Seven

60 7 0
                                    

                                🛵🛵🛵🛵








Sesampainya di depan rumah sederhananya, Rafa mendorong motornya untuk di masukkan kedalam garasi miliknya

“Assalamualaikum Pak,Bu Rafa pulang” salamnya kemudian melepaskan sepatu dan menaruh tasnya di sofa

“Waalaikumussalam , Sudah pulang kamu le” ucap bapak seraya menyambut tangan Rafa yang hendak mencium tanganya

“iya pak Alhamdulillah ”

“gimana toko , Lancar?” tanya bapak seraya mendudukkan diri di sofa , Rafa pun ikut duduk di sampingnya

“alhamdulillah lancar , malahan akhir-akhir ini toko lagi rame terus pak, banyak yang pesan juga” jawab rasa tersenyum

“Alhamdulillah kalau begitu , bapak ikut senang dengernya” ucap bapak sambil mengelus pundak Rafa

“iya pak”

“yasudah kamu bersih-bersih dulu sana , terus makan, oh iya kalau kamu sudah selesai nanti bilang sama bapak, bapak mau bicara sama kamu penting le” ucap bapak menepuk pundak Rafa 3 kali kemudian berdiri melangkah menuju ke dalam kamar .

Paginya di tempat toko kue 'special cake'

Terlihat Rafa yang tengah sibuk membereskan dan merapihkan meja yang terlihat sedikit berantakan, tanganya memang sedang sibuk bekerja namun tidak dengan fikiranya yang yang tengah kosong terlihat jelas dari tatapan matanya yang seperti tengah memikul beban berat

Rafa masih mengingat jelas ucapan bapak kemarin malam Tentang dirinya yang akan di jodohkan dengan anak dari Teman lamanya

Ah ralat, bukan soal perjodohan yang menjadi masalahnya namun perasaan kekasihnya itu jika sewaktu-waktu mengetahui jika ia akan di jodohkan dengan orang lain, maka secara otomatis ia harus merelakan dan meninggalkan gadisnya yang hampir selama 2 tahun ini mengisi penuh hatinya

Ia tak bisa membayangkan sehancur apa dirinya jika semua itu akan terjadi kepadanya , ia sangat mencintai gadis dengan sejuta tingkah manisnya itu .

Ia masih mengingat betul ucapan bapak semalam yang membuat fikiranya tak fokus dan membuat hatinya yang terasa sangat gundah

Dari arah pintu terlihat Sandi yang tengah menyenggol-nyengol lengan Putra

“Apaan sii san” Tanya putra kesal

“Noh lihat noh , itu si Rafa kenapa dah, gak kayak biasanya bengong kayak gitu ,tangan sibuk berkerja eh tatapan matany kosong kayak orang kerasukan setan aja” ucap sandi tanpa disaring

Putra mengalihkan pandangannya ke depan , ucapan sandi memang benar , sepertinya sahabatnya itu tengah ada masalah yang lumayan , terlihat dari sikapnya yang sedikit ee memang berbeda dari yang biasanya

“ya udah samperin aja , takutnya ada apa-apa lagi , Lo tau kan san si Rafa gak bakalan cerita kalo belum kita paksa , yah walaupun terkadang udah kita paksa bakal menjamin kalu dia bakal cerita juga , tapi kan seenggaknya kita udah berusaha dan care sama dia” jelas putra

“gue setuju sama Lo , yaudah ayok samperin Rafanya” ajak sandi seraya berjalan masuk menghampiri Rafa yang masih saja bengong

Tiba-tiba dari arah samping Rafa merasakan seseorang menepuk bahunya

“Lo kalo lagi ada masalah cerita sama kita, jangan sumpen sendiri, iya gak put” Ucap sandi seraya merangkul bahu Rafa

“iya bener yang di omongin sandi, kalo Lo lagi ada masalah jangan sungkan cerita sama kita berdua , sebisa mungkin kita juga bakal bantuin Lo , kalau lo emang butuh bantuan dari kita ” imbuh putra

“Thanks ya bro buat kalian berdua yang selalu baik sama gue, tapi maaf mungkin untuk kali ini gue belum bisa cerita sama kalian berdua ”
Jelas Rafa dengan halus agar tidak menyinggung perasaan keduanya

“santai aja kali Fa, adakalanya juga Lo gak mau Masalah Lo ada yang tau Karna mungkin masalah Lo yang privasi itu , kita berdua ngerti kok , Lo gak usah merasa kita berdua bakal marah sama lo” ucap Putra yang membuat Rafa tersenyum

“makasih bro untuk pengertianya” ucap Rafa seraya merangkul keduanya

Rafa bersyukur Allah menghadirkan sosok sahabat seperti mereka , orang yang selalu menjadi garda terdepan kala ia merasa sedih dan sendiri

“hahah , ini kenapa jadi melow-melow gini sih suasananya, udah jangan sedih-sedih gini lah , liat nohh pesanan cake hari ini banyak banget , sampe pusing gue liat kertas-kertas pesanan di meja ” ucap sandi tiba-tiba yang membuat Rafa dan juga Putra menggelakkan tawanya

“udah lah gue mau ambil Apron kebanggan gue dulu di dalam” serunya kemudian melangkah masuk yang diikuti oleh putra di belakangnya

Rafa hanya mengangguk mengiyakan, ah ia sekarang sudah merasa jauh lebih baik dari yang sebelumnya , berkat dari kedua sahabatnya itu

Buru-buru Rafa menyelesaikan pekerjaanya yang hampir selesai itu sebelum para pembeli berdatangan

Tidak mungkin kan mereka akan menyuguhkan pemandangan  toko yang sedikit berantakan dan tidak rapi kepada para pembelinya, ia rasa itu sanggat tidak sopan










Jangan lupa ninggalin jejaknya kawan😉👍

Maap Gaje🥲

Perjodohan Shani & Rafaka (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang