Bahkan beberapa kali Aster yang masih dalam posisinya terkena lemparan beberapa benda dan buih buih kaca menambahkan luka yang ia dapatkan.

Aster yang masih terduduk menetralisir kan rasa nyeri sakit nya sebelum akhirnya bangun berjalan menuju ke arah Cale.

"A-apa yang lo lakuin bodoh! " Suara Gavril saat melihat Aster berdiri mendekati Cale

"Gak usah sok sok-an jadi goblok lo" Maki Gerrell

"Rion sialan" Umpat Gerrald

"Anak sialan" Kleo menggeram marah kepada Aster.

Semua makian dan cacian mereka lemparkan pada Aster yang berjalan santai ke arah Cale.

Dan hal yang terjadi selanjutnya tidak bisa mereka abaikan, hal yang dilakukan Aster membuat semunya tercengang kaget.

Menarik kuat kerah baju Cale ke arah nya hingga tubuh keduanya menempel satu sama lain.

'Sreet

'Cup

Kedua bibir mereka bersatu. Mengecup ringan bibir seksi milik Cale hingga sang empu terdiam kaku dengan mata yang terbuka lebar menatap Aster.

Saat Aster melepaskan pangutan mereka Cale masih tercengang membuat mulutnya terbuka ingin mengatakan sesuatu, tetapi bibirnya bergetar tak tau apa yang harus ia katakan membuat Aster tidak bisa melepaskan kesempatan ini.

Mencium Cale sekali lagi dengan lidah yang masuk ke dalam mulut Cale melumat bibir dan isi dalam mulut Cale tanpa jeda.

Sejak Awal Cale tidak membalas karena akal pikirannya masih belum kembali dan berfungsi dengan sempurna.

Sebuah usapan lembut Aster berikan pada surai hitam legam milik Cale akhirnya menyadarkan kembali sang empu dari ke- terdiamannya.

Tangan yang awalnya terangkan dengan kepalanya itu seketika turun. Kaki Cale yang perlahan terasa lemas membuatnya tidak bisa lagi menompa berat badannya.

Alhasil sekarang Cale terduduk di lantai dengan Aster di hadapannya yang telah melepaskan lumatan nya.

Tiba tiba Air mata Cale menggenang dan tumpah seketika. Ia menangis, Cale menangis dengan kedua pipi serta hidung yang memerah.

Aster tertegun, Cale menarik Aster untuk duduk di pangkuannya dan memeluk erat tubuh sang pujaan hati menenggelamkan seluruh wajahnya ke dada Aster.

Tentu karena hal tersebut seragam Aster menjadi basah. Tetapi kita lihat sisi lain dimana seorang Cale menangis dihadapan Aster.

Menangis sesenggukan dan selalu mengucapkan kata maaf kepada Aster. 'Maaf aku marah' 'maaf aku hilang kendali' 'maaf aku telah melukaimu' 'maafkan aku' 'jangan tinggalkan aku'

Aster terdiam, menangkup kedua sisi wajah Cale dan menatap dalam netra tajam milik Cale.

"Kau telah berkerja keras" Kalimat yang keluar pertama kali dari mulut Aster

"Aku disisimu" kalimat yang mampu membuat Cale tenang dan emosi sebelumnya telah menguap hilang entah kemana.

'Aster... Kau...'

'Dia jadi tenang'

'Ck! Sialan'

'B-bagaimana bisa...? '

'Bajingan'

'Awas saja kau'

Batinan Inti GD dan Aldaksto melihat keduanya dengan panas dingin.

Setiap kata yang dikeluarkan dari bibir itu selalu membuat siapa saja tidak bisa melewatkan setiap kata ataupun suara yang dikeluarkan.

Jarang baginya mengeluarkan kata bahkan bersuara. Suara yang indah melantunkan bagaikan melodi yang merdu dengan nada dan intonasi lemah lembut membuat siapa saja terlena.

Cale terbelalak dengan air maa yang lagi lagi menggenang siap meluncur. Aster menatap Cale dengan tatapan sayunya. Menyatukan dahi dan hidungnya dengan Cale yang telah sepenuhnya tenang sekarang memejamkan matanya merasakan kehangatan Aster yang tersalurkan.

"Istirahatlah" Ucap Aster membuka matanya menjauhkan diri dan berdiri sebelum akhirnya Cale menahan nya dengan memeluk kaki Aster kuat.

Aster- tidak bahkan semuanya dibuat bingung dengan perilaku Cale. Sebelum suara kepala sekolah membuka suara " sebaiknya Kau dan dia segera pergi ke UKS" ucap nya

Aster mengangguk mencoba membuat Cale berdiri tetapi diringkus tidak bergerak sama sekali bahkan pelukannya mengerat.

Semua orang mencoba membangunkan Cale dan melepaskan nya dari Aster tetapi semuanya gagal.

"Anjir tu orang maunya apa sih" kesal Dario melihat adik kelasnya yang sempat menjadi monster berubah layaknya seekor singa yang tidak mau melepaskan mangsanya.

"Keras kepala" ucap Sebastian mengarah kepada Cale

"Anjing lelah gue sat" Galen yang mengucapkan kata tersebut mendapatkan tabokan sayang dari Sebastian.

Aster menghela nafas lelah menunduk merentangkan kedua tangannya kearah Cale.

"Wah wah gak mungkin kan lo" Gavril menatap Aster melotot

"Mana kuat lo anjir" ucap Gerrell meremehkan

"Maunya apa si lo Cale" geram William lelah dengan tingkah Cale

'Hap

...

"..."

"..."

"..."

Cale naik kedalam gendong koala Aster melingkarkan tangannya ke leher dan kedua kalinya di pinggang Aster.

Aster terkejut dengan tindakan mendadak tersebut sebelum akhirnya menompa tubuh Cale dengan kedua tangannya.

"R-rion... " panggilan gemetar terdengar dari mulut kepala sekolah yang menghawatirkan Aster.

"Anjing, gila" Gavril tak bisa berkata kata lagi.

"Yon jan jan lo mantan atletis ya" Galen menatap tak percaya pada pemandangan didepannya ini.

"Sebaiknya gue--" saat Luke ingin menawarkan diri melihat Aster tetapi juga panas dingin terbakar api cemburu ingin mengambil Alih Cale dari gendong Aster.

Tetapi satu tangan Aster terangkan menghentikan langkah kaki Luke yang ingin mendekatinya dan menggelengkan kepalanya.

"Lo yakin bisa? " Tanya Keandra menatap khawatir Aster.

Aster mengangkat ibu jarinya dengan gemetar kehadapan Keandra. Sedangkan Keandra menggelengkan kepalanya menghela nafas kasar.

Bisa dilihat kaki Aster gemetar menahan beban Cale yang berkali-kali lipat lebih besar dari dirinya.

Aster melangkah demi selangka keluar kantin menuju UKS dengan Cale yang masih setiap dalam gendongan Koalanya.

'Kakinya gemetaran ' Batin semua orang melihat Aster yang menghilang dari kantin





TBC

Finaly just tripple. Good nye and see you

Uncertain feeling [END S1] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang