Jarang sekali Seulgi melihat sisi lain dari Lim Jaebum, bahkan mendengarnya mengatakan maaf saja sudah bisa membuat Seulgi langsung tidak mempersoalkan banyak hal.

"ya sudah aku maafkan....." ucapnya kemudian dengan tampang pasrah, segerah dia menarik kakinya setelah Jaebum melonggarkan tangannya, kemudian turun dari kasur "kalau begitu aku akan ke kamar tamu dan tidur disana..."

Setelah mendengar itu dengan langkah cepat Jaebum menduluangi Seulgi berjalan kearah pintu kamar dan menguncinya sebelum Seulgi berhasil membukanya, dan seperti yang dia lakukan sebelumnya, kali ini dia kembali mengangkat tubuh Seulgi keatas ranjang dengan alasan bahwa dia tidak mengijinkannya keluar.

"APA LAGI?......." protes Seulgi semakin menjadi-jadi, dia seperti karung beras yang diangkat seenaknya oleh Jaebum.

"aku akan tidur di sofa... jadi kau bisa tidur di kasur...." Jawabnya.

Seulgi mengerutkan keningnya mendengar itu, terlalu bingung, seharusnya tak ada alasan bagi mereka tidur di kamar yang sama, ini kesempatakan mereka tidur di kamar yang berbeda karena tak ada siapapun di rumah, tapi Jaebum justru menahan Seulgi agar tidak pergi kemanapun.

Seulgi memasang tampang tak percaya "kau yang akan tidur di sofa? Bukannya kemarin kau marah karena aku yang terus-terusan menguasai kasurmu?"

"berlaku hanya malam ini, besok gantian aku yang tidur di kasur..."

Seulgi semakin bingung "bukannya lebih bagus agar aku tidur di kamar tamu saja?"

Jaebum menggeleng "tidak boleh...."

"kenapa?"

"karena aku bilang tidak boleh..... kau tidak boleh tidur di kamar lain dan meninggalkanku sendiri disini, bagaimana kalau tiba-tiba ada keluarga yang datang?"

Masuk akal juga, Seulgi tidak memikirkannya, iya bagaimana jika ayah ataupun ibu tiba-tiba datang ke rumah dan melihat mereka pisah kamar "baiklah... aku akan tidur disini"

Jaebum akhirnya berdehem kecil, dia turun dari ranjang dengan gerakan pelan tanpa melepaskan arah pandangnya dari Seulgi, dia normal, banyak hal yang dia pikirkan ketika sekamar dengan Seulgi dan itu yang dia katakan pada ayahnya, seperti sekarang, memangnya apa yang bisa dia pikirkan selain hal liar..... tapi kembali pada kenyataan dan akal sehatnya bahwa dia tak bisa melakukan apapun pada perempuan ini, andaikan bisa maka dia pasti sudah menerkamnya sejak kemarin.

Jaebum masih belum sadar bahwa dia tertarik pada istrinya sendiri.

"selamat tidur" ujarnya kemudian.

.

.

.

.

Hari terakhir masa bulan madu mereka, tak adapun yang bisa diharapkan akan terjadi.

Tapi tidak seperti biasanya, hari ini Jaebum bangun lebih cepat dibanding Seulgi, sebelum meninggalkan kamar, dia justru berbisik ringan di telinga perempuan itu "bangun... sudah pagi.." ujarnya lembut.

Seulgi sedikit melenguh kemudian tersentak ketika sadar bahwa suara itu berasal dari Jaebum, dia agak memundurkan kepalanya sambil merapatkan selimut di tubuhnya "pagi...." balasnya sedikit panik.

Jaebum menaikkan alisnya bingung dengan reaksi Seulgi "kau kenapa?"

"bukan apa-apa..."

Jaebum mengangguk kemudian duduk diatas ranjang tepat disebelah Seulgi sambil terus melirik perempuan itu "aku dapat telpon dari kantor...."

"lalu...?"

"kau ingat Mr.Okizawa?"

Seulgi mengangguk "orang Jepang yang hadir di pernikahan kita kan?"

