23: the best gift ever

Mulai dari awal
                                    

Sesampainya di lantai 3, Jungkook mencari-cari kamar nomor 316. Sementara mulut Rochely terus menganga saat mendapati sepanjang lorong hotel yang dipenuhi oleh cermin dari atas plafon hingga bawah lantai. Pantulan dirinya yang berjalan mengekori Jungkook pun terlihat jelas di cermin, sedikit membuatnya merasa malu.

"Ini dia kamarnya," ucap Jungkook sembari membuka kamar tersebut menggunakan kartu akses yang telah diberikan oleh pegawai resepsionis.

Dan lagi-lagi, ketika memasuki ruangan, Rochely kembali dibuat kagum. Walaupun aneka furnitur serta dekorasi kamar jauh dari kata mewah, tetapi kamar tersebut memiliki interior yang luar biasa unik dan berbeda dari hotel pada umumnya.

Rochely mendapati ranjang tertata rapi dengan kelopak mawar yang bertaburan di lantai. Wanita itu juga memperhatikan seluruh dinding kamar yang dipenuhi cermin, serta dilengkapi dengan tiang pole. Sangat cocok untuk para pasangan yang ingin merealisasikan fantasi seksualnya; sex in front of mirror. Tak elak, berbagai adegan panas dalam film biru kini mulai tercipta di kepalanya.

"Aku sengaja memilih hotel yang menyediakan kamar dengan cermin di dinding dan langit-langit dekat ranjang," jelas Jungkook sebelum pria muda itu mempersilakan Rochely untuk melihat-lihat seisi kamar tersebut.

Mirror Suites. Itu adalah tipe kamar yang dipesan oleh Jungkook. Sebuah kamar nan dikelilingi cermin pada setiap sisi dindingnya. Sehingga sejauh mata memandang, Rochely hanya dapat melihat pantulan dirinya yang nampak seperti kucing liar yang galak sebab tidak lekas mendapatkan makanannya.

Rochely lantas melipat kedua tangannya di depan dada dengan memandangi Jungkook seakan hendak menerkamnya. "Untuk apa?"

"Agar aunty dapat mengintrospeksi diri. Dengan begitu, aku yakin pandangan negatif mengenai tubuhmu itu akan menghilang."

Dagu Rochely terangkat kecil, menyeringai tipis lalu ia terkekeh merdu. Mata hazelnya pun kian memicing tajam."Bagaimana cara aku mengintropeksi diri?"

"Tentu saja dengan meraba dan menyentuh tubuhmu sendiri di depan cermin." Jungkook melangkah mundur, lalu memberi kode dengan tangannya menunjuk pada connected door yang berada di sisinya. "Aku ada di kamar sebelah jika aunty membutuhkanku."

"Apa?" Mata Rochely membulat dengan mulut yang sedikit menganga. Wanita itu tidak menyangka kalau Jungkook tidak berencana untuk tidur satu ranjang dengannya. "Kita berbeda kamar?"

"Ya. Aku meminta kamar tidur terpisah." Jungkook berusaha menekan nafsunya yang kian membuncah. Berjuang keras untuk memperlihatkan raut wajah nan santai demi melengkapi rencana yang sudah ia rancang guna merubah citra tubuh serta menggembalikan rasa kepercayaan diri Rochely.

"Haruskah?" Tanya Rochely dengan suara melemah, serta tatapannya yang berubah menjadi sendu.

Jungkook hanya mengangguk sembari mengulas senyum kelincinya yang menurut Rochely terlihat begitu menyebalkan.

Sejauh ini, Jungkook berhasil bersikap seakan tidak merasakan getaran yang dikirimkan Rochely. Baik sikap tubuh ataupun isyarat secara terang-terangan mendambanya.

Alih-alih memohon kepada Jungkook agar tetap tinggal bersamanya, Rochely memilih mengabaikannya dengan berjalan ke arah meja nakas untuk meletakkan gelang peraknya yang telah ia lepas.

"Aku pergi dulu ya," pamit pria bermarga Jeon itu sembari melambaikan tangannya sesaat sebelum pergi meninggalkan sang bibi sendirian.

AUNTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang