Perang

876 81 10
                                    

Izinkan kegelapan memelukmu sementara.

𝗧𝗨𝗧𝗨𝗣 𝗧𝗜𝗥𝗔𝗜

"Serang!" Teriak Jakay sembari mengacungkan pedangnya ke arah langit - langit bumi.

Mendengar perintah itu pun sontak seluruh anggota yang mengikuti perang itu berlari maju untuk menyerang pasukan yang ada di depan mereka.

Suara pedang nyaring terdengar di telinga, tanda pertumpahan darah sudah di mulai.

Jakay segera berlari kepada pemimpin dari Kerajaan tersebut, Arikson namanya.

"Menyerahlah kau Jakay!" teriak Arikson dengan marah saat Jakay berhasil menggores lengannya dengan pedang

yang ia bawa.

"Tidak akan ku serahkan kemenangan kepada pria bajingan seperti mu."

Mendengar itu pun Arikson langsung mengarahkan pedangnya ke arah Jakay, dengan sigap dan tangkas Jakay pun menangkis serangan itu dengan mudah.

"Bahkan teknik perang mu sudah sangat jadul pada jaman sekarang, Arikson. Teruslah bermimpi menjunjung kemenangan, karena setelah ini kau tak akan dapat bermimpi lagi." ejek Jakay seraya menangkis segala serangan Arikson.

Jakay menendang perut Arikson, membuat Arikson merasakan sakit pada bagian perutnya. Saat melihat Arikson lengah, Jakay pun langsung mengarahkan pedangnya pada titik lemah Arikson.

Arikson pun tumbang di hadapan Jakay,

Melihat itu semua, para prajurit Arikson pun bergerak mundur saat mengetahui bahwa pemimpin mereka sudah tumbang begitu sahaja.

Lagi dan lagi Jakay kembali memenangkan peperangan ini.

Namun tiba - tiba sebuah panah mengarah pada Jakay,

"Argh!" teriak Jakay saat merasakan anak panah tersebut menancap pada kakinya.

Para kesatria dan jenderal pun seketika mencari keberadaan seseorang yang telah menancapkan anak panahnya pada kaki pangeran mereka.

Namun nihil, tak ada siapa - siapa setelah di lihat di tempat dimana arah anak panah itu berasal.

Jakay merasakan kakinya sudah mati rasa, pandangannya memburam, pasokan udara yang ia miliki sudah menipis, pada akhirnya Jakay pun jatuh pada kegelapan.

𝗧𝗨𝗧𝗨𝗣 𝗧𝗜𝗥𝗔𝗜

"Panggil tabib segera!" teriak dari seorang paruh baya tersebut, ayah Naylee.

Naylee yang melihat itu pun sontak khawatir dengan keadaan pujaan hatinya,

Ia merasa kecewa, Jakay bilang ia akan kembali dengan selamat, namun apa ini? apa ini yang di maksud dengan keadaan baik baik saja?

Setelah beberapa lama merenung, Naylee pun menghampiri tempat dimana Jakay di periksa.

Saat ia ingin membuka pintu ruangan tersebut, samar samar ia mendengar,

"Pangeran Jakay tertusuk oleh anak panah yang sudah mengandung racun, dan satu - satunya penawar adalah bunga Angelonia yang terletak pada bukit Aistrey, yang mulia. Racun ini tak bisa di biarkan berlama - lama dalam tubuh milik pangeran, penawarnya harus segera di temukan. " ucap tabib itu pada Raja dan Ratu yang memang langsung menghampiri Jakay saat mengetahui berita tentang putranya.

Mendengar itu pun Naylee segera berlari pada tempat tidur miliknya, ia mulai membongkar semua isi laci.

Ia ingat bahwa ia memiliki peta menuju bukit tersebut dengan waktu singkat,

Mata Naylee berbinar saat berhasil menemukan apa yang ia cari, ia buka sedikit benda itu untuk memastikan bahwa itu adalah peta yang ia cari.

Saat di pastikan itu adalah peta menuju bukit Aistrey, ia pun langsung bergegas untuk pergi dari istana.

Tak lupa sebelum itu ia menuliskan surat untuk ayah dan ibunya,



Ibu, ini anakmu yang paling manis, Naylee.

Ayah, ini anak mu yang paling kau kasihi, Naylee.

Ayah, ibu. Naylee izin pergi pada bukit Aistrey untuk mencari bunga Angelonia yang akan di buat sebagai penawar pangeran. Naylee akan menggunakan peta yang ayah berikan pada Naylee. Naylee berjanji akan pulang dengan selamat tanpa ada luka sedikit pun.

With love, Naylee.



Setelah menuliskan itu, Naylee pun bergegas pergi menuju bukit Aistrey tanpa satupun pengawal yang menemaninya. Bahkan sekarang tak ada satupun yang mengetahui rencananya ini.

𝗧𝗕𝗖

hehehe HALOOO, AKU BALIK NII DARI HIBERNASI SINGKAT

Tutup TiraiWhere stories live. Discover now