5. Win-Win Solution He Said

Start from the beginning
                                    

Donghae menatap anak sulungnya itu dengan pandangan tak percaya, ia kini berpegang pada ujung meja makan, tidak lagi berjalan mondar-mandir, "Jujur sama Papa, kamu ngehamilin anak itu kan?"

Jaehyun terbelalak, "Enak aja! Aku emang anak band, tapi gak sebrengsek itu, Pah!"

Yoona melotot, "Pah, kenapa sih..."

"Ya, kamu mikir aja dong, Mah!" Donghae tatap Jaehyun dari atas ke bawah seperti bukan melihat kepada anaknya sendiri, "Gimana bisa aku percaya dia punya pacar cantik? Owner restoran pula. Emangnya Jaehyun ada riwayat pacaran sebelumnya? Kok bisa cewek itu mau?"

Jaehyun mengedip kaku, kan benar. Dirinya memang berbakat penjadi perjaka tua sejati. Bahkan Papa kandungnya sendiri pun sudah memiliki firasat yang sama.

Yoona berdecih kesal lalu menggeser gelas berisi jus jeruk miliknya, nampaknya wanita itu sudah kehilangan nafsu makan dan minum, "Heh! Jaehyun ini ya nurun kamu. Dulu pas masih muda juga kamu mana ngerti pacar-pacaran!"

"Aku ngerti ya! Tapi emang enggak tertarik aja!"

"Ya sama, anak kamu juga kayak gitu!"

"Tapi Jeno masih kuliah aja mantannya udah 25!"

Gerak tangan Jeno yang sedang menyuap belut bakar ke dalam mulut terhenti, pria itu mengatupkan mulut, matanya nampak lelah sekali. Sepertinya keluarga ini tidak akan bisa survive tanpa pertengkaran, minimal sekali sehari.

Jeno mengedip pasrah, "Aku diem doang loh, Pah..."

"Itu tuh playboy," Jaehyun menyeringai ke arah Jeno, buat si bontot langsung melotot kesal ke arah si sulung.

Yoona menghela napas kesal sebelum akhirnya wajah cerah wanita itu kembali. Ia tatap Jaehyun lamat-lamat penuh kasih sayang, "Bagus deh kalo Kakak udah nemu perempuan yang cocok. Bisa dong mulai dikenalin ke Mama?"

Lihat respon Yoona, Jaehyun tersenyum simpul. Kan. Yoona lebih mudah dihadapi daripada Donghae. Ibu dua anak itu pasti akan setuju setuju saja dengan apa keputusan Jaehyun (catatan: jika keputusan itu masih tergolong baik di mata Yoona).

Jaehyun mengangguk, "Boleh, Mah. Nanti aku kabarin dia dulu ya."

"Siapa sih, Kak?" Jeno berujar kepo, pria itu kembali suapkan belut bakar ke dalam mulutnya. Lengkap disusul timun dan nasi panas.

"Kepo."

"Emang kepo, makanya nanya!"

"Kamu tau gak yang punya Rosie's Patisserie?" Jaehyun menatap Jeno dengan pandangan sedikit rendah, berniat ingin menyombongkan diri.

Jeno masih mengangguk kecil sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya. Jaehyun tersenyum, buat Jeno bak ditampar kenyataan, "Jangan bilang..."

"Iya, yang punya Rosie's Patisserie itu pacar Kakak."

Jeno terbelalak, "Kak Rosé?! Guru sculpture aku?!"

Anggukan kepala Jaehyun terhenti, kali ini giliran dirinya yang seperti ditabrak menggunakan truk molen, "H-hah?"

Yoona ikut terkejut, bersamaan dengan Donghae. Karena tingkah laku Jeno yang lebih brutal (lebih aktif) daripada Jaehyun semasa kecil, baik Yoona dan Donghae memang sudah menjadikan les seni sebagai sebuah mediasi agar anak bungsu mereka itu bisa lebih tenang dan kalem pembawaannya.

Namun semenjak menginjak bangku perkuliahan, Jeno sudah enggan miliki guru les yang datang ke rumah. Katanya ia akan ikut sebuah bimbingan les seni yang miliki lebih banyak murid dalam satu kelas saja.

Terhitung beberapa bulan yang lalu, Jeno banting stir dari seni lukis menjadi seni sculpture. Jadi, ia punya guru baru sejak hampir satu semester berjalan.

Yoona menganga, "Miss Stanford? Jaehyun!" Yoona mengguncang-guncang tubuh Jaehyun yang sudah kaku karena kebingungan, "Jaehyun serius?! Darimana kamu bisa kenal sama perempuan itu? Mama aja susah banget buat nanyain dia single atau enggak, eh kamu malah udah kenal duluan aja!"

Oh Tuhan. Rasanya Jaehyun ingin memberontak dan menggali tanah terdekat.

 Rasanya Jaehyun ingin memberontak dan menggali tanah terdekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
13 Problems That Roséanne Did ft. JAEROSÉWhere stories live. Discover now