Chapter 7

473 70 21
                                    

Keesokan paginya Jisung pergi sekolah seperti biasa dengan earphone di telinganya ia berjalan dengan mantap menuju kelas. Tangan di sakunya terkepal menyembunyikan kegugupannya karena semua orang di lorong menatapnya.

Sempat hening beberapa saat ketika ia membuka pintu namun Haechan si pembuat onar yg ceria langsung menyadari situasi.

"Hei kau! aku bilang kerjakan tugasku" suruhnya secara lantang kemudian ia tertawa sambil mengapit kepala teman sebangkunya yg tak lain hanya sebuah candaan. Suara Haechan mengalihkan semua perhatian orang-orang ke padanya dan ikut menjahili orang yg tengah di apitnya.

Dari sudut matanya Haechan melirik Jisung yg kini duduk dengan tenang di bangkunya. Ia tersenyum kemudian mengeluarkan ponsel dari sakunya.

To: Rubah licik
~Aman, kapten!

Tak lama sebuah balasan masuk.

Fr: Rubah licik
~Kerja bagus

Di sisi lain Renjun berbaring di ranjang kamarnya menutup wajahnya dengan lengan kurusnya. Ia menghela nafas berat mendengar pertengkaran yg tiada habisnya sejak pagi.

Merasa kesal ia mengambil jaketnya lalu keluar rumah tanpa pamit.

Di luar yg cukup jauh dari rumah ia menyusuri sungai yg tak terlalu besar dan sangat tenang. Menghirup aroma bunga sakura yg tengah berguguran dan angin musim semi yg cukup hangat.

Merasa lapar ia membeli makanan di mini market dan memakannya di bangku samping sungai. Karena kebanyakan orang tengah bekerja dan sekolah tempatnya cukup sepi dan tenang jadi ia bisa menjernihkan pikirannya sejenak.

Setelah memakan yg tak banyak Renjun merasa ngantuk dan tertidur di bangku itu hingga matahari hampir tenggelam.

"Ah sial aku ketiduran. Jam berapa ini?" Matanya belum sepenuhnya terbuka dan suaranya serak karena terkena angin luar berjam-jam.

"Jam 17:10"

Seketika mata Renjun terbuka sempurna dan terperanjat membuat kepalanya pusing dan goyah ketika tiba-tiba berdiri. Tangan besar menangkapnya menariknya kembali ke kursi.

"Hati-hati" suara beratnya mengembalikan kesadaran Renjun.

Menarik kembali tangannya ia duduk di samping lelaki itu.

"Apa yg kau lakukan di sini?"

"Duduk" jawabnya sambil menatap sungai di depannya.

Bibir Renjun berkedut karena kesal. "Aku tau itu tapi kenapa kau duduk di sini?"

"Apa tidak boleh?"

"Huh? Sudahlah terserah. Lakukan apapun yg kau suka" merasa jengkel dengan jawaban Jisung ia menyandarkan tubuhnya lalu melipat tangannya di depan dada sambil nendengus.

"Apapun... yg ku suka?"

"Ya- tunggu. Kau tidak akan melompat ke sana kan?" Menunjuk sungai di depannya sambil menatap horor kearah Jisung

Tak!

Jisung menyentil dahi Renjun lalu ikut bersandar "Kau pikir aku gila"

"Siapa tau. Itu momen yg pas"

"Bodoh"

Hening, hanya ada suara angin menderu di sekeliling mereka dan hujan bunga sakura yg diterpa sinar senja.

Dari sudut matanya Jisung melirik Renjun yg kini menikmati angin dan gugurnya bunga sakura ke wajahnya. Sinar senja membuat ia tampak tak nyata seperti peri dalam dongeng. Pemandangan yg sangat indah dan menyentuh hatinya. Jisung tertegun sejenak.

ANTIDOTUM [SungRen] || ENDWhere stories live. Discover now