Thirteen

64 6 0
                                    

Kasus pengorupsian di cabang perusahaan Adhitama Corp' dalam jumlah besar-besaran membuat kesehatan Tn Adhitama menurun ,orang yang ia yakini ia percayai sebagai tangan kanannya di perusahaan tega mengorupsi dana dalam jumlah yang fantastis.

Setiap hari Tn Adhitama hanya menatap kosong kearah luar, dirinya merasa terkhianati , kurang apa dan kesalahan apa yang ia perbuat sehingga orang kepercayaanya tega melakukan itu .

Shani menatap sendu kearah Papinya yang semakin hari semakin menurun kesehatannya, bagaimana pun dirinya sangat menyayangi sosok itu.

Shani menghampiri papinya yang tengah duduk melamun di depan teras rumah , entah dirinya salah lihat atau tidak, sekilas tadi ia melihat papinya tengah tersenyum tipis sangat tipis kearah depan , ia mengikuti arah Pandangannya .

Di depan sana terlihat seorang pria paruh baya yang mungkin seumuran dengan papinya tengah tertawa lepas saat bermain dengan anak kecil yang sangat menggemaskan

"Shani" suara berat papinya mengalihkan atensi Shani dari pemandangan didepannya

"Papi hanya minta sama kamu kali ini aja sebelum papi tutup usia" Shani yang mendengar ucapan papinya yang seakan akan pergi meninggalkannya menatap dengan tatapan tak suka

"Papi ngomong apaan sih , cukup papi fokus sama kesehatan papi biar cepat sembuh" Shani mengutuk pintu gerbang yang terbuka Di depan sana sehingga papinya melihat pemandangan yang membuat dirinya harus menanggung beban pikiran

Ia duduk di sebelah papinya, di genggamnya kedua tangan yang mulai ringkih itu

"Papi cuma minta sama kamu terima perjodohan ini Shani , papi yakin walaupun usianya jauh lebih muda dari kamu tapi dia pasti mampu menjadi pemimpin sekaligus menjadi imam yang baik"  tangan Tn Adhitama terangkat mengelus lembut pipi anak gadisnya dengan tatapan sendu

"Jangan paksa Shani untuk menerima perjodohan konyol itu pi, Shani gak mau"

"Lagipula Shani gak cinta sama anak temen papi" sambungnya, wajahnya kini berubah dingin , ia sangat sensitif saat membahas soal perjodohan

"Cinta bisa datang seiring dengan berjalannya waktu Shani" Shani membuang wajahnya ke sembarang arah , enggan menatap wajah permohonan papinya

"Maaf pi , Tapi Shani tetep gk bisa!" Tolaknya dengan tegas, dirinya berdiri beranjak meninggalkan Tn Adhitama yang tengah menatap sedih punggung putrinya yang mulai menjauh.

"Kamu bujuk dia perlahan-lahan Pi , mami yakin Shani pasti bakal mau menerima perjodohan ini" ucap Ny.Seira tiba-tiba dari arah belakang, ia hanya ingin menghibur suaminya yang tengah bersedih itu .

Didalam kamarnya Shani termenung dengan ucapan papinya barusan ,ia bimbang haruskah ia menerima perjodohan konyol ini? .
Tapi bagaimana bisa , sedangkan dirinya saja tidak mencintai dengan anak yang akan dijodohkan dengannya . Haha ia tertawa hambar dalam hati .apa mencintai? Kenal saja tidak apalagi mencintai

Tok tok tok

"Alveria masuk ya kak" Shani hanya membalas dengan deheman

Alveria duduk disamping Shani ,ia  melihat wajah Kakaknya yang tengah murung itu pun berniat menghibur dengan bercerita tentang kisah Cintanya

"Kak Shani tau gak kemaren aku pergi kemana terus sama siapa?" Tanyanya dengan antusias

"Gak tau"

Alveria menatap sebal kearah kakaknya yang hanya merespon dengan singkat

"Aku kemaren keluar sama pacar aku tau kak" Shani memutar kedua matanya dengan malas

"Iya terus urusannya sama kakak apa?!"

"Ya GK ada sih" Alveria menggaruk dagunya yang gatal , tiba-tiba ia teringat sesuatu

"Kk tau kemaren waktu aku minta dia buat ketemu papa buat lamar aku tapi dia malah Jawab 'belum waktunya' "

"Dia pengen memantaskan dirinya dulu buat lamar aku , selain itu dia juga belum siap kak " Alveria menghela nafasnya dengan kasar

Shani menarik alisnya "kamu marah sama jawaban dia?"

"Marah sih enggak kak, cuman kesel aja"

"Yaudah cari yang lain aja" ucap Shani tanpa beban , Alveria melotot kaget "mulutnya....."

Shani terkekeh melihat adiknya yang merengut kesal "bercanda doang kali , gausah marah"

Tiba-tiba dari arah bawah terdengar suara Ny.seira yang memanggil mereka berdua dengan Histeris

Seketika Shani dan Alveria langsung berlari menuju ke lantai bawah

Sesampainya dibawah Air mata Shani lolos begitu saja melihat Papinya yang tengah digotong oleh supirnya dalam keadaan pingsan

"Papi" Ucapnya lirih

*****

"Gimana dok keadaan suami saya" tanya Ny seira dengan perasaan khawatirnya

"Begini buk suami ibu mengalami penyakit jantung lemah dimana kondisi ketika jantung mengalami peradangan dan otot jantung melemah. Ada sejumlah penyebab kardiomiopati, tapi tidak semua pasien menunjukkan gejala." Jelas doktor yang membuat kaki Shani lemas

"Dok boleh saya jenguk papi saya" ucap Shani dengan Air matanya yang terus mengalir deras

"Iya boleh silahkan mbak"

"Kalau begitu saya izin mengurus pasien yang lain dulu ya Bu" pamit dokter itu kepada ny Seira

"Iya silahkan, terimakasih dok" Dokter hanya mengangguk kemudian pergi

Shani masuk kedalam ruang inap VVIP yang bernuansa putih, terlihat Papinya itu tengah terbaring lemah di sana dengan wajah pucatnya

"Pi" Shani berdiri disamping brankar Papinya yang terbaring lemah , Tn Adhitama tersenyum dengan wajah pucatnya

"Shani , papi mohon sama kamu , terima ya perjodohan itu"

"Papi takut pergi sebelum melihat kamu menikah Shani " ucapan Papinya membuat Shani mengeluarkan Air matanya deras

"Kamu mau kan" ucap Tn Adhitama sedikit terbata-bata

Dengan berat hati akhirnya Shani pun menyetujui perjodohan itu "iya Pi, Shani bakal terima perjodohan itu , tapi sebelum itu papi harus janji Sama Shani , Kalau papi bakalan cepet sembuh"

"Iyaaa , Makasih Sayang" Shani memeluk erat Papinya dengan perasaannya yang campur aduk



































SalamRindu^^

Perjodohan Shani & Rafaka (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang