5. Gerald Althara

33 7 2
                                    


.
.


Dugh

Bukan hanya menabrak, tapi cowok yang tidak tahu siapa itu juga menumpahkan es jeruk dari tangannya. Tumpah habis membasahi rok pendek sekolah Nacha. Namun bukannya marah, atau tersulut emosi. Nacha justru merapihkan rambutnya centil, tatapannya tak lepas dan tak berkedip menatap sosok cowok asing itu.

"S-sorry, sorry … tadi gue---"

"Nggak papa, kok, gak papa." Nacha menyela dengan nada selembut mungkin. Tangannya terulur untuk menjabat tangan cowok itu. "Oh iya … kenalin gue Nacha, tapi panggil aja Caca. Atau mau panggil sayang juga gak keberatan kok."

Zia, Nala dan Dara saling mempertemukan dua manik matanya masing-masing. Mereka sama sekali tidak malu melihat kelakuan sahabatnya ini dan malah sangat mendukung keras tindakan Nacha. Setidaknya ada usaha Nacha untuk merubah statusnya dan mengurangi perhaluan-nya.

Sejenak cowok itu menatap tangan Nacha yang dibalut kasa, sedetik kemudian mengulurkan tangan untuk berjabatan. "Gue Gerald."

"Namanya cakep. Kayak orangnya."

Gerald tersenyum. Ia berusaha melepaskan cengkeraman tangan yang sampai detik ini tak kunjung cewek itu lepaskan.

"Eh sorry." Nacha yang baru sadar, lantas melepaskan tautannya. "Btw lo murid baru, ya?"

"Iya, baru hari ini."

"Kalo gitu … mau school tour? Gue siap jadi guide lo kok, mau ke mana pun gak keberatan. Ke KUA juga boleh."

Gerald terkekeh kecil. "Kalo gitu boleh anterin gue ke kelas 12 IPS 1?"

"Gedung dua lantai dua. Dengan senang hati, ayo!"

Gerald melangkah pergi lebih dulu. Sementara Nacha menyusul dibelakangnya karena dia harus memberi isyarat pada ketiga sohibnya terlebih dahulu untuk menunggu.

"Apa lo liat-liat! Gerah ya?" ujaran ini Nacha lemparkan pada squad Jiel yang tak luput memperhatikannya.

Termasuk Cleo yang menyadari akan sesuatu lantas berujar, "tangan si Caca kok dibalut kasa? Tangan … lo … juga?" Ia mengarahkan tatapannya pada Jiel seperti mengintrogasi.

Sang empunya dengan sigap menyembunyikan lengannya ke bawah meja. "Gue jatuh kemarin," singkat Jiel, membuat semua pasang mata yang berada di meja itu saling melemparkan tatapan curiga.

****

"Sebentar, ya."

Nacha mengangguk, membiarkan Gerald masuk ke dalam kelasnya. 12 IPS 1. Kelas ini sebenarnya kelas Jevran. Cowok yang sampai sekarang menjadi crush nya. Ah tidak. Mungkin sebentar lagi akan berubah.

"Heh trouble maker, ngapain lo di sini?" tanya Dirga, sosok laki-laki paling menyebalkan bagi Nacha.

"Suka-suka gue, gue juga bayar di sekolah ini!"

Dirga yang memang penghuni kelas IPS 1 lantas berlalu pergi ke dalam. Sehari saja hidupnya tidak mengusik Nacha mungkin rasa-rasanya ada yang kurang. Ngomong-ngomong dia adalah salah satu anggota OSIS yang paling Nacha benci.

Berselang beberapa detik selepas kepergian Dirga, batang hidung Gerald sudah muncul dari ambang pintu, cowok itu berjalan menghampiri bersama jaket denim di genggaman.

"Ini kelas gue," katanya.

Nacha mengangguk serta mengulum bibirnya.

"Oh iya, ini. Sorry, ya, gue pakein." Gerald mengikatkan jaket tersebut di pinggang Nacha. Bermaksud untuk menutupi bagian kotor yang terkena tumpahan es jeruk tadi. "Rok lo basah. Dan itu karena gue."

7P | MY JIE On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang