36: after the storm [END]

Start from the beginning
                                    

Jungkook mengulas senyum sumringahnya, hingga ujung manik bulatnya yang nampak berkerut Jungkook lantas berkata, "Perfect. Saya sangat menyukai karya Jeyden. Tolong teruskan ke bagian tim game developer secepatnya."

"Baik, daepyonim," sahut para pegawainya.


***

Berbeda dengan CEO pada umumnya yang selalu lembur atapun fokus pada tablet maupun laptopnya untuk memantau pekerjaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berbeda dengan CEO pada umumnya yang selalu lembur atapun fokus pada tablet maupun laptopnya untuk memantau pekerjaan. Setiap harinya Jungkook pulang dari kantor tepat pukul 4 sore, lalu mengerahkan tugasnya kepada Jae-eon.

Alih-alih mansion pribadinya ataupun kantor, Jungkook justru lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit. Pria muda itu tidak pernah lelah menunggu keajaiban; Rochely terbangun dari tidur panjangnya.

Detik ini, di ruangan VIP, Rochely masih terbaring lemas di ranjang rumah sakit. Wajahnya nampak sangat tirus, bibirnya pucat, serta matanya cekung. Di balik dirinya yang belum juga kunjung tersadar, ada seorang gadis belia nan selalu setia menjaga dan memantaunya setiap saat.

"Putri tidur yang cantik, ayo bangun. Kita jalan-jalan ke pantai bersama papa," ucap lembut gadis yang tengah memijati kaki Rochely.

Suara siapa itu? Batin Rochely dalam keadaan maniknya yang masih terpejam.

Di balik manik hazel yang hampir terbuka dengan perlahan, Rochely dapat merasai sentuhan hangat dari jemari kecil yang membelai lembut kulitnya. Samar-samar nampak seorang gadis belia tengah berdiri di samping ranjangnya. Semakin lama, pandangan pun kian menjelas. Pemilik manik hazel itu kini mulai dapat mengerakkan jemarinya untuk menunjuk gadis itu.

"K-kau siapa?" Gumam Rochely ketika ia berhasil membuka kedua manik indahnya untuk pertama kali dalam waktu enam tahun.

Mendengar gumaman dan melihat mata hazel indah Rochely yang telah terbuka lebar, anak gadis itu sontak berlari gancang sembari terus berteriak memanggil seluruh orang.

"Perawat! Dokter! Papa! Siapapun!" Gadis kecil itu terlihat sangat menggemaskan ketika berlari keluar dari ruangan, sehingga membuat rambut hitamnya bergoyang. "Putri tidur sudah terbangun dari tidur cantiknya!"

Perawat dan dokter pun datang untuk mengecek keadaan Rochely yang tidak menyadari bahwa ia sudah tertidur dalam komanya selama 6 tahun. Baginya ini masih sama seperti bangun tidur dalam satu malam, hanya saja sekujur tubuhnya saat ini merasa luar biasa pegal.

"Kabar baik untuk nyonya Rochely. Semua hasil tesnya normal. Untuk tes lanjutannya akan dilakukan minggu depan," pungkas dokter yang menangani Rochely sejak awal.

"Terima kasih dokter..." ucap lembut nan lirih mulai mengudara dari pria yang napasnya tersengal parah akibat berlarian di lorong rumah sakit.

Pandangan Rochely memburam kala ia berusaha mengaitkan pandangannya ke arah sumber suara merdu yang ia kenal sebagai suara kesukaannya. Ia hanya dapat melihat samar-samar; sesosok pria berambut panjang itu tengah berjalan menghampirinya sembari menggendong gadis belia yang telah ia lihat sebelumnya.

AUNTYWhere stories live. Discover now