Gus iwan menjalan kan mobil dengan kecepatan sedang, ia tak ingin membangunkan syifa, takut kalau nanti terbangun.

Gus iwan tidak langsung membawa syifa ke Ndalem, karna ia tak mau saat waktu mengintrogasi syifa orang tuanya bakalan tau kalau mereka berdua lagi bermasalah.

Sesampainya gus iwan ternyata membawa syifa kesebuah Rumah yg lumayan besar, sepertinya rumah ini yg sudah gus iwan siapkan untuk keluarga kecilnya nanti.

Gus iwan keluar dari mobil berjalan mengitari mobil sampai disitu ia membuka pintu dan menggendong lagi syifa dan membawanya kedalam rumah itu.

Gus iwan membawa syifa kekamar yg lumayan besar, ia merebahkan syifa dikasur setelah merebahkan nya, gus iwan berjalan kelemari mengambil kaos oversize miliknya.ia memakaikan kaos itu ke syifa untuk menutupi perutnya yg buncit itu.

Setelah melakukan tugasnya, gus iwan berjalan kearah balkon dan mendudukkan dirinya disana, menikmati suasana siang ini.
tiba' ia teringat sesuatu hal, ia merogoh saku nya dan mengambil kertas itu dan membaca tulisan yg ada dikertas itu.

Setelah membaca tulisan itu, emosi gus iwan memuncak! nafasnya bergemuruh,wajahnya merah padam menahan amarah yg memuncak, bahkan vas bunga disamping nya saja ia lempar sampai pecah. membuat seseorang yg sedang tidur langsung terbangun.

"Argh, shsstt" ringis syifa merasakan kepalamya pusing.

ia menatap sekeliling dengan kening berkerut,dimana dia? pikir syifa, namun saat menatap kearah balkon ia menghembuskan nafas lega, ternyata suaminya yg membawanya kesini.

"Gus" panggil syifa pelan, karna pendengaran gus iwan tajam, ia dapat mendengar panggilan itu, ia menoleh kebelakang sebentar menatap syifa yg sedang kebingungan.

Menghembuskan nafas kasar, gus iwan berjalan menghampiri syifa."Kenapa?" tanya gus iwan dingin bahkan wajahnya sangat datar.

"Ini dimana?" tanya syifa.

"Rumah"

"Huftt, syukur deh" gumam syifa.

"syukur nggk ketauan kan?" tanya gus iwan tersenyun miring.

"Maksudnya?" tanya syifa tak paham.gus iwan mendekatkan wajahnya kewajah syifa membuat syifa refleks menahan nafasnya karna gugup sekaligus takut dengan tatapan tajam suaminya.

"Bitch" Bisik gus iwan tersenyum remeh.sedangkan syifa menatap tajam gus iwan.

Plak

Syifa menampar wajah suaminya itu sampai tertoleh kesamping."Maksudnya apa?" tanya syifa ngegas.

Bukannya marah Gus iwan malah terkekeh pelan melihat wajah syifa yg merah padam."marah artinya benar" ucap gus iwan bersedekap dada.

"Udah berapa lama?..." lagi dan lagi bukannya menjawab, gus iwan malah balik bertanya.

"Kalo ngomong jangan bertele' dong!" kesal syifa.

Okey, gus iwan melempar kertas itu tepat diwajah syifa, membuat syifa tak percaya dengan tidakan suaminya yg kurang sopan itu.namun ia memilih membuka kertas itu dan membaca isinya.

dear Mybooo

Maaf, aku nggk bisa nganter kamu pulang, aku ada urusan mendadak, kamu hati' pulangnya ya, jangan sampe dicurigai, oh ya, Thanks untuk yg tadi,jujur. kamu makin cantik...

Syifa meremas kertas itu dengan nafas yg terengah'." maksudnya apa?" tanya syifa.

"Nggk bisa baca? makanya sekolah yg bener!"ucap gus iwan santai namun menohok.

Jodoh pilihan Guru^[TAMAT]Where stories live. Discover now