"iya.... Dia baru saja tiba di Korea hari ini, katanya ada projek besar yang ingin dia diskusikan denganku, istrinya baru saja melahirkan dan ingin bertemu denganmu... kau mau ikut?"

"ha?"

"dia datang dan membawa istri serta anaknya dan mereka akan bertanya-tanya kalau aku datang tanpa membawamu apalagi istrinya ingin kenal denganmu"

Seulgi sedikit terbatuk.... Ini pertama kalinya Jaebum mengajaknya ikut dalam pertemuan urusan pekerjaan "bukannya kita sedang bulan madu dan harusnya menghabiskan waktu di rumah?" ejeknya kemudian, dia menyindir Jaebum yang tidak bisa konsisten dengan kata-katanya.

Jaebum mengerjap "bukannya sejak kemarin kau bertingkah cuek karena aku punya ide bulan madu di rumah? Aku tahu kau marah karena itu... makanya aku mengajakmu keluar"

Tetap saja Seulgi tidak senang mendengarnya, Jaebum mengajaknya keluar karena itu adalah urusan pekerjaan yang begitu sangat dicintai laki-laki ini kan, dibandingkan apapun Jaebum tetap memilih pekerjaannya, pekerjaan adalah yang nomor 1.

Akhirnya Seulgi mengangguk pasrah, dia tidak ingin berada di rumah sendirian apalagi dia juga sudah izin dari tempat kerjanya, makanya mau tidak mau dia akan mengikuti Jaebum.

"kalau begitu bersiaplah... aku tunggu di bawah"

Seulgi melotot, memandang Jaebum dari bawah sampai atas "kau sudah siap?" tanyanya tak percaya.

"sejak tadi..."

Buru-buru Seulgi langsung meninggalkan ranjang untuk bersiap-siap sebelum Jaebum menyeretnya keluar karena terlalu lamban.

Akhirnya di hari kedua masa bulan madu mereka keluar dari rumah setelah sehari tak melakukan apapun, membuat keduanya jadi merasa bahwa suasana hening di rumah jauh lebih bagus dibanding hiruk pikuk jalan raya, bahkan di sepanjang perjalanan mereka sama sekali tak bersuara, Seulgi sibuk mengecek ponselnya membuat Jaebum yang sejak tadi menyetir terus saja menoleh kesebelah tempat dimana Seulgi duduk.

"sejak tadi kau terus melihat ponselmu" sahut Jaebum dengan suara beratnya, dia bertanya karena sejak meninggalkan rumah, Seulgi tak pernah hilang fokus dari layar ponselnya, membuat Jaebum mau tak mau bertanya karena penasaran.

Masih terus mengetik sesuatu pada ponselnya Seulgi membalas "ah ini... Jisoo, dia akan kembali ke Jepang hari ini, katanya masih ada yang harus dia urus sebelum benar-benar pindah ke Korea"

Jaebum menaikkan alisnya "oh yah? Ahhh sayang sekali padahal kita belum memperkenalkannya pada Jinyoung, mereka seharusnya berkencan sebelum Jisoo ke Jepang"

Seulgi menoleh "ha? Aku tidak berniat menjodohkannya dengan siapapun...."

"kan siapa tau cocok.... Makanya buat mereka kenal satu sama lain"

Seulgi hanya mencibir, ide ini sama sekali tidak masuk ke otaknya, sebagai sahabatnya Jisoo, Seulgi sama sekali tidak ingin memperkenalkan Jisoo dengan laki-laki manapun karena Jisoo yang akan menjalani hubungan itu... jadi tergantung pada sahabatnya ingin memilih laki-laki mana yang di sukainya nantinya.

"tiba di restoran nanti aku harus melakukan apa?" tanya Seulgi tiba-tiba, dia sama sekali tak tahu apa yang harus dia lakukan nanti jika bertemu dengan orang-orang penting teman bisnis Jaebum.

"kau cukup duduk manis saja.... Sisahnya serahkan padaku"

*********

PROMISE (Jaebum X Seulgi) Where stories live. Discover now