[Follow sebelum baca!!]
-----
menceritakan tentang gadis remaja dan ia menyukai laki-laki yang berbeda agama dengannya
walau ia tahu mereka tak akan pernah bersatu karna dinding yang tinggi dan begitu kokoh
"gue suka sama lo"
"sorry, gue gak suka sa...
mungkin chapter ini akan pendek karna author agak sibuk jadi harus bagi waktu 🙏
satu lagi, kalo ada typo mohon di kasih tanda biara author tau makasihh♡♡
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
tokk.... tok... tokk....
"bangun woi udah siang nih!!!" teriak seseorang dari luar kamar
dan... ya, pemilik kamar masih saja memejamkan matanya karna malas sekolah
"woii!!!! monyet lu njir, tidur aja terus!!!" ucap seseorang dari luar dan pergi meninggalkan sang empu yang tengah tidur nyenyak di dalam kamar nya
"hah? ini jam berapa ya?" gumam reva saat baru saja tersadar dari godaan setan yang menyuruhnya tetap tidur
ya, seseorang yang tertidur lelap tadi bernama Jastinia orlin revandra biasa di panggil reva
tok.. tok.. tok..
"woii!! ini gue udah kesekian kalinya ya bolak balik kekamar lo karna suruhan itu singa" suara dari arah pintu dengan nada malas
"iya gue udah bangun kali, bacot banget lu" sahut reva dari dalam kamar
setelah selesai mengumpulkan nyawa reva pun pergi ke kamar mandi yang memang tersedia di dalam kamarnya
..........
tok.. tok.. tok..
suara ketukan pintu kembali terdengar saat reva sedang bersiap atau lebih tepatnya merias wajah nya sebelum pergi kesekolah
"jangan bilang lo tidur lagi njing!!!!" teriak dari luar
reva sangat kenal itu suara siapa, tentu saja itu suara adik satu-satunya yang bernama Seraya Ellina dengan nama panggilan sera atau elin
"sabar napa sih orang lagi dandan juga" sahut nya dari dalam kamar
setelah selesai berdandan reva pun turun untuk melihat apa yang sedamg di masak oleh mamanya
"baru bangun kamu?" tanya mama reva dengan tatapan tajam
"ya ampun mamah, baru bangun dari mana coba orang udah cantik gini" jawab reva santai sembari melahap sehelai roti panggang dengan selai coklat
"cepetan oi gue nanti telat" ucap sera menghapiri reva yang tengah santai makan roti sambil menonton tiktok
"jam berapa emang?" tanya reva tanpa mengalihkan pandangannya
"jam 07.45 tolol" jawab sera sembari menyodorkan ponselnya
"lah gubluk gue juga telat anjir" ucap reva sembari memakan habis rotinya yang sedari tadi ia makan dengan sedikit-sedikit
"gak tau lah gue, kalo tau bakal telat gini lebih baik gue ikut papah tadi pagi" gumam sera kesal
reva dan sera memang masih sekolah, reva sekolah menengah akhir kelas 11 IPA sedangkan sera masih sekolah dasar kelas 6 tapi, walaupun sera masih anak SD ia tetap seperti orang dewasa yang tidak pernah telat sekolah, selalu rajin sekolah, bangun pagi dan sangat berbanding terbalik dengan reva yang selalu bangun siang, malas sekolah, sering bolos sekolah pokoknya reva ini termasuk anak yang nakal di sekolah
selang beberapa saat mereka pun sampai di sekolah masing-masing dengan diantar sopir pribadi
sekolah sera lebih dekat dengan rumah jadi sera lah yang di antar terlebih dahulu, untungnya di sekolah sera gerbang di tutup pada jam pelajaran saja atau lebih tepatnya saat guru sudah masuk mengajar di kelas
sedangkan reva.....
"pak satpam nya mana anjir!!!" gumam reva prustasi karna pintu gerbang yang sudah tertutup dan terkunci rapi
"makanya jangan suka telat tolol emang" sahut seseorang dari dalam gerbang
reva tahu siapa seseorang itu, dia adalah Lucy Asteria biasa di panggi Lucy, ia sengaja berpura-pura ingin mengambil barang nya yang tertinggal diluar gerbang
memang alasan Lucy tidak masuk akal tapi pak satpam percaya karan Lucy dikenal dengan anak yang baik, sopan, dan berprestasi
ditambah lagi Lucy adalah anak yang membuat sekolah mereka menjadi terkenal
"aduh Lucy makin sayang deh sama kamu" ucap reva sembari mengedip-ngedip kan matanya kearah Lucy yang sedang membuka pintu gerbang
Lucy yang melihat itu pun langsung bergidik ngeri "berhenti lakuin itu atau lu gak jadi gue bukain" ancam nya
"eh nggak lagi" jawab reva gelagapan takut tidak jadi dibuka kan pintu gerbang
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.