Ch 5 : Request

193 33 0
                                    

ENJOY GUYSS, DON'T FORGET TO SUPPORT  WITH VOTE, KOMEN AND SHARE ! <3

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Gina menghela nafas. Hari ini pun dia juga rebahan tanpa melakukan apapun. Ia bangkit dan duduk di depan jendela di kamarnya, memperhatikan bagaimana jalannya dunia.

" Homeschooling kampret...."
Gina mendengus. Gina memang bersekolah Homeschooling, dan parahnya yang meminta homeschooling adalah Gina yang asli dulu. Homeschooling itu sekolah berbasis kekeluargaan, jadi tentunya waktu itu sangat fleksibel untuk sekolah ini. 

' apanya yang kekeluargaan? Rasanya lebih seperti di penjara. '
Gina yang asli memang aneh, apa dia tidak bosan seperti ini terus di rumah. Se tidak percaya dirinya, situasi yang seperti ini malah hanya akan membuat nya tertekan dan tidak akan pernah maju.

Bagi ' Canaria ' sekolah itu bukan hanya untuk menuntut ilmu, tapi mencari relasi dan pengalaman. Di masa lalu ' Canaria ' termasuk salah satu siswi berprestasi.

Saat ini mungkin saja eksistensi Gina, sudah di lupakan. Gina yang asli jarang oh atau bahkan tidak pernah bersosialisasi. Dia bukan seorang pecinta 2D seperti ' Canaria ' jadi Gina yang asli bukan Hikikomori, bisa bisanya ia hanya terlantang Lantung sana sini tanpa bosan diam di rumah.

Gina berpikir untuk membangun pengaruhnya. Hidup di negara kapitalis seperti ini perlu kekuasaan dan kekayaan. Gina memang sudah punya kekayaan, tapi tanpa bukti nyata itu semua tidak berguna.

Ia juga merasa bosan, apa salahnya mencari teman kan?

Gina beranjak dari duduknya, tersenyum misterius sambil keluar dari kamarnya.

🐠🎶

Gina melangkah kan kakinya turun, terdengar suara berbincang dari arah ruang tamu. Gina melangkah dengan cepat ke arah ruang tamu.

Di ruang tamu terlihat nenek dan kakeknya sedang bercengkrama, entahlah membahas apa.

" Nenek...."
Gina menyapa neneknya, sang nenek langsung menolehkan kepala nya melihat sang cucu tunggal.

" Sayang....ayo sini sini."
Nenek tersenyum, sudah lama ia tak melihat cucu nya ini.

Kakek meletakkan cangkir tehnya.
" kau tak ingin menyapa kakekmu? "

Gina kaget mendengar ucapan kakeknya, lalu tersenyum memperlihatkan deretan giginya.
" Hehehe....hai kakek ku sayang. "

Kakek hanya tersenyum melihat cucu nya. Dalam hatinya merasa senang, cucunya berubah menjadi lebih banyak berbicara pada mereka berdua. Ia harap perubahan ini tidak hanya sebentar.

" Kau mau ini? Ini teh chamomile. "
Nenek menyodorkan secangkir teh. Gina melihat cangkir teh di depannya. Ia mengangguk, ia penasaran dengan rasanya.

Warnanya seperti madu, aromanya juga harum. Tapi ia ingat bahwa teh ini memiliki rasa yang pahit. Gina mengangkat cangkir nya, kemudian menyesapnya.

' lumayan...tidak se pahit yang kukira. '
Gina sedikit mengernyit. Tapi ternyata rasanya tidak se pahit itu, mungkin sesapan pertama masih pahit selanjutnya ia sudah terbiasa.

Nenek yang melihat Gina sedikit mengernyit berkomentar....
" Kalau pahit....kamu bisa tambahkan gula. " 
Nenek menyodorkan kembali gula cair di depan Gina.

" Iya nek, tapi tidak usah nanti khasiat nya berkurang. "
Gina menyesap tehnya lagi.
" Aku pernah dengar, teh ini bagus untuk penderita insomnia. "
Gina berkomentar setelahnya.

" Iya sayang kamu benar, nenek memang sengaja memesan teh ini untuk kakekmu. "
Nenek melirik kakek sinis setelahnya.

" Kakekmu ini terlalu sering bekerja, dia seperti hewan nokturnal saja. "
" Aku sudah terbiasa...."
Kakeknya bersuara setelah sekian lama di pojokkan.

