"dari tadi kan aku sudah bilang aku minta maaf.... kalau kau tidak mau aku mengajak Jimin datang maka aku tidak akan mengajaknya datang... kaukan tidak perlu marah seperti ini"
Jaebum masih tidak peduli, dia masih sibuk didepan lemarinya ketika Seulgi tiba-tiba saja mendorongnya sedikit kuat sampai Jaebum menempel di pintu lemari, sesaat mata mereka bertemu sampai Seulgi mendaratkan kecupan ringan di pipinya, membuat Jaebum membulat karena sangat terkejut atas perlakuan itu bahkan tak sadar bahwa dasi yang sedang dia pegang terjatuh ke lantai.
Seulgi mundur selangkah, sedangkan Jaebum masih memegangi pipinya, tentu saja bekas kecupan Seulgi masih terasa disana "apa yang kau lakukan?" ujarnya kebingungan.
"aku minta maaf.." balas Seulgi dengan santainya.
"begini caramu meminta maaf?"
Seulgi mengangguk "kau maunya aku bagaimana?"
Jaebum terdiam beberapa saat, suasana ini jelas sangat bahaya menurutnya, bukankah itu sebuah pertanda? Apakah Seulgi memberikan lampu hijau seolah mengatakan bahwa dia membiarkannya untuk disentuh?
"aku rasa ciuman saja tidak cukup" Jaebum menatap Seulgi dengan mata yang menyipit "kau harusnya minta maaf dengan cara yang lain..."
Hampir saja Seulgi terbahak mendengar itu, lelucon....? Terdengar lucu memang ditelinganya, memangnya apa yang bisa terjadi diantara mereka, tak ada cinta bukan? Tapi...
"apa aku harus menyuruhmu meminta maaf dengan cara yang lebih intim?" ujar Jaaebum, suaranya sedikit berbisik.
"WOIII.... KAU KESURUPAN?"
Jaebum mendecih malas "bukannya kau yang memancingku.... kau kan yang menciumku duluan"
"itu hanya kecupan Jaebum..... karena aku merasa bersalah, kau jangan mengartikannya lebih" protes Seulgi kemudian, dia tak tahu bahwa ternyata kecupan ringan bisa membangkitkan otak mesumnya Jaebum, ini tentu saja berbahaya.
Mereka akhirnya terdiam beberapa saat, Jaebum terdengar mengambil napas panjang lalu menghembuskannya perlahan, suara napas itu terdengar jelas di telinga Seulgi, membuat suasana entah mengapa menjadi begitu sangat canggung, Jaebum kembali menatap ruangan di kamarnya, tatapannya berakhir diatas kasur, dia melangkah kesana lalu duduk di pinggir sambil menatap Seulgi tentunya "aku mau bicara" ujarnya kemudian.
Seulgi masih berdiri di depan lemari, tapi Jaebum memerintahkan agar dia juga duduk diatas kasur bersamanya, dia bahkan tidak menolak dan menurut saja, padahal persoalan semalam itu bukanlah hal yang harus panjang lebar untuk dibicarakan, yah Jaebum saja yang terlalu kekanak-kanakan.
Jaebum melirik pada Seulgi yang jelas duduk diseblah kanannya "kau tidak jadi kan mengajak Jimin datang?" tanyanya polos.
Seulgi mengangguk "iyya.... aku tidak akan mengajaknya datang, tenang saja"
"baguslah.." lagi-lagi Jaebum menghembuskan napas lega.
"kau khawatir?"
"ha?"
Seulgi mengubah poisisi duduknya lebih menghadap ke Jaebum "kenapa kau khawatir kalau Jimin datang ke rumah?"
"aku tidak khawatir" jawab Jaebum masih dengan tampang polosnya.
"lalu?"
"aku tidak suka Jimin, dia itu terlalu dekat denganmu...... kalian kan dulu pernah pacaran" itu adalah satu hal yang Jaebum percayai pernah terjadi antara Jimin dan Seulgi di masa lalu.
"aku tidak pernah pacaran dengannya" bantah Seulgi kemudian, sampai kapan dia harus menjelaskan tentang persahabatan mereka, Jaebum tetap saja lebih percaya gosip.
Jaebum membuang muka lalu bergumam "aku tidak percaya"
Hampir sepersekian detik tak ada suara diantara mereka yang membuat Seulgi akhirnya kembali bersuara "lagian tidak ada cinta di pernikahan kita.... jadi tidak ada alasan kau melarangku dekat dengan laki-laki lain, kau harusnya tidak peduli karena_______"
"apa kau bilang?" suara Jaebum terdengar dingin "kau bilang apa barusan?" Jaebum bangkit dari tempatnya, dia menunduk untuk melempar tatapan tajam pada Seulgi yang masih duduk di pinggir kasur "aku memang mencintai pekerjaanku tapi bukan berarti aku tidak peduli dengan pernikahan kita.... bukankah sudah jelas? Kau itu istriku dan aku suamimu, kita sudah menikah meskipun tidak ada cinta didalamnya, apakah kau tidak bisa menghargai itu sedikit saja?"
Seulgi mematung ditempatnya, dia masih tidak mengerti.
"keluar dari kamarku sekarang...!" perintah Jaebum semakin dingin "kalau kau tidak ingin menghargai pernikahan kita... yah terserah aku tidak peduli..."
Pagi ini seharusnya berakhir damai, harusnya mereka tidak membuat masalah ataupun bertengkar di hari pertama mereka mendapatkan rumah baru untuk hidup berdua, iya, bukankah sejak awal mereka sudah sepakat bahwa pernikahan ini akan berlangsung selamanya? Mereka sepakat bahwa tidak akan ada kata cerai atau tempat untuk lari, mereka sepakat bahwa mereka akan menjalani ini seumur hidup, tapi Seulgi masih saja belum paham tentang konsep itu, bukankah itu akan menyakiti mereka secara perlahan jika tidak saling mencintai?
Setelah diusir dari kamar Jaebum, Seulgi masih saja kepikiran tentang semua kalimat yang Jaebum katakan pagi ini, tentu saja Seulgi meyakini bahwa Jaebum mengatakan itu semua bukan karena cemburu pada Jimin meskipun Seulgi mengharapkan itu terjadi, melainkan memberikan rasa hormat pada pernikahan yang sekarang mereka jalani, itu terlalu jahat bagi Seulgi...... Jaebum semena-mena mengaturnya bukan atas dasar cinta, laki-laki itu bahkan marah dengan alasan yang tidak jelas.
Pagi itu Jaebum meninggalkan rumah lebih dulu, sedangkan Seulgi yang juga ingin berangkat ke kampus malah ditinggal dan tak ditawari tumpangan, mereka berpisah di halaman rumah, membuat Seulgi lagi-lagi kepikiran betapa kekanak-kanakannya Jaebum.
Harusnya Seulgi langsung mengundang Jimin datang tanpa perlu meminta izin pada Jaebum, biar mereka bertengkar saja sekalian.
Seulgi benar-benar tidak ingin salah paham, dia tidak ingin berharap suatu hari nanti Jaebum akan mencintainya karena dia adalah suaminya, Seulgi tahu betul bagaimana sifat Jaebum, laki-laki itu hanya memikirkan tentang bagaimana dia akan terlihat baik di mata keluarga Seulgi dengan memegang janji pernikahan tanpa sedikitpun ingin membuktikan janji itu, egois memang, tapi ketika dilihat bagaimana masa lalu Jaebum, memang sulit bagi laki-laki itu untuk jatuh cinta, bukankah dia anti pada perempuan?
******
YOU ARE READING
PROMISE (Jaebum X Seulgi)
FanfictionBisakah seorang yang tidak punya rasa satu sama lain untuk mengikat sebuah janji pernikahan? Ternyata benar bahwa Tuhan sudah mengatur semuanya termasuk perkara jodoh.
I'm your husband
Start from the beginning
