Lan Jiang

143 20 0
                                    

"Fuqin!" Dua anak laki laki berlari ke arah tangan yang terbuka. Siap menerima mereka dengan pelukan hangat.

Sang Fuqin mengangkat kedua anak laki laki di setiap tangannya. Langkah kaki lain menyusul setelahnya. Sang Fuqin mengarahkan pandangannya pada asal suara langkah. Melihat kaki dengan sepatu yang melangkah ayun. Dua warna terlihat, hitam dan ungu.

Sang Fuqin dengan terbiasa, tersenyum padanya. Dua anak laki laki berteriak memanggilnya, "Baba!"

Sang Fuqin kembali tersenyum, "Jiang ch-..!"



Zewujun menekan kuat dadanya, jantungnya berdetak terasa ingin keluar. Menegak segelas air untuk menghilangkan rasa gugupnya. Semua yang berwarna ungu akan ku anggap sebagai Jiang.

Zewujun mendekati almari, lonceng perak tergantung agar mudah terlihat. 


Hingga suara ketukan pintu mengacau, "Zewujun! Zewujun!"
Zewujun yang sudah terbangun memakai jubah luarnya. Menanyakan pada murid perihal hal penting apa yang terjadi.

"Zewujun, telurnya..!"

Mendengar 'telur', Zewujun segera mengajak muridnya untuk pergi ke telur. Barulah Zewujun sadar jika, longlongan haise bisa menempuh jarak yang jauh. Semakin nyaring suara lolongan terdengar, semakin dekat Zewujun ke tempat yang ditujunya, telur.

Murid yang berjaga sudah siaga, tetua juga Lan qiren menunggu kehadiran pemimpin sekte mereka. Salah satu tetua bertanya, "Mengapa Naga Long wang tidak menampakkan diri? Bukankah ini situasi genting untuknya?"

Zewujun menggelengkan kepalanya, dengan cara sopan mengabaikan tetua juga pamannya. Zewujun segera mengambil alih dan menyalurkan energinya secara langsung pada telur. "Aku takut, kita harus memanggil Jiang zongzhu di tengah malam ini."


Sementara di Lianhua wu, baise tak henti hentinya melonglong, mengganggu sekitarnya. Jiang wanyin sendiri tengah berusaha untuk menenangkannya. Mengalihkannya dengan memberi makanan, memberikannya perhatian, membelainya, namun tak ada satupun respon. Baise masih terus melonglong.

Hingga salah satu murid Jiang datang tergesa, dibelakangnya ada murid Lan dengan tubuh menggigil dan bibirnya yang gemetar. Jiang wanyin berteriak untuk menyiapkan air hangat. Menuntunnya masuk ke tempat hangat.

"Malam selalu datang bersama angin dingin, apa ada masalah besar hingga kau terbang menggunakan pedang ke Yunmeng?"

Murin lan hanya sanggup mengangguk. Dengan tangannya yang bergetar, ia menyerahkan surat pada Jiang wanyin.
Jiang wanyin mengambil dengan berusaha tenang, ia pikir, inilah saatnya untuk membalas kebaikan dari memanfaatkan Zewujun.

Sebaliknya, Jiang wanyin tidak percaya dengan apa yang di bacanya, mendapati telur mulai retak. Memerintahkan seorang pelayan, "Panggil Jiang mondan untuk menungguku di dermaga bersama barang yang ku pinta!" Jiang wanyin beralih pada murid lan. Mengatakan terima kasih dan memintanya untuk beristirahat di Yunmeng sampai tubuhnya menghangat.

Berlari kembali menemui baise. Menangkup pipinya dan meneriakan nama haise. "Haise! Haise mengatakan sesuatu padamu, bukan? Apa benar terjadi sesuatu dengan telur lan jiang?!" Namun baise hanyalah hewan. Ia hanya bisa melonglong. Murid yang terus bersamanya ia perintahkan untuk membawa Jiang mondan ke Gusu, "Sementara aku akan menaiki baise untuk ke gusu. Aku pasti akan datang lebih cepat. Akan aku sampaikan pada penjaga gusu untuk menunggu kalian."

Jiang wanyin melompat untuk menaiki baise, seketika itu juga ia berhenti melonglong. Jiang wanyin melihat ke danaunya, tidak ada tanda - tanda akan kemunculan dari dewa dewi.

Teratai Yunmeng Jiang 2Where stories live. Discover now