" Jaga kesehatan mu kek, nanti aku yang akan sering mengantar teh ini. "
Gina menyahuti, mungkin ia akan menambah sedikit dessert sambil membawa teh untuk kakeknya ini. Kakeknya hanya berdehem.
" Terimakasih ya sayang...." neneknya berucap dan menatap cucunya sayang.
" Bukan masalah nek. "

" Emm kakek nenek, aku ingin berbicara sesuatu. "
Gina berdehem meletakkan cangkirnya, wajahnya menjadi serius.

" Ada apa sayang ? "
Neneknya yang menyahuti, kakeknya hanya menatapnya.

" Aku....ingin masuk ke sekolah biasa. "
Gina berucap sambil menatap kedua orang tersayang nya penuh keseriusan, untuk memantapkan niatnya.

" Kenapa tiba tiba, Kau yakin ? "
Kakek akhirnya bersuara kembali, tatapan matanya juga berubah serius dan tajam.
Ughh mengerikan. Batin Gina.

" Aku yakin kek. "
" Kakek memang melihat banyak perubahan padamu, tapi bukan berarti hatimu sudah berubah sepenuhnya. "
Kakek berucap dengan mata meneliti.

" Itu....benar, tapi aku ingin mencoba sesuatu yang baru, hari hari ku benar benar terasa kosong. "
Gina menatap kosong ke kakeknya, padahal hatinya sumringah rencananya akan berhasil.
" Kenapa kamu tiba tiba meminta ini ? Bukannya kamu yang dulu meminta homeschooling saja ? "
Suara kakeknya melembut, Gina benar benar tau kelemahan kakeknya.

" Aku ingin mencoba Seperti anak anak lainnya. Walau memang harus berusaha. "
Gina menatap kakeknya dengan pandangan berbinar.
" Bagus, kau sudah memahaminya. "
Kakeknya mengangguk sambil menyesap tehnya lagi.

Kemudian hening....
' Ehh...lalu bagaimana? '

" Lalu...bagaimana kek? "
Gina bertanya.
" Hah....Dengan satu syarat. "
Gina terkekeh, hehe lampu hijau.

" Hehh? Apa syaratnya ? "
Gina berpura pura kaget, ia sudah memikirkan beberapa kemungkinan ini.
" Pilih sekolah yang dekat dengan rumah. "
" Itu urusan mudah kek. Aku percaya sekolah manapun yang kakek pilih. "
Gina tersenyum lagi. Ia yakin sedari tadi kakeknya sudah menerka nerka sekolah yang cocok untuk cucunya ini.
" Terimakasih kakek ! "
Gina memeluk kakeknya.
" Jangan cepat cepat besar seperti ini, Gina. "
Sang kakek hanya bisa membalas pelukannya, menepuk nepuk punggung nya.

Ia tidak rela, cucunya yang ia urus selama ini sudah dewasa dan memutuskan jalan untuk hidupnya sendiri. Namun di sisi lain ia bangga cucunya tidak terpuruk dalam masa lalu, terlihat sekelibat bayangan anak perempuannya di belakang sang cucu.

Setelah mendapat keinginan nya, Gina bergegas berdiri.
" Bye bye kakek, nenek aku ingin pergi dulu ! "
Gina melambai lambai, dan di sambut gelengan dari kedua orang paruh baya itu.

🐠🎶

" Itu memang sudah saatnya bagi Gina, sayang. "
Sang nenek berkata sambil mengelus punggung orang tersayang nya. Berusaha menguatkan.
" Aku hanya tidak ingin dia seperti dulu lagi. "
Kakek mengingat masa dimana Gina terpuruk karna kematian sang anak dan menantunya.

" Aku paham kamu khawatir tapi jangan berlebihan. Lihatlah anak itu sudah banyak berubah. "
Gina memang sudah berubah. Wajahnya yang dulu datar sekarang lebih berekspresi,  Caranya berbicara, caranya menatapnya. Bahkan pelukan yang tidak pernah ia lakukan sekalipun, ia lakukan seperti sudah terbiasa.

" Aku tidak ingin dia menyesal dengan pilihannya. "
" Tidak....lihatlah matanya, matanya bersinar tidak seperti dulu."
" Huhh.... "

Terkadang sang kakek juga heran. Bagaimana bisa cucunya berubah secepat itu, memang benar kecelakaan yang terjadi pada sang cucu sempat membuat nya hilang ingatan. Tapi apa itu juga mempengaruhi sifat nya.

Kakek hanya menghela nafas, mengharapkan yang terbaik untuk sang cucu.











Just love from gramps to his granddaughter

Stop looking at me ! [ ORV fanfic ]Where stories live. Discover now