Special Chapter 2

Începe de la început
                                        

Taehyung memperhatikan putra sulungnya, dia tersenyum, "Jiyeok-ah, apa kau ingin menjadi seperti Ayah?" Tanya Taehyung.

"Yang seperti apa? Apakah Ayah ketika di dalam rumah atau Ayah ketika di kantor?" Tanya Jiyeok. "Apakah iyu berbeda?" Tanya Taehyung.

"Jelas berbeda, Ayah ketika sedang di kantor akan sangat tegas cenderung tak berperasaan, sementara Ayah ketika berada di rumah sangat menempel pada Ibu, seolah dunia ini hanya milikmu dan Ibu saja. Jadi, Ayah ingin aku menjadi dirimu yang mana?" Tanya Jiyeok.

Taehyung terdiam sesaat. "Apakah aku seperti itu?" Gumamnya.

"Dibandingkan menjadi pengusaha, aku memilih untuk menjadi jaksa atau pengacara, aku ingin membantu orang yang lebih lemah, aku lebih tertarik mengubah hukum di negara ini, meskipun memang jalan yang aku pilih ini sulit, tapi setidaknya orang lemah tidak di diskriminasi,"

Taehyung dan Jisoo saling memandang satu sama lain. Jisoo menghampiri Jiyeok seraya tersenyum. "Jiyeok-ah, apa ada alasan lain kenapa kau berpikir seperti itu?" Tanya Jisoo.

"Ibu, banyak orang munafik di dunia ini, tapi sedikit dari mereka yang menyadari bahwa mereka munafik, aku tidak mau menjadi salah satu dari mereka, aku akan melakukan apa yang memang aku inginkan, Ibu akan mendukungku bukan?"

Jisoo kembali tersenyum menatap Jiyeok, "Tentu saja, Ibu akan menjadi pendukung pertamamu," jawab Jisoo sambil mengelus lembut kepala Jiyeok, membuat Jiyeok tersenyum, "Terima Kasih, Ibu, ketika aku berhasil menjadi pengacara, aku akan menjadi pengacara pribadimu, aku juga tak akan meminta tarif padamu,"

Jisoo tertawa mendengar itu. "Bagaimana dengan Ayahmu ini?" Tanya Taehyung sambil menghampiri istri dan putranya.

"Apa yang aku dapatkan jika aku membantu Ayah?" Tanya Jiyeok. Taehyung membelalakan matanya, tapi tak lama dia tersenyum, "Apa kau sedang berusaha bernegosiasi dengan ayahmu sendiri?" Tanya Taehyung.

"Tentu saja, meskipun kau Ayahku tapi hidupmu hanya dipenuhi istrimu dan pekerjaanmu, jadi aku hanya dirawat oleh Ibuku," jawab Jiyeok sambil masih mengerjakan tugas rumahnya.

Taehyung menghela napasnya, "Baiklah, aku akan ada di sisimu, aku akan memperbesar perusahaanku dan setelah itu perusahaanku akan menyokongmu dan membantumu dalam segala urusanmu, Bagaimana?" Tawar Taehyung.

Jiyeok menyimpan pensilnya lalu menatap Ayahmya sambil tersenyum, "penawaran yang bagus, aku menyukainya, saat aku sudah menjadi jaksa atau pengacara, aku akan selalu mendukung perusahaanmu, jika perusahaanmu ini masih memiliki visi dan misi yang bermanfaat bagi semua orang,"

Taehyung tersenyum. Tak lama sekretaris Choi datang sambil membawa teh ke ruangan Taehyung.

"Sekretaris Choi, terima kasih," ucap Taehyung. "Terima kasih, sekretaris Choi," ucap Jisoo. "Terima kasih sudah membawakan tehnya, Sekretaris Choi, Ayahku tidak sering menyuruhmu kan?" Tanya Jiyeok yang membuat Sekretaris Choi sedikit terkejut.

"Tentu saja tidak, dia selalu mengapresiasi para pegawai yang kompeten dan pekerja keras, dan itu membuat pegawai yang lain juga menjadi semakin semangat bekerja," jawab Sekretaris Choi seraya tersenyum

Jiyeok tersenyum, "Jika dia menekan pegawainya tolong beritahu aku, terima kasih informasinya, Sekretaris Choi," ucapnya.

Sekretaris Choi tersenyum dan mengangguk, "Kalau begitu aku permisi," pamit Sekretaris Choi. Taehyung dan Jisoo mengangguk dan Tersenyum.

Jiyeok juga tersenyum lalu melanjutkan mengerjakan tugas rumahnya.

"Yeobo, apakah putra-putra kita memiliki pemikiran yang terlalu kritis? Teoji ingin menjadi pengusaha, Taejoon ingin menjadi seorang detektif, lalu sekarang Jiyeok ingin menjadi jaksa atau pengacara?" Bisik Taehyung pada Jisoo.

Jisoo tersenyum, "Bukankah itu hal yang bagus?" Tanya Jisoo. "Iya, tapi ... Mereka terlalu dewasa di usianya yang seharusnya masih bermain dengan teman-temannya," keluh Taehyung.

"Yeobo, cara pandang dan berpikur mereka memang lebih dewasa dari usia mereka, tapi mereka juga masih anak-anak, mereka sering pergi bermain dengan teman-teman mereka, kau tenang saja,"

"Benarkah?"

Jisoo mengangguk, "Kemarin, setelah pulang les mereka banyak menceritakan kegiatan mereka hari itu padaku, dan mereka juga memperlihatkan teman-teman baik mereka, mereka bilang agar aku bisa menyapa teman-teman mereka jika berpapasan di jalan,"

Taehyung menghela napasnya lega, "Syukurlah, aku harap putri-putri kita bisa memiliki cita-cita yang tidak mengejutkanku,"

"Ah, ngomong-ngomong soal Jiwoo dan Jia, mereka ada di rumah, aku harua pulang cepat," ucap Jisoo. "Tidak bisakah kau tinggal sedikit lebih lama? Aku akan menghubungi Taera untuk menjaga mereka," ucap Taehyung sambil memeluk Jisoo.

Jiyeok menghela napasnya, "Aku akan pulang, aku akan menjaga mereka berdua, kalian lanjutkan saja," ucap Jiyeok sambil membereskan buku dan tempat pensilnya.

"Tidak, Ibu akan pulang ju-"

"Ibu, lihatlah suamimu itu, wajahnya sangat memprihatinkan, lagi pula aku tak mau menjadi penghalang dan mengganggu kalian berdua, aku akan pulang dengan taxi," potong Jiyeok.

"Jiyeok-ah, Ayah akan memberikan uang saku lebih untukmu besok," ucap Taehyung dengan wajah leganya.

Jiyeok tersenyum, "Jika untuk menyuap aku tidak akan menerimanya, tapi jika itu uang apresiasi karena aku sudah pengertian padamu tolong berikan saja pada Jiwoo dan Jia, aku pulang, nikmatilah waktu kalian berdua," pamit Jiyeok lalu berjalan keluar dari ruangan Taehyung.

Taehyung tersenyum senang, "Pulang nanti aku akan membelikan makanan kesukaan anak-anak," ucap Taehyung lalu mengecupi wajah daneher Jisoo.

"Ah, kau mulai lagi," kesal Jisoo. Sedangkan Taehyung hanya tertawa gemas.

.

.

.

Jangan lupa vote dan komen yaa ...
Dana : 083116782179
Oh iya kalo ada yang mau ngasih aku traktiran boleh bangett hehe, seikhlasnya aja juga gpp buat bantu aku beli kuota dan biar makin semangat nulis ceritanyaa😔🙏🏻 ... Makasih banyak yaaa udah baca dan dukung cerita akuu🥺🤗

Unconditional Love | VSOO | ENDUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum