"Kenapa hari ini hujan?" keluh Jaebum sambil berlari keluar dari mobilnya.
Tentu saja dia kehujanan karena tidak membawa payung, dia basah kuyup ketika memasuki ruangan dosen, semua orang didalam bahkan terkejut ketika melihat Jaebum datang dengan penampilan yang berantakan karena basah.
"Permisi.... Aku mencari Kang Seulgi, dosen astronomi"
Semua orang saling melempar pandang satu sama lain, sebagian besar dari mereka jelas tahu bahwa orang basah yang berdiri didepan pintu itu adalah Lim Jaebum, konglomerat kaya yang telah menikah dengan Seulgi.
Seorang perempuan paru baya menyahut dari meja di ujung ruangan ketika mendengar nama Seulgi disebut "Seulgi sudah pulang... Seseorang datang menjemputnya"
Jaebum melongo, tak paham, dia mengusap rambutnya keatas karena basah, lalu mengambil napas panjang, memangnya siapa yang akan datang menjemput Seulgi ditengah hujan seperti ini selain dirinya yang punya inisiatif.
Orang yang menyahut sebelumnya kembali menyahut "sepertinya temannya bernama Jimin datang menjemputnya"
Petir baru saja bergemuruh di luar, sebuah kebetulan yang membuat Jaebum entah mengapa berubah emosi, dia benar-benar kesal mendengar itu, bukannya dia sudah bilang pada Seulgi bahwa dia tidak suka dengan Jimin, kenapa Seulgi terus saja dekat dengannya.
Dengan perasaan kalut Jaebum kembali masuk kedalam mobilnya, dia semakin basah karena harus kembali berlari ke parkiran, jika tahu begini maka dia tidak akan bersusah-susah untuk datang, dia tidak akan pernah menghabiskan waktunya untuk bersikap sebaik ini, apakah masih kurang semua hal yang sudah dia lakukan? Apakah dia kurang pengorbanan?
.
.
.
.
Hari ini sudah jelas Jaebum tidak kembali ke kantor, pekerjaannya terabaikan lagi, setelah tiba di rumah bukannya masuk dia malah mematung diambang pintu rumahnya, tidak ingin masuk, tidak ingin menekan bel, terlalu resah memikirkan tentang beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi di depan matanya, apakah sekarang Jimin sedang bertamu didalam rumahnya? Apakah sekarang Seulgi dan Jimin sedang berada didalam? Berdua? Apakah sekarang______ yah, terlalu banyak pikiran-pikiran tidak menyenangkan yang terlintas dibenaknya.
Tapi tak disangka pintu perlahan terbuka dari dalam, Seulgi terlihat sangat terkejut sambil membekap mulutnya sendiri, dia baru saja ingin keluar untuk membeli beberapa makanan ringan, tapi sebuah kebetulan bertemu dengan Jaebum di depan pintu.
"Kenapa berdiri didepan pintu? Kau basah... " ujar Seulgi panik, perhatiannya tak luput dari pakaian Jaebum yang benar-benar basah.
Jaebum masih mematung di tempatnya, tatapannya tepat mengarah pada Seulgi "kau sedang sendiri?" tanyanya datar.
Seulgi mengangguk dengan wajah bingung "aku sendiri.... Kenapa?"
"kau tidak menerima tamu hari ini?"
Seulgi kembali menggeleng "tidak.... Sejak tadi aku sendiri di rumah, tidak ada orang yang datang, kenapa memangnya?"
"sama siapa kau pulang dari kampus?" tanya Jaebum semakin dingin.
Seulgi terdiam beberapa saat, wajahnya kebingungan, tak bisa menebak isi pikiran Jaebum, kenapa juga tiba-tiba menanyakan hal seperti itu "aku pulang sendiri...." jawab Seulgi.
Jaebum menyipitkan matanya, langkahnya lemah ketika memasuki pintu, dia melepas jasnya sambil mengusap rambut dan wajahnya yang basah, pikirannya kembali kalut, dia sadar betul bahwa Seulgi sedang berbohong padanya.
"kau pulang sendiri?" tanyanya kemudian dengan intonasi sama sekali tidak yakin, tatapannya tajam mengarah pada Seulgi yang sekarang berdiri didepannya "aku tahu kau pulang dengan Jimin, kenapa kau tidak mau jujur?"
Seulgi menganga, kemudian tersenyum singkat "ha? Jimin?" ujarnya, jelas tergambar dari ekspresinya bahwa dia tidak mengakui tuduhan itu, lalu sedetik kemudian tersadar seolah mengingat sesuatu "aaaahhhh..... iya.... tadi dia ada perlu denganku, dan karena diluar sedang hujan jadi dia mengantarku pulang" jelasnya kemudian dengan wajah biasa saja.
Jaebum menghembuskan napas berat, mendengar itu membuat Seulgi kembali bersuara "tapi... aku tidak mengundangnya masuk ke rumah"
Tetap saja Jaebum tidak suka, diundang ataupun tidak diundang, selama Seulgi dekat dengan Jimin, selama itu pula Jaebum tidak merasa nyaman.
laki-laki itu hanya bisa membuang muka, dia hanya bisa memasang ekspresi jengah lalu meninggalkan Seulgi di ruang tengah, langkahnya semakin lemah, dia jelas gemetar karena kedinginan akibat air hujan, hari itu pertemuan terakhir mereka sebelum Jaebum mengurung diri dalam kamar hingga menjelang malam, dia sama sekali tidak keluar dari pintu kamarnya yang terletak di lantai bawah.
.
.
.
.
Seulgi terbangun di tengah malam, sangat terganggu mendengar suara Jaebum, laki-laki itu sudah terbatuk sejak datang sore tadi, tidak berhenti sama sekali, membuat Seulgi sangat-sangat khawatir karena mereka hanya tinggal berdua, jika terjadi sesuatu pada Jaebum maka jelas Seulgi yang akan bertanggung jawab.
Di tengah malam ini, akhirnya Seulgi memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Jaebum, tidak dijawab dari dalam, dengan pelan Seulgi membuka gagang pintunya, dia melongo masuk sebelum membukanya lebar, ruangan Jaebum sangat gelap, lampu kamarnya mati dan Seulgi tidak bisa melihat apapun, tapi samar dia bisa merasakan kehadiran Jaebum yang terbaring diatas kasur.
Untuk memastikan bahwa Jaebum baik-baik saja, Seulgi menyalakan lampu kamar, lalu kemudian berjalan dengan langkah pelan kearah kasur.
Yang benar saja...... Jaebum menggigil di tempatnya, tubuhnya bergetar kuat dengan selimut tebal yang membungkusnya, Seulgi semakin mendekat untuk memastikan..... setelah berhasil menyentuh tangan Jaebum, Seulgi tersentak, panas, tubuh Jaebum benar-benar panas, laki-laki itu sudah dipastikan sedang mengalami demam tinggi sekarang.
"aku antar kau ke rumah sakit...."
Seulgi semakin panik, dia tidak berhenti bicara, mencoba untuk membangunkan Jaebum dari tidurnya agar bisa membawa laki-laki itu ke rumah sakit detik ini juga.
Setengah sadar Jaebum menggeleng "aku tidak bisa bangun...." ujarnya lemah.
"lalu kita harus bagaimana?" Seulgi semakin takut melihat wajah Jaebum yang memerah akibat tubuhnya yang panas "apa aku harus telpon ayah dan ibu?"
"tidak perlu" jawab Jaebum dengan suara serak yang sangat berat "aku bisa istirahat di rumah.... kau keluar saja dari kamarku, biarkan aku istirahat"
Seulgi menggeleng "tunggu sebentar.... aku akan mengambil air untuk mengompresmu"
Tidak berselang lama sampai seulgi kembali, dia membawa wadah berisi air dan handuk kecil, lalu kembali lagi untuk mengambil air minum dan obat penurun demam yang dia temukan di kamarnya.
Sepanjang malam, Seulgi tidak meninggalkan Jaebum, dia terkantuk di kursinya sambil mengurus laki-laki itu, memastikan agar demamnya secepatnya menurun.
Menjelang pukul 4 pagi.
Seulgi tetap terjaga ditempatnya, dia kembali mengecek suhu tubuh Jaebum yang sekarang berangsur membaik, tidak menggigil seperti yang pertama dia lihat.
""istihatlah.....!!" bisik Seulgi sambil mengusap kepala Jaebum yang basah karena air bercampur keringat "aku akan kembali ke kamarku"
Jaebum membuka matanya perlahan, pandangannya sedikit buram, tapi jelas dia masih bisa melihat Seulgi didekatnya, tangannya menggapai tangan perempuan itu kemudian berbisik "tidak bisakah kau tidur disini denganku?"
************
YOU ARE READING
PROMISE (Jaebum X Seulgi)
FanfictionBisakah seorang yang tidak punya rasa satu sama lain untuk mengikat sebuah janji pernikahan? Ternyata benar bahwa Tuhan sudah mengatur semuanya termasuk perkara jodoh.
Fever
Start from the beginning
