adanya hanya sekedar untuk bersenang-senang, balapan liar, pembuat onar, membuat rusuh dijalan, tauran ataupun kegiatan negatif lainnya. Sejak dulu geng ini dibentuk untuk bisa melakukan hal positif juga. Maka dari itu, kegiatan bersedekah diadakan setiap satu bulan sekali oleh geng ini. SAVAREZ akan berbagi makanan dijalan, dan sedia bersedekah di panti asuhan yang ada di Jakarta ini. Geng dengan enam anggota inti dan 390 anggota yang sebagian anaknya dari sekolah lain ini tetap hadir ketika hari bersedekah itu tiba.
Kesolidan inilah yang membuat banyak geng lain yang merasa iri dengan SAVAREZ. Banyak geng yang berkali-kali berusaha menjatuhkan dan menghancurkan perkumpulan SAVAREZ. Liam sudah berjanji pada sang kakek untuk menjaga geng ini agar tetap berdiri kokoh dan akan terus diturunkan kepada anak, hingga apapun Liam nanti.
Setelah merapikan jaket kebanggan Savarez yang terbuat dari kulit berwarna hitam dengan logo tengkorak pada bagian punggungnya itu, Liam memasuki markas.
"HEY YO WHATS'APP BROTHER!"Kenzie adalah anak pertama yang menyambut kedatangannya. Laki-laki yang lebih pendek sedikit darinya itu bertos ala laki-laki dengannya. Disusul inti yang lain, sedangkan anggota lainnya memberikan salam dengan panggilan namanya. Markas tampak penuh karena sebagian anggota tampak tengah berkumpul di ruangan yang benar-benar luas ini.
Liam duduk di sofa berwarna gelap dengan menaikkan kedua kaki ke atas meja. Tangannya masuk ke dalam saku celananya untuk mengambil rokok. Rokok dibakar, dihisap dalam-dalam lalu asap putih dihembuskan dan atmosfer pun dipenuhi asap membumbung. Laki-laki bermanik mata setajam silet itu memperhatikan teman-temannya yang sedang asyik dengan kegiatan masing-masing.
Liam melirik ke arah Kenzo yang sedang sandaran santai di sofa dengan koran yang menutupi wajahnya. Karena tidak ada pergerakan sedikitpun dari laki-laki yang sikapnya sebelas dua belas dengannya, Liam pun mencoba untuk menyingkirkan koran tersebut.
"Diem lo!"bentak Kenzo yang tiba-tiba saja matanya terbuka lebar. Liam tertawa kecil. Ia menyodorkan rokok miliknya kehadapan Kenzo, namun laki-laki itu menolak.
"Gue lagi gak mood ngerokok!"
Liam berdecak malas. "Zie abang lo lagi dapet apa gimana?"tanyanya pada Kenzie yang sedang bermain catur dengan Zidan.
"Biasalah!"
Liam mengangguk mengerti. Ia tahu alasan kenapa mood Kenzo bisa seburuk ini. Masalahnya hanya satu. Gadis itu. Kenzo memiliki masa lalu yang sampai sekarang menjadi bayang-bayang di hidupnya. Gadis itu berhasil membuat Kenzo benar-benar mengunci hatinya rapat-rapat. Sejak empat tahun lalu, Kenzo banyak menyakiti hati gadis lain, demi menjaga kesehatan hatinya sendiri. Ia masih ragu dan disisi lain ia masih mengharapkan gadis itu.
+62 813-987x-xxxx
Balap
Lo kalau udah kalah susah banget nerima kenyataan. Mending gak usah lagi deh!
Kalah berkali-kali, nyerah aja kali!
G
ak usah sombong Lo!
Balapan kali ini bakalan tambah seru
Gue pake taruhan mahal.
Iya-in
Setelah sibuk beberapa menit dengan ponselnya, Ardes segera memberi tahu pada Liam.
"Bos, ditantangin balap lagi sama geng Cherberozz!"
"Bilang aja gue gak minat."jawab Liam sekenannya. Ia sudah malas meladeni geng kocak satu ini. Sangat sulit menerima kekalahan padahal sudah berkali-kali terbukti kalau geng Savarez lebih unggul.
"Kalah berkali-kali, nyerah aja kali."Zidan menirukan password Ardes ketika berada di sirkuit.
"Tapi udah gue iyain soalnya kali ini pake taruhan mahal bos!"tutur Ardes. Liam mengembuskan asap rokoknya lalu mengangguk.
"Hm, besok kita kesana. Atur waktu aja, tantangan gue terima."
"Okey bos!"
***
to be continued 🫶🌈
published on: 2 April 2023
vote
comennt
money-moneyyy
see you next chapter all💓
thank you
STAI LEGGENDO
LiamSy
CasualeLiam dan Prissy adalah dua remaja yang menjalin hubungan persahabatan sejak kecil, namun sebuah keharusan membuat mau tak mau Liam mengikuti sang Bunda yang pindah keluar negeri. Perpisahan sebelas tahun lamanya kini Tuhan kembali mempertemukan kedu...
Bab Lima
Comincia dall'inizio
